0'37 - SuA

140K 8.8K 958
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!

Asher duduk disofa ruang tamu setelah menaruh tas kecil hitam disebelahnya, ia juga membawa sepatu basket. Jari-jari pemuda itu masih setia berselancar diatas layar ponsel, ngapain lagi kalau bukan ngabarin Sabila.

bilaaa
iya terserah kak
sabila ga tau bisa gak
nanti yaa

kamu terserah2
nanti aku didiemin
aku ga mau

bilaaa
engga kakakk
mommy aja bolehin masa sabila masih larang
jangan lupa banyak minum, nanti kalo sabila jd kesana sabila bawain minum ya
udah sabila mau beres2 kamar dulu

Asher segera memasang sepatunya, hari ini ia akan latihan untuk sabtu nanti, sekalian disekolah acara pendaftaran turnamen untuk sekolah lain, mungkin disekolah nanti akan ramai.

Pemuda itu juga sedikit khawatir karena Sabila sedang sakit, kata gadis itu badannya rasa-rasa tidak enak namun tidak pusing atau panas, Sabila bilang sepertinya akan batuk saja.

Selesai memasang sepatu Asher menemui Sifa untuk pamit, dan berlalu lagi keluar rumah, mobil Mercedes Benz SL 63 AMG berwarna hitam mengkilap itu sudah siap dipakai. Asher pikir membawa mobil kecil itu saja, karena mommynya melarang membawa motor.

Kecil? Mobil kecil? Iya kecil, harganya sher selangit!

Setelah duduk nyaman didalam mobil Asher mulai menjalankan mobil tersebut dengan santai, sebenarnya ia membawa cemilan dari rumah, ada didalam tas disiapkan oleh mommynya, tapi ia berencana akan makan bersama Sabila jika gadisnya itu datang kesekolah hari ini.

S

ampai disekolah ternyata tebakan Asher tidak meleset, parkiran sekolah sudah penuh terpaksa ia masuk langsung kelapangan, sedangkan dilapangan semua orang minggir saat mobil Asher melintas, tidak perlu repot-repot menekan klakson karena pemuda itu sedikit menggeber-geber kan knalpot mobil yang berisik.

Bagas geleng kepala melihat tingkah Asher. "Ada aja tuh anak, berat banget kayaknya kalo teken klakson." Jordan yang ada disamping Bagas terkekeh sambil memantulkan bola basket.

Alex mendekati mobil Asher dan mengetuk kaca mobil tersebut. "Bro gue tau nih sekolah punya bapak lo, minggir lah mau latihan ini yakali mobil tengah-tengah begini." Asher terkekeh dan membuka pintu mobil.

Ia turun dengan pesona yang membuat kaum hawa menjerit histeris, rambut hitam nan lebat itu jatuh berkibas bersama hembusan angin, kaca mata hitam bertengger manis dihidung lancipnya. Bibir tipis namun merah itu tersungging sedikit menciptakan seperti sebuah senyuman smirk.

Tas hitam kecil tergantung dipundak lebar yang sangat pelukable itu. Asher mengibaskan rambutnya menggunakan tangan, "Nanti gue mau ketemu Fikret sebentar."

Asher melangkah gontai menuju ruang kepala sekolah.

"Sumpah itu Asher?! Gilak ganteng banget."

"Gue udah 3 kali liat Asher secara langsung, biasanya kalo gak dari tv ya sosmed."

"Sumpah sumpahh bapaknya ganteng anaknya apa lagi!"

"Ceweknya itu beneran ya adek si Lara?"

"Sepadan kok, 11 12 keluarga mereka."

Perhatian semua orang lagi-lagi teralih kearah koridor kelas dimana ada 2 siswa cantik yang sedang tarik-tarikan. Suara keduanya sangat keras mengundang semua mata melihat kearah mereka.

Sabila untuk AsherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang