0'41 - SuA

110K 7.5K 539
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!

Sabila berbaring dengan posisi miring menatapi tirai gorden putih itu. Ia baru saja bangun dari tidur, melirik jam menunjukkan pukul 5 lewat.

Gadis itu beranjak dan membereskan tempat tidur, wajahnya sayu namun tetap cantik dan ayu.

Sabila menghampiri lemari baju dan memilih baju yang akan ia gunakan pagi ini, mengingat Asher menjanjikan akan membawanya kepantai didepan sana. Mendengar suara ombaknya saja Sabila sudah merasa sangat senang.

Gadis itu memilih gaun tipis berwarna army, lengannya panjang sampai menutupi siku Sabila, cocok untuk mantai dipagi hari.

Sabila memutuskan untuk langsung mandi, sedangkan dikamar sebelah, pemuda yang tertidur tanpa atasan itu masih mendengkur halus. Selimut tebal putih itu sudah melorot mempertontonkan perut kotak-kotaknya.

Asher mengerjabkan matanya, pemuda itu memeluk guling dan menatap kesamping dimana langsung menunjukkan gorden putih lebar itu. Ia masih mengantuk tapi harus bangkit karena sudah berjanji dengan kekasih mungilnya.

Asher bergadang hingga tidur pukul 3 pagi, itu karena ia bermain game bersama teman-teman kang seupay nya. Alex heboh merecokinya, orang satu itu tidak bisa melihat orang santai sebentar saja.

Beres membersihkan diri Asher bersiap untuk keluar kamar, pintu kamar yang bersebelahan itu terbuka secara bersamaan. Asher melihat Sabila keluar dengan senyum manis khas gadis itu, "Selamat pagi." Sapa Sabila pada Asher.

Asher tersenyum dan mencium dahi Sabila. "Kita kepantai dulu atau sarapan dulu?" Tanya Asher.

Keduanya berjalan menyusuri lorong kamar mereka. "Kepantai dulu, Sabila mau liat matahari terbit." Kata Sabila sembari mendongak untuk menatap Asher.

Asher mengiyakan sambil sesekali mencium pucuk kepala Sabila yang berbau sampo stroberi kesukaannya. Mereka keluar menuju pantai, kaki Sabila tidak dilapisi apapun sedangkan Asher menggunakan sendal berwarna hitam.

"Pake sendal sayang, nanti kamu keinjek sesuatu." Ucap Asher, ia menatapi kaki Sabila yang sudah bersentuhan dengan pasir.

Gadis itu menggeleng tanda menolak. "Sabila yakin gak ada apa apa kak, keliatan bersih." Katanya sambil melihat keselilingnya.

Memang benar yang dikatakan Sabila, tapi ya Asher antisipasi saja takut kaki Sabila terluka.

"Iyaaa, hati-hati jalannya." Sabila langsung berjalan sedikit cepat sampai-sampai tangan Asher yang memeluk pinggangnya terlepas.

Gadis itu merentangkan tangan, merasakan hemburan angin kencang yang menyapa tubuhnya, rambut Sabila yang terurai berterbangan indah. Dinginnya air laut mengelilingi kedua kaki Sabila.

Asher menatap Sabila dari samping, melihat wajah gadisnya terpejam sangat cantik.

"Apa kita bisa kesini lagi nanti kak?" Tanya Sabila, ia berdiri menghadap Asher.

Asher mengangguk. "Bisa." Jawabnya mantap.

Senyum Sabila mengembang, memeluk tubuh Asher erat. "Terima kasih Asher."

.

.

.

Sabila untuk AsherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang