0'20 - SuA

187K 11.7K 818
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!




Seminggu sudah berada dirumah sakit, hari ini Sabila pulang. Bukan kerumah Sifa dan Arga lagi melainkan pulang kerumah Marina dan Varen, orang tua kandungnya. Antara sedih dan bahagia menjadi satu Sabila kadang masih tak percaya.

Ia menatap sekeliling kamar barunya, warnanya identik sekali dengan kamar yang ada dirumah Sifa, tempat barangnya saja yang berbeda dan bentuk barang. Sabila tersenyum melihat sebuah foto besar ditembok tepat diatas tempat tidur, berisikan bayi yaitu dirinya sendiri.

Melihat foto itu Sabila jadi teringat Asher, tempat foto yang tertempel di tembok itu persis seperti Sifa dan Arga memajang kan foto pemuda itu dikamar pemuda itu sendiri.

Asher si pemuda cool banget itu jarang menampakkan batang hidungnya. Selama Sabila berada dirumah sakit semenjak kejadian acara jijik-jijikan itu Asher jadi jarang menjenguk nya. Ia hanya datang sebentar, duduk disofa bermain ponsel, lalu pergi. Seperti itu terus, Sabila jadi sedih.

Berhubung ini sudah siang dan hari ini Lara pulang sekolah akan dijemput, Sabila ingin iku sopir untuk menjemput kakaknya itu. Kepalanya masih diperban karena belum begitu kering.

Cuaca sedang panas maka Sabila menggunakan baju sedikit terbuka, ia segera turun ketika melihat jam diponselnya sudah hampir menunjukkan pukul 1 lewat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca sedang panas maka Sabila menggunakan baju sedikit terbuka, ia segera turun ketika melihat jam diponselnya sudah hampir menunjukkan pukul 1 lewat.

"Sabila."

Langkah gadis itu berhenti ketika Marina memanggil, ia tersenyum manis.

"Mama Sabila mau ikut jemput kak Lara." Ucap gadis itu sambil berjalan menghampiri Marina.

Marina menaruh majalah nya diatas meja. "Baru pulang dari rumah sakit, masa langsung jalan-jalan sayang. Istirahat dulu,"

Sabila menyatukan tangannya didepan dada seperti memohon. "Janji Sabila gak cape-cape ma, yaa...pliss."

Marina yang melihat itu luluh, ia tersenyum. Langsung pulang ya, ia mengecup dahi Sabila dan dibalas Sabila dengan mencium pipi kanan Marina.

"Okei!" Gadis itu memberi hormat sebelum keluar dari rumah.

Mobil tesla berwarna putih itu melaju keluar dari pekarangan rumah menuju Dominic's school. Sepanjang jalan Sabila menatap kaca mobil menampakkan kendaraan lain yang berlalu lalang.

Tak lama mereka sampai, halaman sekolah masih sepi. Ternyata belum bel pulang sekolah. "Bapak, Sabila tunggu diluar ya. Sabila mau beli roti itu," Tunjuk gadis itu pada penjual roti semacam bapao didepan gerbang sekolah.

Sabila untuk AsherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang