Irene melangkah cepat sambil terus memperhatikan, hingga mereka berhenti di bagian Baby and Kids. Matanya mulai menyoroti seperti alat pendeteksi barcode.
Pencariannya terhenti ketika netranya menangkap sesuatu di slot mainan anak-anak. Mereka mendekat, mencoba memastikan.
"Yerim-ah~ lihat ini!" Panggilnya dengan semangat membuat Yerim juga semangat menoleh, "Wa.. tulunin Eyim!"
Yerim tak sabar ingin menyentuh benda itu dengan jumlah yang lebih dari lima. Ditambah banyak mainan lain juga disana
Irene menurunkan Yerim dan mengambil tempat disampingnya. Ia berjongkok sambil menunggu Yerim memilih bebeknya.
"Ambil sepuluh ya!"
Yerim mulai memilih bebek-bebek satu persatu. Ia dibuat bingung karena tidak tahu harus meletakkan bebeknya dimana
"Miss Ayin~ ini talo mana?"
"Berikan pada Miss Irene!"
Ucapnya seraya membuka kedua telapak tangan. Yerim kembali memperhatikan bebeknya,"Catu-"
Irene tidak langsung menerima bebek yang diberikan Yerim. Ia malah mengembalikan bebek itu ke hadapan anaknya.
"Yerim tidak mau memeriksa dulu kalau bebek nya tidak berbunyi?"
Yerim mematung melihat Irene, ia tidak mengerti apa yang Irene maksud. Bahasanya terlalu baku untuk anak kecil. Tapi sejurus kemudian
ngik ngik..!
Yerim terkesiap karena Irene memencet bebek baru tepat dihadapan Yerim. Tapi yang memencet malah terkekeh tanpa merasa bersalah,
"Lakukan seperti itu setelah menghitung ya, arrachi?"
"Alaa~" Yerim mengerti, ia kembali mengambil bebek yang kedua.
"Dua-"
ngik ngik..!
"Aaa—kenapa memencet nya di depan wajahku?" Kini malah Irene yang terkejut,
Yerim terkikik melihat wajah terkejut Irene yang separuhnya tertutup masker, tapi tetap lucu. Melihat itu, Irene memicingkan matanya seolah sedang marah pada Yerim
"kamu mau balas dendam, heum?"
Yerim menggeleng, karena memang niatnya tidak seperti itu, lagipula dia tidak tahu apa itu balas dendam.
"Eyim ikutin miss ayin hehe~"
"Astaga, kamu salah paham lagi Baby~"
Ucapnya seraya menggelitik pinggang Yerim dengan jari-jarinya, lupa kalau mereka tidak sedang di rumah.
"ehehe~ geyi!!!"
Yerim merasa geli sambil menggeser tubuhnya menghindari kelitikan jari letik ibunya. Tanpa tahu di belakang ada anak seusianya juga yang sedang memilih mainan.
deg!
"Aaw!" anak laki-laki itu mengusap bahunya yang tersenggol, membuat Yerim menoleh dan melihatnya yang kebetulan tidak memakai masker.
"Makkeu?"
"Ya, are you... Yerimie?" Anak itu malah balik menerka. Yerim mengangguk dengan matanya yang menampilkan eye smile. Ia sedang tersenyum,
"Woah, nice to meet you!"
Mark teramat senang lalu menyodorkan kepalan tangan nya, Dan Tos! dua kepalan mungil itu beradu dengan malu-malu si anak perempuan menjawab,
"Nais tu mit yutu hehe~"
Sesaat mereka melupakan orang dewasa yang kepanasan di belakang Yerim. Begitulah kalau mereka bertemu, mengobrol mengabaikan sekitarnya. Sampai suara deheman harus mengalihkan fokus mereka,
KAMU SEDANG MEMBACA
i'mma tell you » ONE TIME
Fanfiction🌸 YERENE🌸 "Miss Ayin~" "Aku ini orang tuamu, panggil dengan benar!" "Tapi Miss Ayin cuka dipanggil itu?" "Aku tidak suka, kalau kamu yang memanggilnya. "