Masih di atas kasur, Yerim tenang menonton film kartun kesukaannya. Dari bangun tidur hingga saat ini, dia masih terus menatap layar pipih itu. Padahal di belakangnya ada ma-can yang asik mengusap punggungnya.
Sebenarnya random juga si Irene,
suka kok sama punggung bayi?
Ah tapi semua tentang Yerim, Irene suka!Karena sudah mulai rindu dengan wajah anaknya akhirnya Irene bersuara,
"Serius banget sih nontonnya, sampai lupa dengan yang di belakang?"Yerim yang sedang peka berbalik membuat Irene tersenyum, memang itu yang ia mau.
"oh miss ayin nda iatan ya?" Dengan mudahnya Yerim menggeser posisi duduknya hingga televisi itu terlihat.Irene langsung merengut sebal,
"Bukan begitu maksudnya, Baby!""Kamu tidak bosan apa nonton televisi terus? sudah hampir satu jam loh!" Protes Irene, walaupun Yerim santai-santai saja.
"Kan disuluh tunggu Imo? yaudah Eyim tungguin~"
"Iya, tapikan tidak harus menonton televisi terus, Yerimiese..." Rengekannya seperti seumuran Yerim.
Itu membuat Yerim terkekeh.
"Miss Ayin kaya anak ncil.."Dibilang begitu, Irene malah beride menirukan gaya Yerim yang sering menggembungkan pipi dan menyilangkan tangan di depan dada ketika merajuk.
"Biar saja seperti anak kecil, biar Yerim mau main sama aku!"
Yerim langsung memberinya tatapan aneh disertai kikikan geli, "Miss Ayin jangan gitu~"
Irene menahan untuk tidak mencium Yerim, Ia tidak mau usahanya gagal jadi meneruskan aktingnya
"Jangan gitu gimana, Yerimiese? boleh nda, aku jadi temanmu?"
Bukannya menjawab Yerim semakin terkikik karena kedipan manja Irene. Bahkan daging pipinya bergejolak karena tawanya sendiri.
Tahan Irene tahan, sedikit lagi..
"Ih Yerimiese aku nanya loh, jawab dong!" Tawa Yerim mulai mereda dan berganti kekehan lagi.
"Yerimiese, Jawab dulu ih! Yaudah kalau kamu nda jawab, kita temenan ya!"
"Annyeong chinguya~" Ucapnya riang sampai menggenggam tangan Yerim dan memainkannya.
Kok ada temenan maksa?
Reaksi yang diberikan Yerim malah tidak terduga, dia mencondongkan tubuhnya.
ke hadapan Irene. Irene yakin pasti Ia akan mendapat ciuman, jadi ia memejamkan matanya sambil cengar-cengir tidak jelas.Berhasil juga aktingku!
.
.
."Miss ayin ngantuk?"
Mendengar pertanyaan sang anak, Irene kembali membuka matanya. Terlihat Yerim yang menatapnya seperti orang bingung.
"Kok malah nanya, kamu nggak jadi cium?"
Yerim terkikik sambil menutup mulutnya, "Nda~ kan tadi udah moning kis!"
Irene menaikkan sebelah alisnya, "Bukannya tadi, kamu mau cium Miss Ayin?"
Yerim menggeleng dengan cengiran khasnya, "Nda, Eyim mau iatin Miss Ayin aja..."
Irene semakin tidak percaya, jelas-jelas tadi Yerim sudah mencondongkan tubuhnya.
"Jinjja? Kamu tidak bohong kan?"
"Nda~ Eyim bilang nda ya nda!"
"Bohong, baby bohong!" Bantahnya masih tidak terima karena rencananya gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'mma tell you » ONE TIME
Fanfic🌸 YERENE🌸 "Miss Ayin~" "Aku ini orang tuamu, panggil dengan benar!" "Tapi Miss Ayin cuka dipanggil itu?" "Aku tidak suka, kalau kamu yang memanggilnya. "