🌸8🌸

1.3K 154 14
                                    

Bandara Jeju, Korea Selatan.

Irene sedang bersiap untuk kembali ke Seoul setelah dua hari satu malam menginap di hotel daerah pulau Jeju. Ia baru saja memantau perkembangan bisnisnya  ditemani Jennie dan beberapa karyawan yang baru direkrut untuk bisnis tersebut.

Bisnis ini disiapkan Irene untuk masa depan Yerim, bisa dibilang investasi. Tidak ada yang tahu tentang hal ini selain beberapa orang tersebut. Sedangkan dua hari sebelumnya, Irene menginap di apartemen Jennie. Ia juga terpaksa melakukan itu karena setelah makan malam, Irene mabuk berat dalam keadaan kacau.

Jennie menepuk pelan bahu Irene yang sedang asik menonton, Irene langsung melepas Earphone yang menyumbat telinganya. "Habis ini. Unnie masih menginap di apartemenku atau pulang ke rumah?"

"Bukan keduanya Jen, Aku langsung ke kantor."

Jennie terkejut "Kamu serius tidak merasa lelah?"

Irene menggeleng dan tersenyum,
"Aku bertanggung jawab juga di ASM."

"Astaga, tapi nggak seperti itu juga, Yerim pasti kangen sama Unnie.."

Irene menghela napasnya pasrah.
"Anak kecil tahu apa soal rindu? Lagipula aku belum bisa bertemu dengannya Jen."
Ia takut tersulut emosi dan kembali membuat Yerim menangis karena suasana hatinya belum membaik.

"Kapan sih Unnie nggak sibuk? dasar workaholic."

Irene hanya tersenyum getir menanggapinya.

"Nanti setelah dari kantor Aku akan langsung kembali ke rumah, nggak  ke apartemen kamu lagi."

"Loh? nggak apa-apa kembali ke apartemenku juga! Tapi masa Unnie nggak kangen sama anak?"

"Kangen, tapi hubungan kita kan lagi kurang baik."

"Terserah deh, asal jangan nangis aja kalo Si Yerim akan melupakanmu.."


🏠

Yerim sudah tahu kalau Irene akan datang hari ini dari Sooyoung. Jadi dia bangun lebih pagi, bahkan dia juga yang membangunkan Sooyung dari hibernasi nya.  Tentu Sooyoung tidak buru-buru bangun dan melamun dulu. Sambil mengumpulkan kesadarannya ia mengeramasi Yerim, mereka mandi bersama. Kalau Irene tahu pasti cemburu.

Yerim sudah tidak nafsu makan sejak dua hari lalu. Satu karena merindukan Ibunya, dua karena masakan Sooyung memang tidak enak. Jadi setelah mandi ia hanya menunggu Sooyoung sambil menonton TV di ruang tamu.

Kurang lebih satu jam, akhirnya Sooyoung selesai berdandan. Yerim yang hampir tertidur pun kembali segar dan mereka bersiap pergi ke bandara, dimana pesawat yang membawa Irene akan mendarat di sana.  Karena Yerim tidak sabar, ia meminta Sooyung untuk menambah kecepatan mobilnya.

Bukannya takut, anak itu malah senang karena Sooyoung membuka bagian atas mobilnya sehingga rambut Yerim berterbangan terkena angin. Dasar anak kecil, hidupnya sering angin.

Akhirnya mereka sampai lebih cepat dari waktu perkiraan. Dan sekarang tengah duduk di tempat menunggu para penumpang yang datang. Kepala mereka menoleh kesana kemari mencari orang yang mereka sayangi itu.

Karena Sooyoung hanya tahu bandara tempat pesawat yang ditumpangi Irene akan mendarat tanpa tahu pukul berapa kedatangannya. Jadilah mereka berangkat lebih pagi.

"Aih...sepertinya kita terlalu cepat sampai." Sooyoung menyadari misinya mencegat untuk memaksa Irene pulang akan gagal.

"Emang cawatnya masih jauh Imo?"

"Mana aku tahu, yang pasti Unnie akan sampai di bandara ini!"

"Kenapa Imo nda tepon?"

"Kamu lupa? katanya mau surpirse gimana sih? Lagipula kalau sedang dalam pesawat seseorang tidak boleh menerima telepon."

i'mma tell you » ONE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang