🌸1🌸

2.3K 164 9
                                    

Malam itu Irene pulang lebih larut dari biasanya, tak lupa membawa beberapa berkas yang akan diperiksanya ulang di rumah. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi Irene bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Ia melangkah dengan perlahan supaya tidak membuat kebisingan bahkan sampai melepas heels yang dikenakannya.

Namun naluri Sooyoung terlalu kuat untuk menguping langkah kaki kakaknya yang sedang menuju kamar. Oleh karena itu, ia juga mengendap-endap dan...

Dorr!!

"Aaaa!!! Kamjagiyaa!"

dengan usilnya Dia mengejutkan Irene dari arah berlawanan, membuat Irene berteriak dan Sooyoung yang orangnya mudah terkejut jadi ikut terkejut karena teriakan Irene.

"Yaa Bae Sooyoung! tidak usah mengagetkanku kalau kamu juga kagetan!" Mata Irene memicing menatap tubuh bongsor adiknya yang sekarang wajahnya sangat ekspresif dengan kedua tangan menyentuh dadanya yang naik turun.

"Yaa Unnie! salah kamu, kenapa berteriak sekencang ituh?!"

"Ck, obrolan macam apa ini?! minggir aku mau ke kamar!"

Dengan kekuatan supernya Irene menggeser tubuh Sooyoung yang sejak tadi memblokir akses jalannya. Sooyoung yang masih lemas langsung menubruk tembok.

"Aakh! Unnie aku belum selesai bicara!"

Dia mengusap-usap sikunya yang kemerahan sambil misuh-misuh karena Irene tidak memperdulikannya. Akhirnya dengan brutal dia mengetuk-ngetuk pintu kamar Irene persis seperti penagih hutang. Irene membuang nafasnya kasar dan membuka kembali pintu yang baru dikuncinya.

"Berhenti bertingkah kekanakan, kembali ke kamarmu!" Sooyoung menahan pintu yang akan ditutup kembali oleh Irene.

"Siapa yang kekanakan? aku ingin bicara denganmu, penting!" Irene tidak langsung mengiyakan, ia menelisik wajah adiknya untuk memastikan.

"Yasudah masuk, tapi sebentar saja. Aku belum bersih-bersih!"

Sooyoung pun segera masuk dan duduk di sisi ranjang memperhatikan Irene yang sibuk menaruh berkas-berkas yang dibawanya di meja belajar. Merasa diperhatikan, akhirnya Irene membalikkan tubuhnya menghadap Sooyoung.

"Aku tidak menyuruhmu masuk untuk memperhatikanku, cepat katakan apa yang mau kamu bicarakan?"

"Ah.. itu aku ingin memastikan chat yang Unnie kirim tadi siang."

"Chat tadi siang? oh, apa esok kamu kuliah pagi? kalau begitu biar aku yang-"

Belum sempat Irene menyelesaikan ucapannya, Sooyoung menyela "Tidak, bukan tentang aku. Ini tentang Yerim, apa dia betul-betul harus sekolah? karena menurutku dia masih terlalu kecil, usianya baru tiga tahun, barangkali Unnie lupa."

Irene menautkan alisnya mendengar penuturan Sooyoung "Tentu aku ingat! Justru karena usianya baru tiga tahun, harus cepat disekolah kan supaya tidak keasikan main dan tidak mau sekolah seperti kamu dulu!"

Sooyoung bangkit dari duduknya "Jadi kau menyamakan Uri Yerim denganku? kami jelas berbeda! dulu aku kelebihan kasih sayang makanya jadi seperti itu!"

"Lalu apa bedanya dengan Yerim? Sudahlah kamu tinggal antar dia besok pagi nanti aku yang akan menjemputnya. Tidak perlu membantah, yang mau sekolah Yerim kenapa kamu yang repot membantah?"

Sooyoung tetap tidak terima dan memegang kedua bahu Irene "Tapi Unnie, aku begini karena peduli dengan keponakanku!"

"Terus kamu pikir, aku mendaftarkannya sekolah karena apa? tentu karena aku peduli. Sebagai ibunya aku ingin yang terbaik untuknya!"

Irene melepas kedua tangan Joy dari bahunya dengan kasar dan berjalan ke kamar mandi meninggalkan Sooyoung yang masih kesal.

"Kamu lupa aku tidak suka dibantah Bae Sooyoung! Jika tidak ada yang penting lagi kembalilah ke kamarmu!"

"Obati lenganmu sebelum memarnya makin parah!" Setelah mengatakannya, Irene menutup pintu kamar mandi tanpa memperdulikan Sooyoung yang kebingungan sambil memperhatikan lengannya yang persis seperti kata Irene, memar.

"Dasar aneh, sok cuek sebenarnya peduli. Apa Unnie begitu juga pada Yerim?"

"Ah molla, aku harus kembali ke kamar sebelum Yerim bangun dan menangis!"

Di kamar mandi, Irene mendengar suara pintu yang ditutup. Itu artinya Sooyoung baru saja keluar. Buru-buru ia putar kran shower yang paling full hingga membuat tubuhnya yang masih berbalut kemeja basah kuyup seketika. Ia sengaja melakukannya, supaya tidak ada yang tahu kalau dia sedang menangis pilu di bawahnya.

Bae Joohyun atau yang kini mengubah nama panggilan nya menjadi Irene adalah seorang aktris ternama korea yang menikah dengan pengusaha Indonesia yang memiliki perusahaan di Seoul.

Semenjak menikah Irene mulai mengurangi aktivitasnya sebagai selebriti. Hidupnya hampir sempurna ketika yang mereka nantikan selama tiga tahun pernikahan terwujud, yaitu malaikat kecil dalam perut Irene.

Namun tuhan berkata lain, suaminya meninggal bahkan sebelum melihat malaikat kecil mereka. Tuhan maha adil dan tepat saat suaminya dinyatakan meninggal lahirlah Yerimiese, little princess Maharga.

Tak sedikit yang mengira Irene terlalu ambisius dan gila materi karena menggantikan jabatan suaminya sebagai CEO tanpa menerima latar belakang Irene yang juga lulusan Manajemen Bisnis Universitas Kyunghee.

Tidak ada yang benar-benar mengetahui alasan Irene melakukan semua itu, bahkan adiknya sekalipun. Sebagai publik figure, dia terlalu pandai menjaga privasi.




•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
i'mma tell you » ONE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang