Hari ini adalah hari yang menyenangkan untuk Yerim karena wajah ibunya yang original visual itu muncul di layar intercom.
"Itu Miss Ayin-na Eyim hehe~"
Para bocah itu ikut menatap layar dengan seksama, namun seketika wajah cantik itu menghilang.
"Yeolobun! Eyim pulang duluan yaa, bye bye Miss Jiyow!"
Begitu juga dengan anaknya, Dia meninggalkan kelas sambil berlari dengan sepatu dan tas yang di pakai cepat. Sampai gurunya sendiri tak sempat untuk membantu.
wush!
"Bae Yerim... jangan berlari nak!"
"Nda papa, Eyim agi ceneng Miss!!!" Suara cempreng itu menggelegar melewati lorong kelas hingga membuatnya menjadi pusat perhatian.
Sampailah kaki mungilnya di depan pintu yang tanpa rasa takut ia melompat ke pelukan wanita yang baru saja akan masuk, tapi terpaksa menghentikan langkahnya.
bruk!
Dengan sigapnya sang ibu berlutut untuk menangkapnya walaupun hampir terhuyung ke belakang.
"Semangat banget cih, lupa ya kalau tidak boleh lari?" Tanyanya seraya mengusap-usap pundak kecil itu. Yerim melepas pelukannya. "Nda, Eyim inget ko"
"Api Eyim agi ceneng aja, coanya Miss Ayin jemput cepet hehe~" gigi susunya ikut ditampilkan membuat ribuan kupu-kupu terbang di perut sang Ibu.
Cup...!
Satu kecupan lolos di dahi Yerim. Kalau tidak malu mungkin lebih dari satu dengan tempat yang berbeda - beda.
"Gomawo, sudah menunggu~"
Tak mau kalah Yerim balas menjawab, "Hem! maacih udah jemput Eyim!"
"Ahahaha~"
Ibu dan anak itu terbahak-bahak karena ucapan terima kasih dari satu sama lain. Dengan mata indah yang saling memamerkan eye smile. Beruntung salah satu diantara mereka ada yang sadar kalau sekarang mereka jadi pusat perhatian,
hap!
Irene menutup mulut Yerim dengan telapak tangannya supaya tawa Yerim berhenti.
"Cukup, Baby bisa sakit perut kalau terlalu banyak tertawa!"
Irene bangkit berdiri dan membawa Yerim pergi dari sana, melupakan niat awalnya yang ingin bertemu Jennie untuk membicarakan perihal Yerim yang ingin belajar bahasa Inggris.
bip bip!
Yerim perlahan diletakkan di kursi penumpang, tapi sebelum itu
"Lepaskan tasmu, supaya duduknya lebih nyaman."
Yerim menurut dan melepaskan tas pundak kura-kura itu di bantu Ibunya. Setelah itu tas nya diletakkan di bangku belakang.
Karena hari ini Yerim hanya bawa susu stroberi jadi Irene tak' menanyakan bekalnya,"Oiya, Baby sudah makan siang belum?"
Yerim mengangguk lucu,"Udah, tadi Eyim makan cup ayam~" Ceritanya dengan antusias menularkan senyum di wajah sang Ibu.
"Oh ya? Apa kamu menyukainya?" Yerim mengangguk lagi, masih sambil tersenyum.
"Kalau begitu, tahu tidak bagaimana suaranya?"
Yerim berpikir sejenak sebelum menjawab
"Nda ada sawana~" Irene tersenyum, benar juga mana ada makanan bersuara, kalau ada mungkin banyak orang yang memilih tidak makan."Ah maksudnya, tahu tidak bagaimana suara ayam?"
"Tau... kukuluyuk~"Jawab Yerim dengan bibir mungil yang mengerucut. Tapi saat itu juga Irene mendekatkan wajahnya dan Cup— Akhirnya berhasil juga mencium di tempat yang berbeda, bibir mungil Yerim.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'mma tell you » ONE TIME
Fiksi Penggemar🌸 YERENE🌸 "Miss Ayin~" "Aku ini orang tuamu, panggil dengan benar!" "Tapi Miss Ayin cuka dipanggil itu?" "Aku tidak suka, kalau kamu yang memanggilnya. "