🌸2🌸

1.9K 180 33
                                    

Pagi-pagi sekali Irene bangun untuk menyiapkan sarapan karena memang ia tidak menyewa asisten rumah tangga.
Biasanya Sooyoung akan membantu walaupun sekedar bantu doa. Tapi berbeda dengan hari ini Irene benar-benar sendiri, mungkin karena perdebatan mereka tadi malam.

Selesai memasak Irene langsung menata makanan di meja makan baru setelah itu hendak ke kamar Sooyoung untuk membangunkan nya karena Sooyoung kalau merajuk suka melupakan segalanya. Sekaligus ia ingin curi pandang wajah anaknya yang tidak bisa dilakukan ketika anak itu sudah bangun.

Baru saja satu langkah, dari meja makan terdengar bunyi kursi ditarik, tapi saat ia membalikkan tubuh, ia tidak melihat siapapun. Karena penasaran, Irene pun membungkuk untuk melihat ke bawah meja.
Dugaannya salah, tidak ada apapun di  bawah meja dan sekarang meja makan ikut berbunyi. Bulu kuduknya mulai meremang, Irene memang pemberani tapi untuk hal semacam ini keberanian nya bisa menciut seketika.

Dengan hati-hati dia menegakkan kembali tubuhnya secara perlahan sambil menutup mata untuk menghindari melihat hal-hal yang tidak diinginkan. Dan saat tubuhnya kembali tegak sempurna,

.

.

.

.


















"Pagii Miss Ayinn!!!"

suara cempreng itu menyapanya, membuat nya sedikit terhentak dan hampir saja berteriak. Yang pertama kali ia lihat adalah senyum manis Yerim dengan gigi susu yang belum lengkap. Seketika ketakutan nya berganti dengan rasa gemas, hampir saja ia menyunggingkan senyum karena senyuman Yerim sungguh menular, tapi ia urungkan dan kembali memasang Ekspresi datar.

"Hm, pagi juga. Kemana Sooyoung? Apa dia masih tidur?"

Yerim menghentikan senyum nya setelah mendengar pertanyaan Miss Irene. Padahal niatnya menyapa supaya dapat perhatian wanita dingin itu karena hari ini dia sudah cantik dan wangi dengan baju pilihannya sendiri di hari pertamanya bersekolah.

Cebel Miss Ayin cuek anet.. — hati mungil Yerim.

"Imo? agi mandi tuu" Yasudah mau bagaimana lagi kalau Irene acuh, Yerim bisa lebih acuh kan? anak - anak begitu kompetitif, apalagi anaknya Irene.

Terlihat gurat kecewa di wajah Irene mendengar jawaban anaknya yang tak seceria sebelumnya. Bahkan lebih terdengar seperti malas menjawab. Haruskah ia tetap acuh atau mencoba mengembalikan mood Yerim?

kenapa berhenti tersenyum? Padahal cantik sekali tadi. Tidak, kamu tidak boleh badmood, ini hari pertamamu!!!Batin Irene.

Seketika Ia mendapatkan ide setelah memperhatikan gerak-gerik Yerim yang dipastikan akan mengambil lauk pauk. Irene tahu apa yang harus dilakukannya.

Grep!

Dengan tiba-tiba, tangannya menahan jari mungil Yerim yang akan menyendok nasi dengan sendok kecil. Yerim pun terkejut karenanya hingga reflek menatap wajahnya  yang masih datar.

"Bukan seperti itu caranya!"

Yerim malas menjawab, dia masih kesal. bahkan untuk sekadar menggeleng atau mengangguk pun tidak. Tidak sadar kalau perbuatannya justru membuat Ibunya merasa canggung

"Ekhem, biar aku bantu ambilkan,"

Yerim mengalihkan pandangan nya ke tangan Irene yang meletakkan nasi di piring, lalu sayur brokoli dan tunggu? Irene sekarang sedang menyendokkan udang? Yerim ketar-ketir melihatnya.

Miss Ayin nda tau Eyim alegi udang? ihh!

"Miss Ayin~aku alegi udang!"

Kedua mata Irene reflek membulat mendengar penuturan Yerim. Ia lupa kalau anaknya punya alergi terhadap udang seperti mendiang suaminya, berbeda dengan Ia yang alergi Ayam. Buru-buru Ia kembalikan udangnya dan giliran Yerim yang menahan tangannya.

i'mma tell you » ONE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang