01. Bachelor Party

7.3K 304 14
                                    

Wuzzz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wuzzz...

Ring... Ring...

Suara telepon berdering di tengah laju kendaraan roda empat berwarna biru elektrik di sepanjang jalan Sukhumvit. Sang pengendara sama sekali tidak memperlambat kecepatan ketika tangannya meraih ponsel pada celah samping bangku kemudi, meletakkannya pada ceruk leher di dekat telinga dengan posisi terhimpit.

"Halo."

"Ohm?! Kalian di mana? Dew sudah dalam perjalanan. Jangan sampai dia tiba lebih dulu dari pada kalian." Cerocos suara seorang lelaki dari seberang telepon yang diyakini Ohm adalah milik Nani sahabatnya.

"Tenanglah, kami sudah dekat." Jawab Ohm santai.

"Sudah dekat di mana?" Desak Nani dengan suara yang terdengar panik.

"Sudah di Sukhumvit. Sebentar lagi sampai."

"Oke. Cepatlah. Aku akan menunggu di pintu samping dekat parkiran."

Selang beberapa menit setelah mematikan panggilan telepon, mobil Bentley Bentayga milik Ohm sudah terparkir sempurna di pelataran khusus kendaraan berkelas. Ohm turun bersama Joong menghampiri Nani yang tampak gusar di sudut teras.

"Kenapa kau begitu gelisah? Apa Dew sudah datang?" Buka Joong sesampainya mereka tepat di hadapan Nani.

"Tidak. Ini bukan soal Dew." Jawab Nani gugup.

"Lalu?" Joong masih menunggu jawaban penyebab jemari salah satu sahabatnya itu gemetar hebat.

"Ada... Ada Jan di dalam. Aku tidak bisa tenang mempersiapkan segalanya sementara menunggu Dew dan kalian datang sendirian."

Ohm dan Joong yang semula memasang raut wajah tegang seketika mengendur.

"Hahahaha." Keduanya terbahak bersama menertawakan kegelisahan seorang sahabat yang tidak siap bertemu pujaan hatinya.

"Ai'Nani....!! Hahahaha." Joong sampai menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keringat dingin yang mengucur di wajah Nani, menandakan perasaan sahabatnya itu tidak main-main.

"Berhenti menertawakanku kalian berdua, ai'saht!"

"Win mana?" Joong celingak celinguk berusaha mencari sahabatnya yang satu lagi.

"Jangan ditanya, sudah pasti dia sedang asik dengan para gadis di dalam. Dia bahkan tidak menyadari aku keluar menelepon kalian." Jawab Nani mendengus kesal.

Ohm menyunggingkan senyum miring andalannya dan melingkarkan lengan kekarnya ke bahu Nani. "Ayo, masuk. Be brave."

Bukannya Ohm tidak peduli pada tubuh Nani yang masih sedikit gemetar, ia hanya ingin sahabatnya ini lebih berani menghadapi gadis yang sudah sejak lama menjadi incarannya.

Ini tidak seperti Jan adalah sosok yang mengerikan. Ia bahkan bukan tipe gadis yang cerewet atau menyebalkan. Semua sahabat Nani mengenal pujaan hatinya itu, mereka kuliah di kampus yang sama. Jan merupakan adik tingkat satu tahun di bawah mereka.

SUPERMODEL (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang