Nanon memisahkan diri dari dapur usai membantu Ibu sang kekasih menyiapkan sarapan pagi. Ia kembali ke kamar Ohm bersama secangkir kopi di tangannya. Kekasih hatinya itu belum keluar juga dari kamar mandi. Nanon meletakkan secangkir kopi di atas nakas, lalu membereskan bantal dan selimut yang masih berantakan di atas tempat tidur.
Sekitar tiga menit setelahnya, Ohm keluar dengan handuk putih yang membelit setengah tubuhnya. Nanon sedang berdiri memunggunginya, tampak sedang menunduk melihat sesuatu di tangannya. Ohm berjalan perlahan dan mendekapnya dari belakang.
"Sayangku, sedang apa?" Satu kecupan singkat mendarat di tengkuk yang merunduk, membuat Nanon sedikit berjengit karena suhu tubuh Ohm yang terasa lebih dingin usai mandi pagi.
Nanon tidak menjawab, dan Ohm baru menyadari bahwa sang kekasih sedang membaca selembar undangan pernikahan yang ia biarkan tergeletak terbuka begitu saja di atas meja kemarin malam.
"Fah dan Joong?" Nanon berbalik untuk bertemu tatap dengan Ohm dan mengangkat undangan di tangannya. "Kamu tidak cerita padaku."
"Aku... Ya, belum. Lupa. Aku... Terlalu asik melepas rindu denganmu sampai lupa memberitahumu soal itu." Jawab Ohm sedikit terbata-bata di awal.
"Jadi...? Malam ini kamu akan ke sana?" Alis tipis Nanon bergerak naik, Ohm merasa kekasihnya menajamkan pandangannya.
"Um... Aku tidak lupa kita punya janji makan malam bersama, dan ini hari penting untuk kita berdua. Jadi... Kurasa aku tidak akan datang, kan? Kita tetap akan pergi merayakan hari kita sesuai rencana." Ohm meneduhkan pandangannya.
Meski Ohm sudah berteman dengan Fah sejak kecil dan letak rumah orang tua mereka berseberangan, tapi rencana perjodohan yang sempat terjadi di antara mereka berdua tentu membuat Nanon merasa tidak nyaman. Ohm sangat tahu itu. Maka segala hal yang berkaitan dengan Fah, sebisa mungkin Ohm tidak melibatkan Nanon di dalamnya. Tapi dia lupa menyimpan undangan pernikahan untuknya itu dengan benar sehingga dengan mudah Nanon bisa menemukannya. Dan beginilah sekarang situasinya. Nanon tidak melunturkan senyum berlesung pipi miliknya, tapi pandangan matanya yang mengintimidasi membuat Ohm kikuk untuk bereaksi.
"Sayang..." Ohm mencoba membuka suara lagi tapi Nanon memalingkan wajahnya untuk meletakkan undangan itu kembali ke tempatnya.
"Kurasa kamu harus datang." Nanon melipat kedua lengannya.
Ohm mengerutkan alisnya tidak percaya, "Kamu berpikir begitu? Tapi kita sudah memesan meja untuk..."
"Bisa dibatalkan. Tidak masalah."
"Non... Aku tidak harus memenuhi undangan Fah..."
"Joong."
"Huh?"
"Fah akan menikah dengan Joong. Sahabatmu juga perlu kamu pikirkan. Kamu yakin tidak akan menghadiri pernikahan sabatmu sendiri? Aku tidak akan melakukannya jika aku menjadi kamu. Aku tidak mungkin akan begitu jika Chimon yang menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL (OhmNanon)
Hayran KurguPLEASE DO NOT READ IF YOU'RE UNDER 21!! Di malam pesta bujang sebelum pernikahan sahabatnya, Ohm Pawat harus menepati janji yang mereka sepakati bersama untuk melepas keperjakaan di tempat prostitusi elit. Naas karena menjadi yang paling tidak antus...