14. The Prejudice

1.8K 150 31
                                    

Nanon tidak bisa tidur meski malam sudah semakin larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon tidak bisa tidur meski malam sudah semakin larut. Ia masih setia menunggu. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas dan kekasihnya belum juga kembali menghubungi. Nanon tidak pernah menyangka ia akan tiba pada titik ini. Di mana kegelisahan merajai diri hanya demi mendengar sebuah kabar.

Nanon kembali menghubungi Dew yang sedang mengistirahatkan punggungnya pada sandaran tempat tidur bersama Tu yang sudah terlelap di sampingnya. Dew juga belum mendengar kabar dari Ohm.

Nanon lalu menghubungi Nani yang sedang memainkan bola basket kecil di kamarnya. Sebenarnya ia masih sedikit merasa bersalah pada kejadian tadi siang, tapi Nanon sudah meyakinkan bahwa mereka sudah baik-baik saja sebelum Ohm pulang ke rumahnya. Nanon hanya menelepon untuk menanyakan kabar Ohm, tapi ternyata nihil hasil. Nani pun belum mendengar kabar dari Ohm.

Nanon lalu menghubungi Joong yang sedang mendekap tubuh ramping Dunk yang menginap di kondonya, juga Win yang sedang berbaring miring memeluk guling. Harapan terakhir sudah habis. Semuanya sudah berada di kamar masing-masing, tapi tak satu orang pun dari mereka yang Ohm sebut sahabat itu mendengar kabar darinya.

Nanon mulai merasa frustasi. Andai saja Nonnie masih di sini, ia pasti sudah memeluk gadis itu sekarang dan menceritakan segala kekesalannya pada sang kekasih yang menghilang entah ke mana. Tapi yang bisa ia lakukan hanya duduk di sisi jendela dan mulai bicara dengan abu Nonnie yang tersimpan rapi di salah satu sudutnya.

Di tempat lain, Ohm baru saja berpamitan untuk pulang ke rumahnya yang hanya terpisah jalanan utama komplek. Bukannya membersihkan diri, hal pertama yang Ohm lakukan sesampainya di kamar justru mencari ponselnya. Sialan. Benda penting yang dapat menghubungkan dirinya dengan sang kekasih ini ternyata tertinggal di sisi bantal.

Ohm meremas rambutnya sendiri dengan kesal. Puluhan pesan serta panggilan tak terjawab dari para sahabatnya dan sang kekasih bertengger pada layar ponsel. Ohm tak sempat melirik jarum jam di dinding sebelum berulang kali mencoba menghubungi Nanon tapi tak mendapatkan jawaban. Terang saja, malam sudah berganti pagi sebentar lagi. Ia bahkan tidak sadar sudah berada di rumah Fah sampai pukul satu dini hari.

Sesampainya mereka di rumah usai makan malam tadi, orang tua Fah mengalami kecelakaan ringan dan membutuhkan sedikit penanganan di rumah sakit. Ibu Ohm yang dihubungi langsung oleh Ibunya Fah bersikeras anaknya saja yang menemani Fah di rumah sampai kedua orang tua Fah pulang. Maklum, mereka berdua sama-sama anak tunggal. Ketika kedua orang tuanya tidak di rumah, tentu saja akan tinggal sendirian.

Bodohnya, Ohm hanya memarkirkan mobilnya di garasi dan bergegas mengantarkan Fah ke rumahnya. Seharusnya tadi ia pulang dulu. Masuk ke dalam rumah dan mampir ke kamarnya sebentar. Jika saja ponselnya tidak tertinggal, ia tidak akan membuat Nanon-nya khawatir seperti itu. Sekarang sudah terlambat, Nanon tidak menjawab berbagai pesan dan panggilan. Kekasih Ohm itu pasti ketiduran.

Faktanya memang demikian. Nanon kelelahan menunggu hingga terlelap bersama guci kecil berukiran nama sang adik dalam genggaman.

🧡💙

SUPERMODEL (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang