Gerimis sedang bergelayut sendu pada awan kelabu ketika Ohm terbangun dari tidurnya di pagi Rabu. Tubuh kekarnya menggeliat merengkuh bantal dengan motif garis putih abu-abu. Tempat tidur ini masih terasa luas dan kosong meski banyak bantal bertebaran di sekelilingnya. Suhu ruangan pun terasa lebih dingin dan menusuk kulit karena tak ada peluk yang biasa menghangatkannya. Ohm menarik selimut dan meringkuk sembari tangannya meraih ponsel yang bergetar di atas nakas samping tempat tidur. Sudah sejak tadi dering telepon teredam tak terdengar akibat dengkur.
"Bonjour, mon amour." Sapa Ohm menjawab panggilan video dengan suaranya yang masih sedikit serak.
"Bonjour, mon homme."
*Bonjour = Selamat pagi dalam bahasa Perancis.
*Mon amour = Cintaku.
*Mon homme = Lelakiku, sayangku.Mendengar suara dan melihat wajah sang kekasih ketika baru membuka mata membuat bibir Ohm melengkung sangat lebar membentuk senyuman panjang.
"Maaf membangunkanmu, hanya mau mengabari. Aku sudah di bandara."
"Mmmhhh... Nooon, rinduuu!"
"I miss you too, big guy!" Nanon mengulas senyum dengan dua lesung pipi yang membuat Ohm semakin rindu.
"Aku benar-benar tidak sabar bertemu dengan kekasihku. Apakah penerbangannya akan berangkat tepat waktu?"
"Ya, sepertinya. Tidak ada tanda-tanda pengumuman akan delay. Tiga puluh menit lagi take off."
"Baiklah. Hari ini aku akan mengunjungi lokasi Villa sampai siang, lalu ada meeting dengan tim Arsitek. Sore baru akan jalan ke Bangkok. Penerbanganmu sampai pukul sembilan besok pagi, kan?"
"Iyaa. Akan segera kukabari lagi begitu landing di Suvarnabhumi."
"Okay. Really can't wait to see you, baby."
"Neither do I."
Tidak begitu banyak percakapan yang terjadi. Kedua sejoli ini justru sibuk memandangi wajah lawan bicara pada layar ponsel masing-masing.
"Aku harus boarding."
Ohm mengangguk dan tidak berhenti tersenyum. "Yeah, Okay. See you soon, baby."
"See you very soon. I love you."
"Love you more. Mmmuah."
Nanon hanya tersenyum memandangi wajah sang kekasih yang baru saja mengirimkan ciuman virtual. Sejujurnya Nanon juga sangat merindukan Ohm dan tidak sabar untuk melakukan ciuman sungguhan, tapi ia sedang berada di tengah keramaian sekarang. Meskipun membalas ciuman virtual Ohm adalah hal biasa di Paris, tapi sebagai orang Asia, Nanon tetap merasa kurang nyaman melakukannya di depan publik. Maka yang ia lakukan sebelum benar-benar mengakhiri panggilan hanyalah tersenyum memandangi wajah Ohm sepuasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL (OhmNanon)
FanfictionPLEASE DO NOT READ IF YOU'RE UNDER 21!! Di malam pesta bujang sebelum pernikahan sahabatnya, Ohm Pawat harus menepati janji yang mereka sepakati bersama untuk melepas keperjakaan di tempat prostitusi elit. Naas karena menjadi yang paling tidak antus...