04: MIKAEL || HANCUR

428 68 43
                                    

The DESTROYED || HANCUR

Perhatian!! Novel ini adalah fiksi, banyak TYPO, tidak memungkiri bahwa masih banyak kekurangan dalam cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian!! Novel ini adalah fiksi, banyak TYPO, tidak memungkiri bahwa masih banyak kekurangan dalam cerita ini. Aku harap kalian senang membaca cerita aneh ini. Sesederhana itu, mari bahagia dan jalani hari dengan semangat. Happy reading semua. 

💜💜💜 Emot untuk part ini, komen dong emot versi kalian sebelum baca!

Di mana kalian baca ini?

.

.

.

.

MIKAEL

Ketika malam telah kembali mengambil alih, aku berdiam diri di kamarku yang lain. Kamar utamaku telah ditempati oleh Bratva, dan aku tidak ingin dekat dengannya. Dia seperti magnet, aromanya menyerbu di seluruh inderaku, bahkan seluruh Kastil ditutupi oleh aromanya. Aku tidak tahu mengapa hal seperti itu bisa terjadi, dia hanyalah manusia biasa, bukan werewolf yang akan memiliki feromon yang sangat kuat.

Aku bahkan tidak bisa menganalisis baunya. Wanginya seperti buah-buahan, tetapi aku tidak tahu apa itu.

Sialan! Aku memikirkannya lagi.

Dengan sedikit kemarahan aku beranjak dan menarik gorden untuk menutup jendela, mencegah cahaya maupun bintang menerangiku. Aku hampir melempar barang, tetapi alih-alih demikian, aku hanya duduk di meja sambil memegangi pelipisku.

"Mengapa Anda selalu ada di kegelapan, Tuanku Mikael?"

Sebuah suara datang dari arah pintu, kedatangannya bukan saja mengalihkanku, tetapi cukup mengganggu karena dia membawa tiang lilin ke kamarku. Aku tidak suka cahaya. Kegelapan adalah tempatku. Jadi, cayaha terlalu banyak membuatku kesal.

Namun, Halex jelas tipikal pelayan yang tidak terlalu mementingkan semua ucapanku. Dia cenderung melakukan apa pun yang menurutnya baik untuk semua pihak. Dia terlalu gigih sebagai seorang pelayan untukku.

"Apa kau tidak tahu aku tidak suka dengan cahaya?" geramku.

Halex justru berjalan ke dekat jendela, menyeret gorden ke samping hingga cayaha malam kembali menumpahi kamarku. Baiklah, dia sama sekali tidak tahu!

"Cahaya adalah harapan setiap umat, Tuanku. Apakah Anda berhenti berharap?"

Aku mengangkat alis. "Kau tahu benar apa harapanku sejak kecil, pernahkah kau melihat harapan itu terjadi?" balasku, menyilangkan kedua tangan di dada. Halex adalah pelayan Ibuku sejak dulu, dia sudah mengikutiku sejak aku kecil, dan ketika aku dewasa, dan hampir menyandang King Alpha, Halex berpindah mengabdi padaku.

Aku tidak menerimanya, dialah yang memaksaku untuk menerimnya.

Halex berjalan di sekitarku, menyalakan beberapa lilin dengan lilin yang dia bawa, kemudian menaruh mangkuk kecil di dekatku. "Mengapa Anda tidak mengobati luka Anda?" tanyanya sambil melirik bahuku.

ALPHA MIKAEL (Breaking THE Wall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang