08: BRATVA: PERTAMA

433 64 26
                                    

FIRST || PERTAMA

Perhatian! cerita ini fiksi, banyak typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian! cerita ini fiksi, banyak typo. BxB. kesamaan nama tokoh, tema, latar, dan nama tempat, dan lain sebagainya merupakan hal yang tidak disengaja. Bacaan ini untuk orang dewasa (18 tahun) karena terdapat kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan vulgar. Happy reading.

Kenapa masih betah nungguin cerita ini?

Emot versi kalian sebelum baca bab ini?

.

.

.

.

BRATVA

Aku melirik Halex dengan tatapan mencurigakan. Aku baru saja selesai mandi dan memakai pakaian untuk latihan pertama hari ini—khusus peserta pasukan baru.

Bagaimana aku tidak mencurigai Halex? kemarin malam dia memberiku segelas susu, kemudian aku menjadi sangat mengantuk dan aku tidak ingat apa-apa lagi.

Ketika aku bangun, aku terkejut karena sudah pagi, dan yang paling aneh aku merasa sangat segar. Nyeri di bahuku berkurang banyak, luka-luka di tubuhku tidak terasa lagi. Aku benar-benar bingun dengan tubuhku. Sangat aneh, kemarin malam aku babak belur, paginya terasa sangat bugar, seolah kemarin tidak terjadi apa-apa.

"Mengapa menataku seperti itu, Tuan Bratva?" Halex hilir mudik di dekatku, memindahkan barang-barang di meja troli ke meja besar di depanku.

Juga ini, meja ini baru datang saat aku bangun, kemudian Halex mengisinya dengan keperluanku, bahkan ada lima ponsel, dua leptop, dan lainnya yang membuatku tercengan. Dia menyediakan senjata dan amunisinya seolah aku ini agen rahasia.

"Ada apa dengan semua ini?" tanyaku, keluar dari maksud pertanyaan Halex tadi.

Halex menatapku singkat. "Ini untuk menunjang latihan Anda. Setelah selesai latihan di lapangan, Anda bisa mencoba lagi di kamar sesuai keinginan Anda." Kemudian dia keluar, membuatku mengangkat alis tak paham, ketika pria tua itu kembali, tahu-tahu dia membawa papan sasaran tembak, pelindung telinga, dan beberapa hal yang tidak kupedulikan.

"Oh, kau terlalu baik," kataku, menekankan kata terlalu baik dengan nada yang sesuatu karena saking tak mengertinya dengan pelayanan Halex.

Sementara Halex hanya menanggapinya dengan senyum tipis.

"Tuan Bratva?" Halex memanggil saat aku selesai memakai sepatu. "Apa kau menginginkan sesuatu yang khusus?"

Aku tidak mengerti dengan pertanyaannya. "Khusus?"

"Ya. Seperti, apa yang Anda inginkan, mungkin makanan? Pakaian—sesuatu yang akan membuat Anda senang."

ALPHA MIKAEL (Breaking THE Wall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang