Pack Utara yang menyimpan banyak rahasia dan keindahan. Di sana tempatku jatuh cinta dan putus asa, tempatku berteman sekaligus mendapatkan musuh, dikelilingi tantangan dan ancaman. Sutu hal yang sulit adalah membawa cahaya ke tempat itu, dan hati s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perhatian! Memuat konten BxB. Cerita ini fiksi. Kemungkinan masih banyak penulisn yang salah, luput dari tahapan edit. Bacaan ini untuk orang dewasa (18 tahun) karena terdapat kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan vulgar. Happy reading.
Siapa kangen? Siapa siapa?
Kasi aku emaot kalian pas liat UP ALPHA MIKAEL dong!
💔 Emotku pas ngetik bab ini.
.
.
.
.
MIKAEL
Pack Utara, Benteng Hutan Utara.
"Para peserta sedang bertarung mati-matian." Tawa sumbang yang diselimuti kesombongan tercetus dari orang berkulit cokelat itu. Rambut ikalnya bergoyang-goyang karena baling helikopter yang berhenti berputar di belakang. "Andai kau tidak melarangku menggunakan kekuatan tertinggiku, mereka pasti sudah berurusan dengan para setan sekarang ini."
"Jangan pernah berpikir untuk menggunakannya di daerah kekuasaanku, Byron. Praktik hitam adalah sihir yang paling kubenci." Jubah di punggungku berkibar oleh angin, pedang di sarung pinggangku begitu suci hingga aku tidak akan memilih untuk menggoreskannya ke Whitewolf di hadapanku. Dia dikenal karena sihir tingkat tingginya yang dapat memanggil setan dari gerbang alam bawah. Secara teknis dia salah satu kaum Wild yang masih hidup pada zaman ini, dan menyukai pekerjaan dengan bayaran mahal. Alih-alih Whitewolf, dia bagaikan setan di muka bumi ini, orang terkutuk!
"Dan aku paling benci juga tindakan sucimu itu, Pangeran Kael." Dia menatapku dengan dagu tinggi. "Apakah kau lupa, kau hendak memanggil raja iblis untuk menagih jiwa kekasihmu yang menyedihkan?"
Kedua mataku tidak dapat ditahan untuk memandangnya dengan kejam.
Aku mendidih, rasanya dadaku dipukul hingga remuk. Kenangan yang begitu kelam berayun ke ingatanku. Seluruh lenganku diserang gelombang dingin yang terasa akan membekukan hatiku. Mendadak, wajahnya tersiar ke kepalaku, wajah paling indah di dalam hidupku, wajahnya, dirinya yang paling kucintai. Dia yang paling kuinginkan melebihi apa pun di zaman itu.
