A: (00) Rhett Matthias

334 38 23
                                    

"Sangat menyenangkan memiliki budak manis sepertimu, Aphrodite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sangat menyenangkan memiliki budak manis sepertimu, Aphrodite."

.

.

.

.

.

RHETT

Region Istimewa—Asteria,IKAROS.

"Semoga Tuhan memberkati kita. Semoga Tuhan memaafkan dosa-dosa kita, dan semoga Tuhan menyelamatkan umat manusia."

Aku yang semula berjalan dengan tenang, mendadak memelan saat melewati kembali seorang pak tua lusuh yang masih berdiri berhari-hari di tugu penghormatan para korban yang dimangsa oleh serigala liar selama beberapa hari ini, yang korbannya semakin tidak terhitung.

Mungkin sudah lima kali aku lewat. Kata-kata itu seperti ironi di pendengaranku sekarang.

Diulang beratus-ratus kali dan aku masih biasa saja, tetapi sekarang aku mulai kesal. Aku tidak masalah dengan cara dia berdoa dan memohon, tetapi yang dia doakanlah yang membuat otakku tertekan mendengarnya.

"Tidak bisakah kau berdoa di dalam hati?!" Aku menghampirinya hingga membuat beberapa orang yang datang berziarah menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Bukan karena penampilanku, tetapi karena nada bicaraku yang keras.

Pak Tua itu berhenti komat-kamit. Dia menatapku, memindai diriku dengan senyum misterius. Dan suara seraknya kembali lagi. "Semoga Tuhan memberkati kita. Semoga Tuhan memaafkan dosa-dosa kita—,"

Aku menarik kerah baju lusuhnya dengan muka memerah, meskipun aku hampir mencekiknya tetapi dia tetap melanjutkan, seolah sedang menantangku. "... dan semoga Tuhan menyelamatkan umat manusia ...."

"Dosa-dosa apa yang kau bicarakan? Para serigala sialan itu yang memulai semuanya! Kenapa kau memohon pengampunan untuk manusia?"

Pak Tua itu masih tersenyum, matanya yang berair mengerling seolah mengasihaniku. Wajahnya sedikit kotor, tetapi seolah aku yang merasa kotor di seluruh tubuh dengan menarik kerah bajunya seperti seorang preman. Dia lantas menepuk bahuku.

"Kau berpikir demikian karena kebencian di dalam hatimu, bukan?"

Mataku menatap nanar, mantel di tubuhku seakan mulai mengetat dan mencekikku. Aku benci mereka, begitu membencinya sampai hatiku tidak pernah tersisa untuk hal lainnya. Aku ingin menjawab Pak Tua itu tetapi suara bising di sekitar mengalihkanku.

Beberapa orang melirik kami, terutama aku, mereka seperti sedang membicarakanku. Itu benar-benar pemandangan yang biasa, tidak heran jika beberapa hari lagi akan ada berita berjudul: Anak Wali Kota Ikaros, Rhett Matthias Bersikap Kasar Pada Seseorang Di Depan Gedung Matthias Industries.

ALPHA MIKAEL (Breaking THE Wall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang