4 hari sudah Sumi pergi untuk kembali bekerja dikota, Parman yang sedang menikmati pagi hari yang cerah dengan secangkir kopi pahit diteras belakang rumah mulai merasakan kesepian lagi. Siapa sangka selama istrinya dirumah, Parman sering memperkosa istrinya, agar tujuannya untuk mendapatkan anak lagi dapat segera terlaksana. Membayangkan momen-momen itu lagi, membuat "adik" Parman yang sedari tadi tertidur tiba-tiba bangun dan membuat celananya terasa sesak. Saat ini Parman mengenakan celana jersey dan kancut yang sudah agak kesempitan, dan untuk atasannya seperti biasa apabila dirumah dia hanya memakai kaos singlet.
Disaat Parman sedang asyik-asyiknya mengelus "adik" dalam celanannya, tiba-tiba dia kagetkan dengan ketukan pintu dari belakang rumahnya, sebuah pintu yang terbuat dari seng dan besi. Karena pintu itu terbuat dari seng maka suara ketukannya terdengar nyaring. Segera ia membukakan pintu tersebut, dan ketika dia membuka pintu itu, dia melihat seorang laki-laki yang ditaksir berumur 36 tahun, dengan badan sedikit kekar, kulit sawo matang dengan tinggi kira-kira 169cm. Iya, dia adalah tetanga rumah sebelah yang bernama Harun. Sedikit informasi, rumah sebelah keluarga Parman ini merupakan rumah milik keluarga Ibu Marsidah yang sudah lama dikontrakan, karena beliau ikut dengan anak-anaknya merantau ke wilayah Jawa Tengah. Dirumah itu, dihuni oleh 3 orang laki-laki yang ketiganya bekerja untuk sebuah perusahaan kontraktor yang sama, yang tidak jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.
Harun: pagi mas Parman,
Parman: pagi dek Harun, tumben pagi-pagi kesini ada apa?
Harun: ini mas, saya tadi iseng-iseng bikin pisang goreng lah kok ternyata kebanyakan,, yaudah dari pada mubazir jadi saya bagikan ke tetanga-tetangga sekitar.
Parman: ooh,,, makasih banget ya, pas banget ini pagi-pagi ngopi tapi ga ada gorengannya hehe, yaudah dek Harun masuk dulu, kita ngopi-ngopi bareng
Harun: oh iya mas, makasih. Maaf ya pagi-pagi dah bertamu hehehe
Parman: ga apa-apa, lagian sepi dirumah heheh
Hanya saja, Parman tidak menyadari maksud tersembunyi dari kedatangan Harun itu. Dia sebenarnya datang tidak hanya memberikan pisang goreng saja, tetapi ada maksud lain. Parman segera membuatkan kopi untuk Harun, sebagai teman minum untuk menikmati pisang goreng. Akhirnya kopi hitam dan manis yang dibuat oleh Parman sudah jadi dan segera disajikan untuk Harun. Parman mempersilahkan Harun untuk menyeruput kopi yang dibuatnya itu. Parman mulai membuka perbincangan dengan bertanya-tanya kepada Harun. Mulai dari kegiatannya apa saja, sudah berapa lama disini dan sebagainya. Ngomong-ngomong, kedua teman Harun itu kurang bersosialiasi, dan hanya Harun yang masih suka bertegur sapa dengan tetangga-tetangga lainnya ketimbang 2 temannya, hal itu dikarenakan pekerjaan mereka sebagai kuli kontraktor yang hampir seharian berada diluar dan pulang hingga larut malam, bahkan mereka hanya dapat libur 1 kali dalam seminggu. Disela-sela keheningan sesaat saat menyeruput kopi, Harun mulai bertanya-tanya tentang keluarga Parman.
Harun: maaf mas, boleh tanya?
Parman: silahkan,,,
Harun: istri mas kemana ya? Kok kayanya saya jarang liat istri mas dirumah? Maaf ya, langsung to the point.
Parman: hahaha, ga apa-apa dek Harun. Istri saya masih ada, sehat walafiat. Sekarang dia lagi kerja dikota jadi ART.
Harun: ooh,,, kesepian dong kalo malem hehehe *Harun sedikit menggoda
Parman: ga juga, hehe soalnya dia kadang suka pulang seminggu beberapa kali, dan beberapa hari yang lalu juga dia pulang 3 hari hehe
Harun: hmmm,,,, pantesan kemarin sy sempat dengar suara ramai dari sini
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tunggal a.k.a I Love You Bapak
Teen FictionKisah seorang Anak yg tidak sengaja melihat suatu "kejadian" yg merubah hidupnya, hingga mencintai Bapak/Ayahnya sendiri. Cerita ini hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan latar, waktu dan tokoh, semua itu hanya kebetulan belaka.