Hari Wisuda

1.5K 45 13
                                    

Lusa merupakan hari penting bagi Azka, dimana pada hari itu dia akan diwisuda dan akan segera lulus dari sekolahnya. Hanya saja, karena pandemi COVID19 masih merebak, maka untuk acara wisudanya akan berbeda dari sebelum-sebelumnya, dimana acara wisuda akan di gelar atau diselenggarakan secara virtual dari rumah masing-masing siswa. Nantinya, pihak sekolah akan mengirimkan piagam dan surat kelulusan kerumah masing-masing siswa, karena Azka merupakan salah satu siswa berprestasi disekolahnya maka dia akan mendapatkan penghargaan khusus dari sekolahnya.  Malam harinya ketika Parman sudah pulang kerumah, Azka langsung memberitahukan kepada bapaknya itu tentang apa saja yang mesti dipersiapkan untuk acara wisuda lusa nanti. 

Azka: pak
Parman: apa???
Azka: kan lusa aku diwisuda
Parman: terus...
Azka: untuk bapak diwajibkan pakai JAS pak 
Parman: lah kenapa mesti pakai JAS Ka? Setahu bapak biasanya kalau acara-acara kelulusan begitu pakai batik juga udah cukup
Azka: soalnya Azka kan dapat penghargaan dari sekolah dan dari pihak sekolah meminta bapak buat pakai JAS, karena nanti bapak diminta untuk memberikan sedikit pidato kelulusan buat para siswa dan juga selaku orang tua yang anaknya berprestasi
Parman: waduuh pidato !!! bapak mana bisa Ka, gak usah lah pakai acara-acara pidato-pidatoan begitu, bapak malu Ka
Azka: yah bapak... yang minta kan bukan aku tapi dari pihak sekolah
Parman: hmmmm yaudah nanti masalah JAS bapak bisa nyewa aja, tapi untuk pidato bapak gak tau mau berkata seperti apa, nanti kamu mesti bantuin bapak ya
Azka: iya pak iya.... 

Malam itu berakhir dengan kegalauan Parman yang mesti memikirkan isi untuk pidatonya lusa. 
Keesokan paginya seperti biasa Parman bersiap-siap untuk pergi kerja, sedangkan Azka karena sudah tidak ada kegiatan belajar, dia hanya mempersiapkan diri untuk wisuda kelulusannya esok hari. Disisi lain, dia juga sedang memikirkan isi untuk pidato bapaknya besok, "kira-kira isi pidato yang bagus buat pidato bapak besok apa ya? Jangan sampai aku malah mempermalukan bapak." Seharian itu banyak Azka habiskan untuk membuat pidato untuk bapaknya besok, sebuah pidato singkat yang mudah dipahami dan pastinya sangat bermakna untuk banyak orang dan juga dirinya. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, sudah hampir seharian Azka ada dimeja belajarnya hanya untuk membuat 2 lembar kertas yang berisi pidato kelulusan besok buat bapaknya. "huft.... astaga gak terasa sudah sore aja, mana belum makan siang pula". Segera Azka merapihkan meja belajarnya dan segera turun untuk membuat mie instan untuk dia makan siang dan setelahnya ia segera mandi sore.

Malam harinya setelah Azka dan Parman selesai makan malam, segera Azka menunjukkan kepada bapaknya materi pidato yang ia buat tadi siang untuk esok bapaknya bacakan di hari wisuda kelulusannya. 

Azka: pak, ini aku udah buatin materi pidato buat bapak besok, coba dibaca-baca dulu
Parman: ohh... iya sini mana bapak baca-baca dulu

Segera Azka menyerahkan 2 lembar teks berisi materi pidato kepada bapaknya dan sebelum itu, Parman mengambil kaca matanya karena matanya sudah agak minus. Perlahan-lahan Parman membaca dan menghayati isi teks pidatonya itu. 

Parman: udah bagus ini Ka isinya, singkat, padat dan jelas hahahah
Azka: udah dipahami belum pak isinya??? jangan main singkat, padat dan jelas aja 
Parman: yaudah dooong.... lagian bapak juga gak suka isi pidato yang panjang-panjang, malah bikin orang bosen. 
Azka: yaudah... pokoknya malam ini mesti dihapalin dan besok bapak mesti lancar pidatonya, jangan keliatan gugup
Parman: ok Ka, siap siap hehehe

Pagi pun tiba, sekitar pukul setengah 7 pagi, Azka dan Parman mulai bersiap-siap untuk "LIVE" wisuda. Azka segera men-setting laptopnya sambil merapihkan pakaiannya, sedangkan Bapaknya bersiap memakai jas yang sudah ia persiapkan sejak semalam dengan merapihkan agar tidak terlihat kerutan dan memakai banyak parfum, Parman sadar meski acara wisuda ini tidak dilaksanakan secara tatap muka, akan tetapi sesekali dia juga ingin tampil rapih dan wangi dengan mengenakan jas. 
Pagi itu Azka dan Parman terlihat sangat gagah. Azka yang mengenakan seragam sekolah dan memakai topi toga dikepalanya, serta bapaknya yang terlihat rapih dengan mengenakan setelan jas. Pagi itu suasana rumah terasa bahagia sekaligus penuh haru biru, tanpa terasa Azka sudah lulus SMA dan sebentar lagi dia akan kuliah, menjadi pria dewasa.

Anak Tunggal a.k.a I Love You BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang