Kabar Bahagia

2.9K 77 10
                                    

Siang hari itu, matahari terlihat cerah namun sama sekali tidak terasa panas. Azka yang masih memakai seragam sekolah segera bergegas untuk pulang ke rumah yang jaraknya tinggal beberapa meter lagi. Saat tinggal beberapa langkah lagi untuk memasuki halaman rumahnya, Azka dibuat bingung karena dia melihat orang-orang berkumpul didepan rumahnya. Ketika dia bertanya pada orang-orang itu apa yang sebenarnya terjadi, tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaannya itu, seolah mereka mengabaikan Azka. Segera ia bergegas masuk kedalam rumahnya dan ketika berada didalam rumah, dia melihat lagi beberapa orang sedang berdiri, menatap masuk kedalam kamar orang tuanya. Segera ia melihat apa yang sebenarnya tejadi dirumahnya itu. Ketika dia melihat apa yang ada didalam kamar orangtuanya itu, seketika dia mematung melihat apa yang dia saksikan itu. Azka melihat bapaknya terbaring ditempat tidurnya, tanpa berpakaian sama sekali, dalam posisi kedua kakinya mengangkang. Tepat didepan bapaknya yang sedang mengangkang itu, ada seorang lelaki tua, memakai udeng dikepalanya berjangut putih panjang, sedang memijat biji bapaknya, dan disamping kanannya ada seorang lelaki yang sedang menahan punggung bapaknya dan memegang tangan kanan parman. Namun, kedua wajah kedua orang itu tidak terlihat jelas, hanya saja si laki-laki tua itu terus memberi perintah kepada parman untuk terus mengejan Iya le, teruss teruss ngeden yg kuat. Iya, dia melihat bapaknya, Parman sedang melakukan proses persalinan. Aneh dan mengherankan, iya itu yang dia lihat. Ia melihat dengan seksama, pria tua itu memijat-mijat kedua telur bapaknya yang besar itu, dan tidak lama perlahan-lahan titid Parman terlihat membesar, seperti ada sesuatu yang akan keluar dari dalamnya. Perlahan tapi pasti, titid Parman semakin membesar dan terlihat sesuatu keluar dari palkon Parman, seperti bola daging namun memiliki rambut, yang ternyata itu adalah kepala bayi. Pria tua itu terus memberikan arahan kepada Parman untuk mengejan Iya le terus le, anakmu arep metu. Sedikit lagi,,, ayo mengejan dan betul saja, seujud jabang bayi keluar dari titid Parman yang besar itu, dan tidak sampai disitu, ternyata Parman akan mengeluarkan bayi lagi dari titidnya dan kejadian itu terus berulang hingga akhirnya ternyata Parman berhasil melahirkan 7 bayi yang diletakan diselangkangan Parman. Bayi-bayi itu menangis, dan dengan wajah yang peluh dengan keringat Parman menoleh ke arah Azka dan berkata Sini Ka, sini lihat adik-adikmu telah lahir. Seketika Azka terbangun dari tidurnya dalam keadaan ngos-ngosan, ternyata ia habis bermimpi, Mimpi yang aneh *berbicara dalam hati.

Segera ia duduk dan bersandar di tempat tidurnya, ketika dia meraba bagian selangkangannya, terasa basah dan lengket, ternyata dia habis mengalami mimpi basah. Segera ia bangkit dari tempat tidurnya dan agar ceplakan dicelananya tidak terlihat oleh bapaknya, dia melilitkan handuk dipinggangnya dan segera menuju kekamar mandi untuk mandi besar. Ketika dia sampai dibagian dapur, dia melihat bapaknya seperti terburu-buru dengan berpakaian rapih dan sambil senyum-senyum sendiri.

Azka: Ada apa pak, kok pagi-pagi dah grasak grusuk?

Parman: bapak lagi buru-buru mau jemput mamah

Azka: loh emang mama mau pulang? Kok tumben dadakan, ga kasih kabar.

Parman: udah jangan banyak tanya, nanti pulang sekolah kami bakalan tau. Udah sana mandi trus berangkat sekolah. Nih uang (20 ribu) buat beli sarapan, bapak ga sempet masak tadi. Udah ya bapak pergi dulu Assalamualaikum

Azka: Wa'alaikum salam

Dengan keadaan terburu-buru, Parman segera menyalakan motornya dan tancap gas meninggalkan rumah. Azka berfikir "Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama mama, tapi kalo urgent kok bapak senyam senyum ga jelas. Ah,, sudahlah". Tidak mau ambil pusing, segera Azka lekas kekamar mandi untuk mandi besar.

*** Part Sumi ***

Pagi itu aku merasa tidak enak badan, mata berkunang-kunang, kepala terasa berat dan mual yang tidak henti-henti sejak semalam. Ketika aku berada didapur dan mau mengerjakan tugasku, tiba-tiba pandangannku terlihat kaburdan tiba-tiba segalanya menjadi gelap. Ketika aku sadar, aku sudah berada rumah sakit bersama Beny, supir bu Kirana. Wajahnya terlihat semringah seperti orang yang baru ketiban rejeki.

Anak Tunggal a.k.a I Love You BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang