Would you be Mine?

3.5K 80 9
                                    

Siang itu cuaca tidak dapat diprediksi, kadang cerah kadang hujan. Kondisi yang seperti ini jelas sangat menyebalkan dan dapat mengganggu mood bagi pekerja yang sehari-harinya menghabiskan waktu di "lapangan" dan juga cuaca yang seperti ini jelas dapat mengganggu sistem imun tubuh, sehingga mudah jatuh sakit. Hari itu menjadi hari yang menyebalkan untuk Harun yang seorang pekerja konstruksi atau istilahnya kuli, sudah diomeli bos karena telat datang, cuaca buruk dan tidak menentu, ditambah lagi target pembangunan yang belum mencapai 50%. Jelas hal ini sangat-sangat menyebalkan, apalagi kalau sampai target pembangunan gedung apartement ini tidak selesai sesuai rencana, maka bonus yang dijanjikan dalam kontrak tidak akan diberikan.

Waktu istirahat tiba, saat makan siang Harun melamun sendiri dan tidak bergabung dengan teman-temannya. Sambil makan, dia memikirkan "seandainya ada bini, enak kali ya pulang kerja, lagi capek trus dipijat hehe". Sebenarnya Harun memiliki seorang istri, akan tetapi karena jauh jadi dia tidak bisa setiap hari bertemu dengan istrinya. Ketika sedang memikirkan istrinya itu, tetiba dia teringat dengan Parman, tetangga yang pernah dia "nikmati". Waktu itu, Harun tidak sampai menyetubuhi Parman dan hanya mengocok batang milik Parman saja, akan tetapi kali ini dia memikirkan hal yang lebih. Bagaimana caranya dia bisa menyetubuhi Parman. Akhirnya dia terpikir sesuatu, setelah jam kerja selesai, dia berniat untuk mampir ke toko obat untuk membeli obat perangsang, dan juga membeli cemilan untuk nantinya dia berikan ke Parman.

Akhirnya jam pulang kerja untuk Harun tiba dan digantikan oleh temannya yang lain. Segera ia bersiap untuk pulang dan membeli apa saja yang sudah dia rencanakan. Sedangkan kedua temannya, Jali dan Ishak yang satu kontrakan belum bisa pulang karena mereka berdua berbeda shift dengan Harun. Sontak Jali dan Ishak bertanya kepada Harun "mau kemana bro? buru-buru amat". Harun yang sudah tidak sabar mengeksekusi rencananya itu hanya menjawab santai kedua temannya itu "mau pulang lah, capek seharian nguli terus hehehe", lalu Jali menimpali dan berkata pada Ishak "Ah alesan aja, palingan dia kangen istrinya tuh, mau telpon-telponan mesra sambil ngocok ahahhahaha". Namun Harun tidak memperdulikan perkataan mereka dan segera mengegas motornya, pergi meninggalkan lokasi itu.

Sesampainya di toko obat yang tidak jauh dari kontrakannya itu, segera ia memesan obat X. Toko obat ini merupakan toko obat Cina yang khusus menjual obat-obat dan jamu khusus keperkasaan dan ukurannyapun juga tidak luas. Segera ia mengatakan kepada si penjual obat yang dicarinya, namun obat yang dicarinya itu sudah habis. Harun yang sedikit kecewa bertanya kembali kepada si penjual, apakah masih ada obat lain yang serupa. Lalu si penjual menawarkan obat Z, yang memiliki khasiat sama dan bahkan obat ini tidak berbau, berwarna dan tidak ada rasanya sama sekali. Dengan harga yang sedikit lebih mahal akhirnya Harun membeli obat itu. Lokasi selanjutnya, dia mampir ke tukang gorengan, dia membeli pisang goreng yang masih hangat untuk nantinya dijadikan teman cemilan sambil menyeruput kopi. Setelah semuanya selesai, segera dia pulang menuju kontrakannya. Sesampainya dikontrakan, Harun sedikit melihat kearah rumah Parman dan rumahnya agak sepi, dia berfikir "apa mas Parman belum pulang kerja ya?".

Pukul setengah 10 malam, Harun mulai gelisah. Dia terus berfikir apakah Parman sedang tidak ada dirumah karena rumahnya terlihat sepi, disisi lain Harun yang juga sudah mulai sange, berinisiatif untuk menengok Kembali kerumah Parman dengan mengintip melalui tembok rumah kontrakannya itu. Dia mengambil kursi dan diletakan didekat tembok lalu menaikinya untuk melihat ke dalam rumah Parman, lalu bagai pucuk dicinta ulampun tiba, ternyata Parman sedang bersantai ria halaman belakang rumahnya itu, sambil merokok. Senyum terkembang diwajah Harun dan segera dia menjalankan rencananya itu. Dia menyiapkan pisang goreng yang tadi dibelinya dan tidak lupa dia mencampur obat perang yang tadi dibelinya itu. Karena obatnya berbentuk bubuk dia lumuri obat itu kepisang goreng yang akan diberikan ke Parman, tetapi dia agak kaget karena warnanya putih dan masih terlihat di pisang goreng itu. Apakah Harun akan gagal? Ditunggunya beberapa saat sambil terus menatap ke arah gorengan itu, tiba-tiba bubuk putih yang ditaburkan keseluruh pisang goreng itu menghilang pelan-pelan, ternyata bubuk itu meresap bersamaan dengan minyak yang ada digorengan itu. Dia tersenyum puas dan segera dia mendatangi rumah Parman.

Anak Tunggal a.k.a I Love You BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang