Guru Les 1

1.6K 38 1
                                    

Sudah hampir 1 bulan sejak Harun pindah, keadaan rumah kembali seperti sedia kala, tenang, sepi bahkan terasa hambar. Tidak ada aktifitas seksual apapun yang terjadi pada Azka maupun Parman, yah semuanya kembali membosankan. Hingga pada suatu hari, wabah virus yang melanda dunia akhirnya tiba di Indonesia. Sebuah virus menular yang menyerang organ pernapasan, iya wabah virus Corona / COVID19. Masuknya virus itu ke Indonesia membuat perubahan drastis pada banyak sistem sosial di kehidupan sehari-hari, mulai dari pembatasan sosial yang melarang kegiatan apapun diluar rumah diatas jam 9 malam hingga kegiatan sekolah dari tatap muka menjadi online/daring. Hal inipun juga dirasakan oleh Azka dan Bapaknya yang khawatir kalau-kalau virus ini menjangkiti salah satu dari mereka atau bahkan keduanya. Awal pandemi sungguh sangat berat bagi Azka, yang biasanya dia bisa bertemu tatap muka dengan teman-temannya disekolah, sekarang dia hanya dapat bertemu mereka di dunia maya. Sedangkan Parman tidak banyak yang berubah, dia tetap menjalankan pekerjaannya seperti biasa hanya saja kali ini dia harus menggunakan masker dimanapun, terlebih ketika berada diluar rumah, terkhusus dilingkungan kerja yang sangat ketat dalam menjalankan prokes.

Suatu hari, Azka mendapatkan pesan singkat dari lembaga les tempatnya menuntut ilmu. Dalam pesan itu, mereka merubah sistem pembelajaran dari tatap muka ke daring/online. Hanya saja, karena pada saat itu banyak pelajar yang terkendala dengan gadget atau tidak memiliki ponsel sendiri (milik orang tua) dan bahkan sebagian dari mereka kesulitan membeli paket internet, oleh karena itu pihak lembaga les memberikan sedikit dispensasi bagi murid yang memiliki kesulitan tersebut. Sebagian peserta tidak diwajibkan untuk mengikuti les secara virtual/daring, sebagai gantinya pengajar akan datang kerumah peserta didik yang tidak dapat mengikuti kelas secara virtual tentunya dengan prokes yang ketat, salah satu siswa itu adalah Azka. Sebenarnya Azka tidak memiliki kesulitan akan kedua hal tersebut, namun ia berfikir untuk pelajaran matematika akan lebih mudah dipahami apabila bertatap muka langsung agar lebih mudah memahami isi pelajarannya. Oleh karena itu, ia mengajukan kepada ketua lembaga les nya untuk melakukan pembelajaran tatap muka dirumah. Hingga beberapa hari kemudian, dia menerima pesan bahwa pengajuannya untuk les dirumah diterima, dengan syarat harus tetap mematuhi prokes dan jadwal bimbingannya dipersingkat, yang biasanya Azka mengikuti bimbingan les sebanyak 2 kali dalam seminggu, kali ini dia hanya mendapatkan 1 kali dalam seminggu yaitu di hari jumat dengan durasi belajarnya dipersingkat menjadi 1,5 jam dari yang semula 2 jam pertemuan.

Hari jumat pun tiba, hari ini adalah jadwalnya Azka untuk les matematika. Azka mendapatkan bimbingan pada jam 13.30, saat itu rumahnya sepi karena bapaknya sedang bekerja dan baru akan pulang malam nanti. Azka bersiap-siap dengan mempersiapkan buku pelajarannya dan tidak lupa Azka juga sedikit merapihkan rumahnya, agar tidak terlihat memalukan. Pada jam 13. 20, ternyata guru lesnya pun tiba, dia adalah Virgo Nugroho (37), atau kerap di sapa kak Virgo. 

Virgo: permisi, selamat siang
Azka: iya selamat siang, eh,,, kak Virgo, ayo kak silahkan masuk
Virgo: Iya Ka, makasih.,, sendirian aja kamu Ka?
Azka: iya ka.
Virgo: kemana mama kamu?
Azka: eehh,, itu kak, mmmm orang tua aku udah bercerai
Virgo: astaga,,, Ka, maafin kak Virgo ya, kaka ga tau, maaf bangeet 
Azka: iya kak ga apa-apa. Kaka mau minum apa?
Virgo: ga usah Ka, kaka bawa minum sendiri, lagian sesuai prokes dan aturan dari lembaga les kaka dianjurkan bawa alat makan minum pribadi.
Azka: oh,,, iya kak, nanti kalau mau minum bilang Azka ya, nanti aku ambilkan pakai botol minum kaka
Virgo: ok Ka, sip

Hari itu, bimbingan les berjalan dengan lancar dan tanpa terasa waktu 1 jam berlalu. 

Virgo: ok Ka untuk bimbingannya cukup sampai disini ya.
Azka: tapi kak, masih ada waktu setengah jam lagi kan?
Virgo: iya sih, abis semua materi yang kaka ajarkan hari ini udah kaka keluarin semua dan bagusnya kamu cepat tanggap makanya pelajaran hari ini jadi cepat selesai.
Azka: oh iya deh kak, makasih ya untuk hari ini. Yaudah kaka istirahat aja dulu, nanti baru ke tempat selanjutnya.

Sore itu, sisa waktu yang ada mereka pakai untuk berbincang-bincang, mulai dari seputar materi-materi pelajaran yang mereka pelajari hari ini hingga ke hal-hal lain, seperti virus corona yang sedang merebak ini. Sebelum pulang kak Virgo meminta izin ke Azka untuk ke kamar mandi karena ia ingin buang air kecil, lalu Azka menunjukkan kamar kecilnya. Azka yang memang rada bosan tetiba dia berfikiran nakal. Ia ingin mengintip kak Virgo yang sedang buang air kecil. Segera ia pergi ke spot mengintip yang dulu pernah ia gunakan untuk mengintip bapaknya "senam 5 jari". Azka mulai bergegas ke lubang kecil yang berada dibelakang halaman rumahnya. Ketika sampai di titik itu, dengan pelan-pelan tanpa bersuara Azka melihat kak Virgo mulai membuka bagian resleting celananya, tidak disangka ternyata batang kak Virgo kecil sebesar telunjuk dan tidak sunat. Sebagai informasi, kak Virgo itu non-muslim jadi dia tidak sunat. Ketika melihatnya, Azka hampir tertawa karena melihat penampakan batang kak Virgo, belum pernah ia melihat tytyd yang belum disunat dan kecil, ditambah celana boxer yang dipakainya berwarna merah muda/pink, sehingga membuat kesan kak Virgo rada feminim.
Beberapa detik kemudian, kak Virgo menyelesaikan aktifitasnya dan segera merapikan celananya, Azka yang melihat itu buru-buru masuk ke dalam rumahnya dan bersikap seperti biasa.

Azka: udah kak buang air kecilnya?
Virgo: udah Ka, makasih ya. Oh iya kaka boleh minta tolong gak? tolong isiin botol air minum kaka
Azka: oh,, ok kak sip, mana botolnya
Virgo: ini, makasih ya

Beberapa saat kemudian botol terisi air putih penuh dan segera Virgo berpamitan kepada Azka.

Virgo: yaudah kaka pergi dulu ya, jangan lupa PR yang kaka kasih tadi kamu kerjain, besok jumat kaka cek lagi
Azka: ok kak siap 

Malam harinya, ketika jam menunjukkan pukul 8 malam, akhirnya Parman pulang. Azka menyambutnya dengan senyuman hangat, meski seperti biasa Parman agak terlihat cemberut tapi Azka berusaha untuk tidak membahas hal-hal tidak penting yang dapat membuat mood bapaknya kembali down. 

Azka: eee.... bapaku tercinta udah pulang hehe
Parman: iya... iya... bapak udah pulang, udah makan kamu Ka?
Azka: udah pak
Parman: kok gak nungguin bapak sih?
Azka: tadi aku udah laper banget, ya aku makan duluan lah, nungguin bapak kelamaan
Parman: idiih tega kamu Ka
Azka: hahaha bapak ngambek,  yaudah aku temenin tapi aku gak makan lagi, udah kenyang

Setelah perbincangan singkat itu, Azka menyiapkan makanan untuk bapaknya, sedangkan Parman ia masuk ke kamar lalu melanjutkan ke kamar mandi untuk bersih-bersih badan. Malam itu, ketika makan untungnya Parman sudah terlihat tersenyum lagi dan tidak cemberut. Azka bersyukur dan berdoa semoga bapaknya bisa segera move on dari si Harun itu. Lalu, bagaimana dengan kisah kak Virgo? Malam itu Azka memutuskan untuk tidak menceritakan ke bapaknya, ia memang tidak ingin menceritakan kepada bapaknya dan biarlah apa yang dilihatnya tadi sore cukup dia saja yang tahu.


To Be Continued >>>>

Anak Tunggal a.k.a I Love You BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang