Bagian 9

1.4K 228 14
                                    

Jihoon tak mau keluar dari kamar ganti. Pakaiannya yang sebelumnya sudah berubah merah, sedangkan dress code acara ini adalah putih. Hikaru memang meminjamkan pakaiannya yang muat ia pakai, tapi sayangnya dress yang Hikaru berikan padanya terlalu pendek dan itu membuatnya tak nyaman.

"Jihoon."

Pintu ruangan itu kembali diketuk dari luar, tapi kali ini justru suara Yoshi yang terdengar memanggilnya. Jihoon dengan takut-takut membuka sedikit pintu kamar mandi dan hanya mengintip dari celah pintu.

"Aku gak mau... Malu..."

Yoshi sudah berdecak kesal. Ia tak bisa membuang waktu hanya untuk menuruti rasa malu Jihoon yang menurutnya tak perlu. Yoshi kemudian membuka paksa pintu itu, buatnya kini dapat dengan jelas sependek apa dress yang Jihoon kenakan. Ia makin mendesah kesal.

"Ini aja? Apanya yang malu? Gak telanjang juga."

"Kak!" Hikaru menyentak kesal mendengar kata-kata tak pantas Yoshi. Matanya menelisik, ia jadi curiga dengan bagaimana Yoshi memperlakukan Jihoon yang tak terlihat seperti sepasang kekasih sama sekali.

"Tapi..." Jihoon membalik badannya, tunjukkan punggungnya yang hampir seluruhnya terekspos begitu saja.

Yoshi melongo. Selama ini Jihoon selalu kenakan pakaian berlengan panjang dan celana kain panjang di rumahnya. Jadi melihat kini Jihoon berpakaian seterbuka ini membuatnya harus menelan liur kasar.

"Heh!" Hikaru menjentikkan jarinya di depan wajah Yoshi, membuat Yoshi tersadar dari lamunannya. "Mata keranjang! Jangan diliatin gitulah kak, kayak orang mesum kakak kalau begitu."

Yoshi mendelik tak suka pada Hikaru. "Apa katamu? Lagi pula, kenapa kamu punya pakaian terbuka seperti ini? Mau kuadukan pada nenek agar dia menggeledah lemarimu lagi?"

Hikaru melotot mendengar ancaman yang Yoshi berikan padanya. "Kok gitu sih kak! Lagian—ini tuh karena kak Jihoon lebih tinggi dari aku, makanya dressnya jadi lebih pendek. Aslinya kalau aku yang pakai gak sependek itu kok." Hikaru beralasan.

Yoshi tak ingin pedulikan asalan Hikaru. Ia lantas membuka lemari keponakannya itu dan menggeledah isinya, mencari sesuatu yang bisa digunakan di sana. Sebuah blazer crop top putih diambilnya dari sana dan diberikan pada Jihoon. Hikaru hanya diam saja melihat Yoshi bertindak seolah lemarinya adalah milik Yoshi juga.

Blazer itu berhasil tutupi punggung Jihoon namun tidak dengan dress pendeknya yang membuat Jihoon masih tak nyaman. Namun tidak ada waktu lagi untuk mencari solusi. Waktu makan malam sudah tinggal sebentar lagi. Jihoon akhirnya tetap keluar dengan dress pendek yang sungguh sedikit lagi saja akan membuat bokongnya ikut terekspos.

Jihoon merapatkan diri pada Yoshi yang berjalan di depannya. Dress yang ia pakai bukan dress yang pressbody, tetapi dress yang bagian bawah roknya mengembang lebih lebar sehingga akan lebih mudah terbuka jika ia tak hati-hati. Jihoon terus memegangi bagian bawah dressnya.

"Yoshi," neneknya menegurnya sebelum Yoshi sampai di ruang makan malam, membuat Yoshi harus berhenti dengan Jihoon yang masih berdiri di belakangnya. "Bersikap lebih baiklah pada kekasihmu. Kasihan dia, sepertinya masih malu karena baru pertama datang ke acara keluarga kita."

Nenek menatap Jihoon yang coba tersenyum ramah padanya. Ia melihat kejadian Jihoon yang tersiram minuman tadi dan sadar pula dengan Jihoon yang kini rasakan ketidaknyamanannya atas pakaian yang ia pakai sekarang. Nenek masuk ke dalam lebih dulu.

Yoshi melirik Jihoon di belakangnya, memang benar ia harus bersikap lebih baik lagi agar tidak ada yang curiga dengan penyamaran Jihoon. Jadi sekarang Yoshi menggandeng tangan Jihoon dan mengajaknya masuk.

Subjektif [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang