Bagian 16

1.3K 219 8
                                    

Sejak hari itu Jihoon berusaha semakin sering temui Jeongwoo di panti, dan di sana pula ia akan melihat Minjeong yang akan selalu ikuti kemana pun Jeongwoo pergi. Bahkan pernah sekali Minjeong datang ke panti lebih awal dari biasanya dan menangis kencang karena tak dapati Jeongwoo di sana karena Jeongwoo belum pulang dari sekolah. Pengasuhnya bahkan sampai kewalahan hadapi Minjeong yang terus sesengukan minta bertemu dengan Jeongwoo dan bermain dengannya.

Haruto pulang lebih dulu daripada Jeongwoo hari itu, karena memang Haruto dan Jeongwoo tidak satu sekolah dan jam pulang keduanya sedikit berbeda. Minjeong mau berhenti menangis setelah ada Haruto yang menemaninya bermain di ayunan dan mendorongkan ayunannya.

Selain Minjeong yang jadi semakin dekat dengan Jeongwoo yang awalnya terasa begitu aneh bagi Jihoon melihat adik kecilnya yang sangat pendiam itu tiba-tiba jadi sosok kakak yang begitu pengertian pada sifat serba ingin tahu Minjeong, ada juga Yoshi yang sifatnya makin aneh saja ia rasakan belakangan ini. Biasanya Jaemin yang akan mengantarnya ke panti dan menungguinya sampai pulang, tapi kini justru Yoshi sendiri yang lakukan semua itu. Mengantar Jihoon sendiri tanpa diminta dan menemaninya sampai Jihoon sendiri yang mengajak pulang, karena jika bukan Jihoon yang mengajak pulang maka Yoshi juga tidak akan protes atau menyuruhnya menyudahi kunjungannya.

Perubahan sikap Yoshi yang tiba dan tanpa alasan itu jelas membuat Jihoon bingung dan aneh sendiri. Setelah mengetahui sisi dingin Yoshi yang membekukannya, ia tak akan pernah berpikir bahwa Yoshi bisa juga jadi begitu pengertian seperti sekarang. Jihoon sudah cukup dibuat bingung dengan masalah Jeongwoo dan Minjeong, ia tak ingin tambah pusing memikirkan Yoshi. Maka Jaemin lah yang ia temui sore ini saat akhirnya pria sibuk itu kembali terlihat di rumah pribadi Yoshi.

"Aneh? Maksudmu perubahan sikap tuan Yoshi yang demikian itu aneh?" Jaemin bertanya setelah tadi Jihoon menceritakan pasal keanehan Yoshi yang belakangan ini ia rasakan. Ia pikir Jaemin pasti tahu banyak mengenai Yoshi karena mereka selalu bersama setiap saat walaupun itu juga karena pekerjaan.

"Iya, dia jadi... Bagaimana ya menyebutnya. Aku bingung... Apa ini pertanda baik?" Semakin ia pikirkan maka semakin melepuh juga otaknya mencerna sikap Yoshi yang tak terus terang ini. "Kalau memang ada maunya, kenapa gak bilang langsung aja?!" Tambahnya sedikit kesal.

Pasalnya keanehan Yoshi bukan hanya sebatas menggantikan Jaemin menemaninya mengunjungi Jeongwoo, tatapi banyak lagi. Saat pergi Yoshi menggunakan mobil pribadinya, membukakan pintu untuk Jihoon, mengawasinya saat berjalan agar tidak tersandung atau jatuh, dan bahkan Jihoon sudah berulang kali memergoki Yoshi yang hanya diam memperhatikannya, sebenarnya Yoshi bahkan tak mau repot bersembunyi saat memperhatikannya karena saat sudah ketahuan pun Yoshi justru tetap menatapnya dan malah membuat Jihoon salah tingkah sendiri.

Jaemin berdengung panjang memikirkan pertanyaan Jihoon barusan dan pikirkan bagaimana ia harus menjawabnya. "Aku juga bingung bagaimana harus mengatakannya padamu, karena sepertinya akan jauh lebih baik jika kamu menemukan alasannya sendiri."

Jihoon menatap Jaemin sebal karena Jaemin yang tak langsung saja menjawab pertanyaannya. "Aku tahu alasannya—maksudku kemungkinannya. Mungkin alasannya seperti yang aku pikirkan, tapi karena aku tidak yakin jadi aku bertanya padamu. Aku tidak ingin berspekulasi sendiri."

"Aah, kamu sudah memperkirakan rupanya. Bukankah memang terlihat jelas? Kurasa tuan Yoshi memang jadi lebih perhatian pada orang yang dia sukai."

"Hah?! Apa?!" Jihoon terpaku menatap Jaemin dengan pandangan kosong. Sedangkan Jaemin juga turut menatapnya dengan alis bertaut. Sama-sama bingung.

"Tunggu. Kamu bilang kamu sudah memperkirakan alasannya?! Berarti kamu juga sudah tahu kan kalau tuan Yoshi sekarang berpindah hati jadi menyukaimu?!" Jaemin mengatakannya dengan spontan dan seketika itu pula memukul mulutnya sendiri yang sudah berucap semakin kemana-mana dan membeberkan segalanya.

Subjektif [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang