Bagian 13

1.2K 216 10
                                    

Jaemin menginjak gas dengan kecepatan tinggi. Semalam ia bisa bernafas lega karena akhirnya bisa juga larikan diri dari penangkapan tiba-tiba itu, namun setelah ia sampai di rumah untuk mengistirahatkan tubuh ia justru mendapat telepon dari Yoshi yang menyuruhnya untuk membantunya di kantor polisi. Sekarang ia panik. Yoshi memang terdengar tenang saat meneleponnya tadi, tapi siapa yang tahu jika setelah masalahnya di kantor polisi selesai maka selesai juga karir Jaemin sebagai asistennya.

Semalam ia kira Yoshi sudah pergi dari klub malam itu ketika ia melihat Yoshi yang menarik Asahi ikut bersamanya. Karena itulah Jaemin dengan percaya diri meloloskan diri dan langsung melesat pulang. Ini semua karena para pengedar obat-obatan terlarang yang menggunakan klum malam itu sebagai tempat transaksi ilegal. Orang yang tak tahu apa-apa jadi kena getahnya juga sekarang.

Karena masalah ini Yoshi jadi tak bisa pulang dan harus ikut ditahan untuk diinterogasi, dan mungkin juga harus jalani tes untuk memastikan apakah ia ikut mengonsumsi obat tersebut atau tidak. Yoshi memang tenang dan tak khawatirkan apa pun, tetapi Jaemin yang baru saja tiba di kantor polisi itu jelas lebih panik karena khawatir dengan keadaan bosnya itu.

"Tidak mungkin ada orang dengan kesempurnaan seperti ini. Pasti dia punya sisi buruk yang dapat menghancurkan seluruh karirnya dalam semalam." Kepala Polisi itu mendesis kesal. Menatap Yoshi dingin kemudian beralih pada selembar kertas hasil tes Yoshi di atas meja; hasilnya negatif, seperti yang sudah diperkirakan.

"Memang tak ada yang sempurna. Tapi aku yakin kau akan kelelahan jika mencarinya, jadi sebaiknya simpan semua tenagamu yang berharga itu untuk menagkap tikus yang asli, bukan hanya duduk diam dan menjilat sepatu kulit orang."

"Bos!"

Jaemin dengan nafas memburu kini berdiri di samping tempat Yoshi duduk. Matanya menatap bergantian pada Yoshi dan si polisi, lalu menangkap kehadiran kertas di atas meja. Sekilas ia membacanya. Nafasnya dihembuskan kasar dengan lega. "Astaga syukurlah."

Yoshi bangkit berdiri. "Apa aku terlihat seperti seorang pecandu?" Tanyanya sinis pada Jaemin, lantas meninggalkan Jaemin yang kini membelalak karena baru sadar dengan kerisauannya sejak tadi.

Seharusnya memang ia tak perlu khawatir karena Yoshi memnag tidak mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Jaemin menggeleng ribut. Lantas segera ambil langkah lebar menyusul Yoshi.

"Aku harus mampir untuk mengganti pakaianku. Setelah itu kita pergi ke acara amal itu, jangan sampai terlambat. Ayo."

Jaemin segera tancap gas. Lajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah lautan kemacetan yang membuatnya harus makan waktu dua kali lebih lama dari yang seharusnya menuju lokasi amal. Kondisi umum kota menjelang waktu makan siang. Kemacetan tak bisa dihindari dan akhirnya ia tetap tiba terlambat dari yang seharusnya.

Di depan gedung aula tempat acara diadakan sudah ada Giselle yang menunggu kedatangan Yoshi bersama Jihoon yang sudah menjelma jadi perempuan. Perempuan cantik yang hanya dalam sedetik saling bertatapan saja sudah dapat membuat Yoshi terpaku dan terhipnotis oleh parasnya. Yoshi menelisik penampilan Jihoon dari atas sampai bawah. Dressnya hitam panjang sampai bawah lutut dengan bagian belakang dressnya lebih panjang dari yang depan. Kakinya tak lagi kenakan sepatu berhak tinggi, hanya sebuah flatshoes hitam putih yang berpadu sempurna dengan rambut palsunya yang panjang sampai punggung.

"Tuan, acaranya sudah mulai." Jaemin menegur Yoshi yang malah melamun. Mengingatkan bosnya itu akan acara amal yang sebenarnya sudah mulai sejak tadi.

"Oh, benar. Ayo." Yoshi segera kembali ke ruang kesadarannya. Tangannya dengan sigap menggandeng jemari Jihoon dan mengajaknya masuk ke dalam.

Ruangan luas itu jelas ramai. Puluhan meja yang disebar ke seluruh ruangan sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Tantunan merdu senar biola yang digesek jadi penenang bagi setiap telinga yang mendengarnya. Yoshi membawa Jihoon untuk ikut duduk bersama dengan keluarganya.

Subjektif [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang