Bagian 15

1.3K 228 7
                                    

Siang itu Jihoon kembali meminta izin pada Yoshi untuk pergi menemui Jeongwoo. Yoshi tak menjawab saat Jihoon datang padanya dan meminta izin, dan justru terlihat kesal dengan ucapan Jihoon namun saat siangnya ketika Yoshi pergi bersama Giselle, Jaemin tiba-tiba datang lagi padanya dan bilang akan mengantarkannya pergi ke panti.

Ini yang Jihoon tak mengerti. Mengapa Yoshi tidak pernah mengatakan secara langsung padanya bahwa ia diperbolehkan pergi menemui Jeongwoo tapi harus bersama dengan Jaemin. Yoshi hanya diam dan terlihat kesal seperti jengah dengan Jihoon yang banyak mau namun di sisi lain tetap izinkan Jihoon untuk pergi. Bagi Jihoon, Yoshi ini benar-benar aneh sifatnya.

Namun kini memikirkan Yoshi bukanlah hal yang penting karena saat ini ada hal yang jauh lebih penting dari itu, yaitu adiknya. Jihoon mengerutkan kening saat ia melihat adiknya sedang asik bermain dengan seorang gadis kecil yang usianya jauh lebih muda dari Jeongwoo. Haruto juga ada di sana dan mereka bermain bertiga di atas kotak pasir.

Jaemin mengikuti Jihoon dari belakang dan kedatangan mereka itu langsung disadari oleh ketiga anak kecil yang sibuk menimbun pasir ke dalam ember kecil itu.

"Paman Jaemin!!" Minjeong yang pertama menyapa Jaemin dengan senyuman manis di bibirnya dan sebuah lambaian tangan kecil. Jaemin turut membalas sapaan itu tak kalah manis pula.

Sedang Jeongwoo sendiri tanpa menunda waktu langsung bangkit dan hampiri Jihoon, lantas berikan pelukan erat pada kakaknya yang sudah ia tunggu kedatangannya sejak beberapa hari terakhir kemarin. Sementara Haruto hanya memperhatikan saja dari tempatnya duduk, karena ia tidak begitu mengenal Jaemin untuk ia sapa sedangkan Jihoon yang baru beberapa hari lalu ia kenal itu juga tidak begitu akrab dengannya.

"Jeongwoo, kamu main dengan siapa?" Jihoon bertanya merujuk pada Minjeong yang sepertinya sedang menunggu Jeongwoo untuk kembali ke atas pasir dan bermain lagi dengannya.

"Minjeong, sama Haruto." Jawab Jeongwoo singkat.

"Minjeong?" Baru Jihoon paham betul siapa nama si gadis kecil itu. "Kenapa dia bisa di sini? Dia juga tinggal di sini?" Jihoon kembali bertanya dan Jeongwoo hanya menggeleng sebagai jawaban bahwa Minjeong tidak tinggal di panti seperti ia.

"Sepertinya dia menunggumu, lanjutkan saja dulu bermain kalian."

Jeongwoo lantas kembali ke dalam kotak pasir dan senyum Minjeong semakin lebar saja saat akhirnya Jeongwoo selesai bicara dengan orang yang tidak ia kenali itu. Jihoon hanya memperhatikan dalam diam kesibukan anak delapan dan lima tahun itu. Dalam pikirannya masih mengganjal dengan alasan mengapa Minjeong, yang ia ketahuilah sebagai anak Karina itu bisa ada di sini dan kenal dengan Jeongwoo.

"Jeongwoo, Jeongwoo." Haruto menepuk-nepuk pelan pundak Jeongwoo, dan saat Jeongwoo menoleh padanya barulah ia berhenti menepuk dan melanjutkan kata-katanya. "Ayo main ayunan di sana." Tangannya yang lain menunjuk ke arah tiga ayunan yang terletak di sebelah prosotan.

"Ikut!" Minjeong yang mendengar ajakan Haruto pada Jeongwoo itu jelas tak mau ketinggalan.

"Iya, ayo!" Haruto tambah bersemangat, padahal Jeongwoo belum juga mengiyakan. Tetapi ketiganya kemudian keluar dari kotak pasir. Haruto dan Jeongwoo langsung memakai sandal mereka dan siap melanjutkan ke permainan berikutnya, sedangkan Minjeong masih harus bertarung dengan tali sepatunya yang sulit diikat.

"Jeongwoo, bersihkan dulu tanganmu. Kemari." Jihoon kemudian membersihkan pasir-pasir yang menempel pada tangan dan kaki Jeongwoo, juga beberapa butir pasir yang bersarang di wajah adiknya itu menggunakan tangannya sendiri.

"Terima kasih." Jeongwoo berucap lirih begitu Jihoon selesai membersihkan tangannya.

"Sama-sama." Balas Jihoon. "Haruto, sini, biar kubantu bersihkan."

Subjektif [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang