Dulu, ada sebuah cerita yang mengisahkan mengenai seekor ibu rusa yang ditangkap oleh seorang pemburu. Ibu rusa itu memiliki dua ekor anak rusa yang masih menyusu. Ibu rusa tahu bahwa ia akan mati setelah pemburu itu menangkapnya, namun ia juga masih khawatirkan nasib anak-anaknya yang masih harus menyusu. Akhirnya ibu rusa memohon pada pemburu agar ia dapat dilepaskan dan dibiarkan pergi menyusui anak-anaknya untuk yang terakhir kali dan berjanji akan kembali kepada sang pemburu.
Pemburu itu tak langsung mengabulkan keinginan ibu rusa karena takut ibu rusa akan kabur. Namun akhirnya sang pemburu membiarkan ibu rusa pergi menemui anak-anaknya dengan catatan bahwa ibu rusa harus segera kembali setelah selesai dengan urusannya. Setelah menyusui anak-anaknya, ibu rusa menepati janjinya dan kembali ke tempat pemburu.
Begitulah Jihoon saat ini. Setelah Yoshi memberikan izin ia dengan cepat membawa tungkainya berlari menuju halte. Menaiki bus menuju sekolah adiknya dengan menggunakan selembar uang yang Yoshi berikan padanya agar ia bisa kembali sesuai janjinya.
Ketika sampai di gedung sekolah adiknya, gedung itu sudah sepi. Adiknya tidak ada di tempat biasanya Jeongwoo menunggunya. Jihoon tak bisa tinggal diam. Ia segera kembali langkahkan kaki menuju taman yang berada di dekat sana.
"Jeongwoo!"
Jihoon mempercepat larinya. Jeongwoo yang melihat kedatangan kakaknya segera turun dari ayunan dan menerima pelukan hangat kakaknya. Seorang lagi yang sejak tadi masih berusaha akrab dengan Jeongwoo itu terkejut kala melihat siapa yang kini memeluk erat anak kelas satu tersebut.
"Jihoon?"
Jihoon mengangkat wajah. Rambutnya yang sudah memanjang menutupi matanya itu sedikit menghalangi pandangannya. Namun wajahnya segera berubah sama terkejutnya begitu sadar siapa pemilik wajah familiar di hadapannya itu.
"Junkyu...?"
Ingatannya dibawa berputar kembali ke masa lalu. Masa ketika ia masih duduk di bangku SMA dan harus tinggal di asrama khusus laki-laki. Seorang teman yang selama tiga tahunnya menempuh pendidikan di sana selalu bersamanya dan membantunya agar tak dikucilkan.
Kim Junkyu, orang yang juga merupakan teman sekamarnya ketika tinggal di asrama. Orang yang juga kenalkan padanya sebuah perasaan terlarang yang tumbuh di hatinya. Seorang yang akhirnya harus rela ia lepaskan dan tinggalkan setelah kelulusan karena ia harus ikut pergi dengan ayahnya.
"Astaga..." Junkyu tak menyangka. Selama beberapa hari ini ia hanya tertarik pada seorang anak kecil yang selalu menyendiri karena dikucilkan, tak mengira jika anak laki-laki tersebut juga merupakan penghubungnya untuk kembali bertemu dengan Jihoon.
"Kamu apa kabar?"
Jihoon tersenyum ramah. Ia tak lantas menjawab. Jihoon lebih dulu mengangkat Jeongwoo dan membawanya dalam gendongannya.
"Aku baik. Kuharap kau juga baik-baik saja. Apa kamu tinggal di sini?"
"Iya, aku bekerja di toko seberang sana. Apa anak ini... Adikmu?" Junkyu bertanya hati-hati dan Jihoon mengangguk atas pertanyaan itu. Tak sadar telah ciptakan ruang lega dalam hati lawan bicaranya.
Banyak hal yang dapat mereka obrolkan setelah sekian lama tak bertemu. Jihoon senang dapat dipertemukan kembali dengan Junkyu, begitu juga Junkyu yang kini rasa syukurnya sudah tak terkira melihat Jihoon yang ternyata masih sama manisnya dan masih sama penuh senyum.
"Kamu akan pulang? Mau aku antar?"
Jihoon terdiam sejenak menatap Junkyu. Tawaran itu tidaklah buruk. Namun kini pikirannya justru berbelok ke arah lain daripada pulang ke rumah.
"Junkyu... Kamu tahu panti tempat penitipan anak di dekat sini?"
-- ♡ --
![](https://img.wattpad.com/cover/321024937-288-k684288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Subjektif [ yoshihoon ]
FanficB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Pertama kalinya menghadapi dunia, tetapi semesta kerap pertemukannya dengan duri beracun yang begitu ingin matikan langkahnya. Jika hidup dengan label kepemilikan orang lain adalah jalan terbaik, maka di sanalah ia akan...