Flashback 6 years ago...
Malam itu sang rembulan sudah mulai turun. Bentuknya yang tak bulat sempurna itu masih pancarkan cahaya yang dapat terangi beberapa tempat gelap. Termasuk sebuah losmen kecil yang memang minim cahaya. Pintu kayunya terbuka dan seorang perempuan dengan penampilan acak-acakan terilihat keluar dari sana dengan langkah mengendap. Matanya berpendar gelisah menatap sekeliling. Langkah gontainya ia paksa berlari cepat menuju tempat yang lebih ramai.
Jarum pendek jam sudah menunjuk pada angka tiga. Malam sudah hampir usai. Seluruh jalanan masih sepi dan semua orang sedang sibuk mimpikan hal-hal menyenangkan di dalam selimut hangat masing-masing, atau justru sibuk berbagi kehangatan di tempat-tempat berbeda. Suaranya ingin ia keluarkan untuk berteriak meminta tolong, tapi bahkan untuk keluarkan sebuah cicitan ketakutan saja ia sudah tak mampu.
Kakinya lemas. Tangannya bergetar. Bibirnya menggigil ketakutan dan rambut panjangnya tak lagi terlihat indah seperti sore tadi saat ia menata rapi rambutnya untuk sebuah rapat dengan klien barunya. Mata gelisahnya kembali mengedar, akhirnya temukan sosok seseorang yang berada di seberang jalan, terlihat sedang duduk sendirian di atas kap mobilnya seraya menatap langit.
Kembali kaki layunya dipaksa berlari menyebrangi jalan. Pandangan matanya mulai mengabur karena air mata yang kembali turun. Keseimbangannya hampir hilang bersamaan dengan kesadarannya yang sepertinya juga akan segera raib. Terlalu fokus menatap pria di atas kap mobil ia tak sadar terus berjalan sampai tubuhnya menabrak badan mobil tersebut dan membuatnya jatuh terkulai di tanah dengan malangnya.
Yoshinori. Malam itu ia sedang renungi kepergian ayahnya yang mendadak kemarin malam. Air matanya sudah habis ia kuras ketika pemakanan ayahnya dan malam ini ia berniat menyendiri untuk tenangkan diri, namun seseorang yang tiba-tiba jatuh di dekat mobilnya itu membuat momen sendunya jadi berantakan. Ia sudah hampir berteriak marah namun ketika melihat sekacau apa penampilan wanita yang menganggu malamnya itu membuatnya tiba-tiba diserang panik.
Yoshi menatap sekitar. Berusaha temukan orang lain yang bisa membantunya menolong wanita ini. "Hei, nona, kau baik-baik saja? Apa kau mati?" Tangannya bergerak menyibak rambut panjang perempuan tersebut untuk melihat wajahnya. Deru nafasnya tampak tak teratur dan mulai pendek-pendek.
"Hei, jangan mati dulu." Ia semakin panik. "Haish! Kenapa harus aku yang menemukanmu seperti ini!" Tangannya maju mundur ragu. Akhirnya ia tetap beranikan diri mengangkat tubuh wanita itu dan memasukkannya ke dalam mobilnya.
"Tetaplah bernafas, kita ke rumah sakit sekarang." Mobilnya dilajukan dengan kecepatan tinggi. Semakin panik, ia takut dirinyalah nanti yang akan disalahkan jika sampai perempuan ini mati.
Unit gawat darurat. Yoshi menunggu dengan cemas perkembangan dari dokter yang memeriksa wanita tadi. Berulang kali Yoshi merapal dalam hati mengatakan bahwa jika pun wanita malang tadi mati malam ini, itu bukan salahnya karena ia hanya berusaha menolong dan ia tak bersalah atas apa pun yang menimpa wanita tadi.
Malam itu juga ia mengetahui siapa wanita yang ditolongnya itu setelah ia melihat langsung dengan jelas seperti apa wajahnya. Dokter bilang bahwa keadaannya masih cukup baik sejauh ini, wanita itu hanya shock dan sepertinya baru saja menerima pelecehan dan itu cukup buat Yoshi jatuhkan rahang tak percaya. Sepertinya ia baru saja jadi malaikat penolong bagi seseorang.
Namanya Karina. Putri tunggal dari pemilik perusahaan paling berpengaruh di negerinya. Beritanya baru muncul beberapa hari lalu bahwa Karina akan mulai belajar mengenai bisnis ayahnya dengan menjadi karyawan magang di perusahaan ayahnya, namun nasib buruk justru menimpa wanita penuh ambisi ini.
Yoshi meminta orang rumah sakit untuk segera menghubungi keluarga Karina dan ia pergi dari sana setelah Karina sadar dan keluarganya sudah tiba. Setelah hari itu, tak lama kemudian muncul berita yang mengatakan bahwa Karina akan pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan lagi dan akan magang di perusahaan luar yang bukan milik keluarganya. Yoshi melihat berita itu dan hal itu justru munculkan kecurigaan untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Subjektif [ yoshihoon ]
Hayran KurguB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Pertama kalinya menghadapi dunia, tetapi semesta kerap pertemukannya dengan duri beracun yang begitu ingin matikan langkahnya. Jika hidup dengan label kepemilikan orang lain adalah jalan terbaik, maka di sanalah ia akan...