Bariqi mendongakkan kepalanya, mengebulkan asap rokok yang keluar dari bibirnya. Saat ini Bariqi dan Pak Edo tengah berada di halaman belakang dapur, di tangan kedua pria beda usia itu tengah terselip batang rokok. Awalnya Bariqi ingin minta maaf pada Elya karena kesalahannya, tetapi rasa amarah kembali hadir di benak Bariqi saat Elya memilih bercerita dengan Vino dari pada dengannya.
Tidak mudah mendekati Elya, Bariqi harus bersaing dengan rekan-rekan kokinya yang umurnya di bawahnya. Namun saat Bariqi sudah berhasil mendekati Elya, menghabiskan waktu bersama Elya, tetapi Elya lebih percaya pria lain dari pada dirinya. Harga diri Bariqi yang tinggi merasa diinjak oleh Elya. Selama Elya susah pun, Bariqi selalu memberikan apa kebutuhan gadis itu.
“Kenapa kamu kayak mau marah?” Setelah lama terdiam, akhirnya Pak Edo membuka suaranya.
“Hah, enggak, Pak,” jawab Bariqi.
“Kamu suka ya sama Elya?” tanya Pak Edo.“Kok bisa bapak tanya begitu? Bukankah Pak Edo mau mengenalkan anak Pak Edo pada Elya? Anak Pak Edo yang bekerja di kantor BUMN itu, kan?” tanya Bariqi seraya membuang putung rokoknya. Pria itu menginjak putung rokok agar padam.
“Kamu memperbolehkan?” tanya Pak Edo menantang.
“Memangnya aku siapanya Elya sampai gak ngebolehin.”
“Baiklah, nanti kalau Vino gak ambil start lebih dahulu, bapak akan kenalkan Elya pada anak bapak. Biarkan dia milih sendiri, anak bapak kan dua. Elya ini tipe anak bapak banget, orangnya baik dan lucu.” Pak Edo berkata sembari tertawa.
Bariqi merogoh saku celananya, mengambil bungkus rokok dan menarik satu untuk kembali ia hisap. Pak Edo hanya melirik Bariqi. Sekuat apa Bariqi menyembunyikan perasaannya pada Elya, tetapi Pak Edo cukup peka. Ia sudah lama mengamati Bariqi dan Elya, meski Elya sama sekali tidak peka, kegigihan Bariqi sangat patut diapresiasi.
“Bariqi, kalau kamu mau mengambil keputusan, setidaknya pikirkan orang yang kamu cintai dulu,” ujar Pak Edo.
“Apa maksud Pak Edo?”“Pikirkan baik-baik. Sebenarnya setiap orang bebas mengungkapkan cinta dengan cara apa saja. Ada yang memaksa menahan orang yang dicintainya untuk tetap berada di sisinya, ada juga yang membiarkan orang yang dicintainya pergi. Yang penting sama-sama bahagia, mungkin sudah cukup. Bapak kembali ke dapur dulu,” ujar Pak Edo menepuk pundak Bariqi dengan pelan. Bariqi tercenung mendengar ucapan Pak Edo. Pria itu mengusap rambutnya dengan kasar. Sudah beberapa hari, Bariqi tidak jenak dengan hatinya sendiri, terlebih sekarang Elya mengundurkan diri.
“Ada lowongan di hotel Kusuma, tetapi bagian bartender. Kalau kamu mau, kamu bisa melamar di sana.” Sebuah suara terdengar di telinga Bariqi.
“Setelah proses keluar beres, aku akan melamar di sana,” jawab Elya.
“Atau, kamu mau ke Surabaya saja? Di sana banyak lowongan kerja, aku punya banyak teman di sana, nanti aku tanyakan.”
“Boleh di mana saja asal aku kerja,” jawab Elya.
Lagi-lagi Bariqi membuang putungnya, pria itu membalikkan badannya menatap Elya dan Vino yang kini tengah berdiri berhadapan. Bariqi mendekati Elya, sedangkan Elya yang merasa ada kedatangan orang pun segera bergeser sedikit.
“Elya, aku tidak tahu sebenarnya apa masalahmu. Tetapi setiap masalah bisa diselesaikan, bukan malah minggat kayak gini,” sentak Bariqi. Bariqi menarik pundak Elya agar Elya tidak menjauh darinya.
“Kerja di mana saja sama saja, Elya. Mau kamu kerja di sini, di Kusuma atau bahkan di Surabaya sekalipun, semua sama saja. Kamu akan menemui banyak orang yang mungkin toxic, gak baik dan membuat kamu kesal. Ya begitulah resiko kalau berbaur dengan orang banyak. Kamu keluar dari sini yang jelas-jelas sudah memberimu penghasilan tetap, kamu gak ada bersyukurnya jadi orang. Di luar sana saat kamu mengirim lamaran kerja, belum tentu mereka akan menerima kamu. Kebanyakan lowongan kerja di luar sana minimal D3 atau S1, sedangkan kamu hanya lulusan SMK. Bagaimana bisa kamu melupakan fakta tentang hal itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Galanga Chef
RomanceBariqi Galanga, seorang executive chef yang sangat galak. Dalam satu bulan, pria itu bisa berganti asisten delapan belas kali. Saking galaknya, banyak orang yang angkat tangan dengan pria itu. Hingga, Bariqi tertarik dengan seorang gadis yang bekerj...