24. Sama-sama Candu

847 37 1
                                    

Tiga hari sudah Elya dan Bariqi tidak bertemu. Jangankan bertemu, bertegur sapa saja tidak mereka lakukan. Bariqi merasa sangat tidak bersemangat di setiap harinya. Meski presentase kembalinya Elya bekerja sangat minim, tetapi Bariqi tidak berhenti berharap kalau Elya akan kembali. Setiap saat Bariqi mengecek hpnya, berharap ada pesan yang dikirimkan Elya. Bariqi takut Elya kenapa-napa, Bariqi takut kalau Elya tidak diterima di keluarganya. Perasaan Bariqi tidak enak dan sangat ingin bertolak ke Tulungagung. Namun, ayahnya malah mengancamnya, Ayahnya mengatakan akan memblacklist namanya agar tidak diterima bekerja di mana pun.

Sebenarnya blacklist hanya berlaku kalau Bariqi bekerja di dunia kuliner. Kalau pun Bariqi mau bekerja jadi montir pun tidak masalah, Bariqi juga tidak keberatan. Hanya saja ia sudah terlanjur cinta dengan pekerjaannya.

Sudah banyak korban yang tidak bersalah mendapat bentakan dari Bariqi. Luis dan Vino lah contohnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, dan tidak ada kesalahan apa-apa yang mereka lakukan, tetapi Bariqi terus menyemprotnya.

Saat ini ada perempuan yang menjadi asisten Bariqi, perempuan dengan perawakan supermodel yang sangat cantik. Namanya Sera, usianya dua puluh lima tahun, berpengalaman di bidang food and baverage. Saat kemarin test pun, masakan Sera sangat enak.

Bariqi membuat Boeuf bourguignon, makanan khas prancis yang terbuat dari daging sapi yang dipadukan dengan sause anggur merah. Dengan wajah yang tidak bersahabat, pria itu memasak dalam diam. Kalau dengan Elya, bibir Bariqi sangat cerewet menyuruh-nyuruh gadis itu, belum lagi makian juga ia lontarkan. Namun, dengan Sera, Bariqi banyak diamnya. Saat menyuruh Sera, Bariqi hanya menunjuk dengan tangannya. Kalau Sera tidak peka, baru Bariqi akan marah.

“Chef, ini bahan untuk pembuatan sause anggur merah. Tamu menginginkan kadar alkoholnya tinggi,” ucap Sera.

“Em,” jawab Bariqi. Bariqi menerima bahan yang diberikan Sera, pria itu menunjuk alat masak pada Sera. Dengan cekatan Sera mengambilnya dan segera mencuci.

Tiga hari bekerja dengan Bariqi, Sera merasa bekerja dengan orang bisu. Sera pikir pira tampan nan dingin hanya ada di novel, tetapi kali ini ia menemui orang seperti itu di dunia nyata.

Vino menuju ke wastafel untuk meletakkan sendok kotor, “Bagaimana bekerja dengan Chef Bariqi?” tanya Vino berbisik.

“Itu cowok kenapa, sih? Tampangnya kayak gak dikasih jatah sebulan sama istri,” ucap Sera berbisik. Vino, Luis dan teman-temannya lain sangat ramah, hanya Bariqi saja yang membuat Sera canggung.

“Dia belum nikah. Emang gitu orangnya,” jawab Vino.

“Sera, ke sini!” titah Bariqi membuat Sera tersentak. Buru-buru Sera menghadap ke Bariqi sebelum Bariqi marah.

“Bahan apa yang kamu berikan ini? Kamu tidak tahu kompisisi untuk membuat sause anggur merah?” tanya Bariqi.

“Maaf Chef, itu-”

“Cepat ambilkan bahan yang benar. Sekali lagi salah, pindah saja kamu dari sini. Gak becus,” maki Bariqi. Buru-buru Sera mengambil bahan, gadis itu jadi ketakutan, takut kalau bahan yang ia ambil salah.

“Ini chef.” Sera memberikan beberapa sause kecap pada Bariqi.

“Potong wortelnya dengan ukuran julienne!” titah Bariqi. Sera melakukannya mengambil wortel yang sudah direndam lalu memotongnya.

“Bukan begitu, Elya. Untuk ukuran Julienne, segitu terlalu besar. Kamu bodoh atau bagaimana, sih? Sudah berapa lama kamu ikut aku, tapi masih saja salah,” teriak Bariqi sampai seluruh orang di dapur mendengar. Teriakan pria itu yang kencang mengundang banyak pasang mata menatapnya.

“Elya?” tanya Sera.

Seolah tersadar dengan ucapannya, Bariqi pun terkesiap. Pak Edo tersenyum penuh arti menatap Bariqi.

Galanga ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang