Dewa, Bariqi dan Elya terpaksa tidak boleh masuk di Jatimpark 3 karena ulah Bariqi. Elya yang masih ingin main pun kini harus mengurungkan niatnya. Padahal Elya ingin mencoba berbagai wahana di sana, terlebih ia sangat ingin mengunjungi wisata dinosaurus.
Saat ini Elya menekuk wajahnya masam, terlihat sekali kalau gadis itu sedang kesal. Dewa dan Bariqi saling pandang, sedang kakinya saling menendang menyalahkan satu sama lain.
“Ini gara-gara kamu Elya jadi cemberut,” maki Dewa menendang kaki Bariqi.
“Ini gara-gara kamu!” Bariqi tidak mau kalah, pria itu balik memaki.
“Sekarang gimana? Kelihatannya dia akan meledak saat ini juga,” bisik Dewa menatap Elya.
“Mana kunci mobilku?” tanya Bariqi. Dewa merogoh sakunya dan memberikan kunci pria itu, sedangkan Bariqi mengembalikan kunci motor Dewa.
Tanpa basa-basi, Bariqi menarik paksa tangan Elya dan memasukkan gadis itu ke mobilnya. Tentu saja Elya memberontak, gadis itu tidak mau ikut Bariqi si biang keributan. Lebih baik ia pulang dan tidur dengan tenang.
“Mau kemana lagi? Aku mau pulang dengan Dewa,” pekik Elya.
“Dewa, ikuti aku dari belakang!” titah Bariqi pada sahabat Elya itu. Dewa mengangguk.
Setelah memastikan Elya duduk, Bariqi segera memutari mobilnya dan duduk di bangku kemudi. Elya ingin keluar, tetapi pintu dikunci oleh Bariqi.
“Aku akan membawamu ke tempat yang indah,” ujar Bariqi.
“Indah versi kamu dan indah versiku jelas berbeda. Aku gak mau, cepat buka pintunya!” pekik Elya.
“Kalau gak indah, kamu bisa apain aku sepuasnya. Sekarang diam dulu. Lama-lama orang akan mengira aku pelaku penculikan,” kata Bariqi.
“Memang tampang kamu tampang penuh kejahatan,” maki Elya. Elya memalingkan wajahnya, gadis itu memilih duduk dengan tenang. Percuma teriak-teriak kalau Bariqi pura-pura tuli.
Bariqi mengajak Elya jalan-jalan ke Museum Angkut, sedangkan malam hari, pria itu mengajak Elya ke Malang Night Paradise. Jam sudah menunjukkan setengah tujuh malam. Bariqi dan Elya baru sampai, buru-buru Elya keluar dari mobil. Tadi saat di Museum Angkut, Elya tidak terlalu senang, sekarang gadis itu tidak bisa menyembunyikan kesenangannya saat melihat bianglala. Sejak dulu ia ingin ke Malang Night Paradise, tetapi belum juga kesampain. Sekarang Bariqi mengajaknya ke sana, Elya yang tadinya marah karena masalah rumah hantu, kini melupakan kemarahannya.
“Dewa, ayo naik itu!” pekik Elya menujuk biang lala pada Dewa. Dewa yang tadi setia membuntuti Bariqi dan Elya pun mengangguk senang.
“Ayo! Eh kita beli permen kapas dulu. Kamu suka kan sama itu? Ada yang warna pink,” ujar Dewa mengambil alih tangan Elya dan menyeret gadis itu agar mengikutinya.
“Hei, tungguin aku!” pekik Bariqi. Bariqi ikut berlari mengejar dua orang itu.
Baik Elya mapun Dewa sangat kekanakan, mereka membeli permen kapas, es krim, buah caramel, semua yang manis dibeli sama Elya. Kalau Dewa yang bayar tidak apa-apa. Namun, Dewa adalah pria yang licik, ia menyuruh Bariqi yang membayar. Mau tidak dibayar, harga diri Bariqi yang dipertaruhkan di hadapan Elya. Alhasil, Bariqi tetap membayar jajanan mereka. Bariqi sudah seperti ayah yang mengajak dua anaknya.
Setelah mendapat makanan yang diinginkannya, mereka menuju ke bianglala yang kebetulan tidak banyak pengunjung.“Pak mau naik buat bertiga!” ujar Bariqi pada penjaga bianglala itu.
“Maaf, Mas. Hanya cukup untuk berdua saja,” jawab penjaga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galanga Chef
RomanceBariqi Galanga, seorang executive chef yang sangat galak. Dalam satu bulan, pria itu bisa berganti asisten delapan belas kali. Saking galaknya, banyak orang yang angkat tangan dengan pria itu. Hingga, Bariqi tertarik dengan seorang gadis yang bekerj...