19. Tentang Cinta

21 9 0
                                    

19. Tentang Cinta

Debur ombak pantai sangat menghibur telinga Luna dan Boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Debur ombak pantai sangat menghibur telinga Luna dan Boy. Keduanya sampai di pantai Azzara. Pantai dimana mereka terciduk saat itu. Suasana sepi pantai sangat mendukung untuk meningkatkan mood hati.

Ombak menyambut hangat kedatangan Boy dan Luna disana. Angin sepoi-sepoi nan adem lembut membelai kulit mereka. Senyum Luna merekah ketika ia melihat ombak laut yang menabrak pasir disana.

Boy menghampiri Luna setelah memarkirkan motornya didekat pohon. Ia mengamati senyum indah di wajah gadis itu. "Lo seneng?"

Luna menoleh pada Boy dengan senyum lebar itu. Ia mengangguk menjawab pertanyaan Boy itu. "Iya seneng,"

"Bagus deh, biar lo gak bad mood bad mood terus," ucap lelaki itu.

Senyum yang awalnya lebar itu perlahan meredup. Luna jadi bete seketika ketika Boy berkata seperti itu. Boy menyadari perubahan ekspresi Luna yang mulai bete lagi.

"Tuh, kan, bete lagi lo," sindir Boy lagi.

Luna melirik Boy dan memutar bola matanya sebal. "Nggak," gumamnya sambil memanyunkan bibir merahnya yang dipoleskan liptint.

"Ya, kalaupun bete gue juga gapapa sih, udah kebal." Ledek lelaki itu lagi sambil mencolek pipi Luna.

Luna mengelus pipinya yang dicolek oleh Boy sambil menggerutu tak jelas, membuat lelaki itu semakin gemas dengan gadis yang berdiri disampingnya.

Luna melepas heels pendek yang ia gunakan dan berjalan meninggalkan Boy disana. Ia berjalan melalui pasir-pasir putih dan bersih itu. Butiran pasir hangat di pantai menyelimuti kaki telanjang Luna.

Boy ikut melepas sepatu yang ia gunakan dan mengejar langkah Luna yang semakin dekat dengan tepi laut. Luna tampak kesulitan berjalan karena setengah kakinya tenggelam di pasir.

Sesekali Boy meraih tangan Luna untuk menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh saat berjalan di pasir.

"Awas entar jatoh!" Boy meledek Luna yang selalu menolak bantuan Boy untuk berjalan ke tepi laut.

"Sewot lo ah," balas Luna sambil berlari kecil.

Keduanya sampai di tepi laut. Senyum Luna merekah lagi melihat indahnya laut yang bersinar karena memantulkan cahaya matahari.

Laut-laut ini mengingatkannya pada seseorang. Kakak lelakinya, Helia. Dulu, Helia sering mengajak Luna jalan-jalan ke pantai. Semua pantai yang direkomendasikan selalu dikunjungi Helia dan Luna.

Luna berharap waktu bisa diputar kembali. Ia ingin sekali menghabiskan waktu bersama dengan kakaknya lagi. Sama-sama melihat matahari terbenam di tepi laut. Bercerita tentang masa depan.

Luna ingat sekali, Helia pernah berpesan kalau ia akan memberikan hadiah besar disaat pernikahannya nanti untuk Luna sebagai kenang-kenangan jika nanti ia sudah tinggal bersama istrinya.

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang