49. Kembali

20 8 10
                                    

💜 HAPPY READING GUMUSHIN 💜

°=°

49. Kembali

Luna menangis sejadi-jadinya ketika ia mengetahui bahwa Boy benar-benar akan berangkat ke Amsterdam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna menangis sejadi-jadinya ketika ia mengetahui bahwa Boy benar-benar akan berangkat ke Amsterdam. Boy mengatakan bahwa ia akan menetap disana. Hal inilah yang membuat Luna semakin sedih.

Gadis itu melempar barang-barang di kamarnya. Tak sesekali Helia menjadi korban lemparan barang itu. Entah itu bantal, boneka, bahkan iPad. Untunglah Helia selalu melindungi barang termahal di kamar adiknya itu.

Lama-kelamaan, Helia jadi semakin sebal. Lelaki itu melempar balik barang-barang Luna yang ia tangkap kearah adiknya yang sedang nangis sesenggukan.

"DIEM LO, TAI!" Umpat lelaki itu. Sayang tangis Luna tak kunjung mereda.

"Lo gak ngerti perasaan gue, bang!" Balas Luna dengan tangisan yang semakin jadi.

"Ngerti gue ngerti!" Sambung Helia sambil menarik-narik rambutnya.

"Kalo Lo ngerti Lo gak bakal suruh gue diem!"

"YA JUSTRU KARENA GUE NGERTI GUE SURUH LO DIEM!"

Tangisan Luna semakin pecah. "Huwaa, Abang gue jahat!"

"Ah, anyink, salah lagi gue." Gumam Helia dengan sebal. Ia menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar karena bingung.

Helia mengeluarkan ponsel dari kantung celananya. Ia baru saja ingin menghubungi Gledis untuk membantunya. Saat dering panggilan dari ponsel Helia terdengar, Luna cepat-cepat melempar bantal lain ke kepala Helia.

Bughh...

"GAUSAH LO NELFON-NELFON ORANG, HUWAA!" Teriak gadis itu tanpa sedikitpun meredakan tangisannya.

Helia meringis sambil mengusap-usap kepala bagian belakangnya. "Adek gue ngapa jadi gila, si?" Gumamnya heran.

Selang beberapa detik, Gledis menerima panggilan dari Helia.

"Halo, babe?"

Helia cepat-cepat membalas Gledis. "Babe, babe, cepetan ke rumah ini si Luna udah gila!" Serunya.

Mendengar Helia memanggil Gledis dengan sebutan "babe" membuat Luna jijik sendiri. Ia lagi-lagi melempar kotak tisu ke kepala Helia.

"JIJIK GUE, AH!" Keluhnya sambil melanjutkan tangisannya.

Helia menoleh pada Luna dengan wajah kesal lalu kembali berbicara dengan Gledis lagi.

"Luna kenapa, babe?"

"Ini si Luna galau ditinggal ayang."

"Ngapa jadi ribet gini, si, aduh."

"Beb, udah ngeluhnya nanti aja. Ini bentar lagi aku digaplok Luna!"

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang