08. Drama Baru

35 16 2
                                    

08. Drama Baru

Luna duduk di sofa hitam dalam studio musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna duduk di sofa hitam dalam studio musik. Gadis itu asyik bermain dengan ponselnya. Luna memiliki ketertarikan dengan fashion jadi ia sering memainkan game tentang fesyen pula.

Denting jam berbunyi tepat di jam 2 siang, bertepatan dengan Chandra dan beberapa kru masuk ke dalam studio musik.

Pria berkaus kerah putih dengan rambut dark chocolate itu masuk disusul kru dibelakangnya. Entah kenapa kali ini Chandra tampil santai dan tidak formal seperti biasanya.

Chandra duduk di sofa yang juga diduduki oleh Luna. Wangi parfum Citrus khasnya tercium hingga ke hidung Luna. Gadis itu merasa sedikit canggung dan grogi ketika duduk bersebelahan dengan Chandra, CEO-nya.

Para kru duduk dihadapan Chandra dan Luna. Mereka sudah siap dengan beberapa halaman proposal, lembar-lembar not musik, iPad, Laptop dan catatan-catatan yang tentunya dibawa Sekretaris.

Tapi ada satu hal yang membuat Luna bingung. Dimana posisi Manajer barunya yang katanya sudah direkrut oleh Chandra. Apakah ia berhalangan hadir? Itu tidak mungkin, kan? Luna diam sambil celingak-celinguk, berpikir mungkin Manajer barunya terlambat.

Tanpa menunggu lama, Chandra membuka rapat semiformal ini. Pria itu duduk bersandar di sofa sambil menaikkan satu kakinya keatas kaki satunya.

"Oke, kita gausah nunggu lama-lama, yah. Mulai rapatnya. Rapatnya juga gak lama kok," ujar Chandra.

Pria itu meminta poin-poin yang akan disampaikan dari Sekretaris. Ada tiga poin yang harus dilakukan.

"Untuk pembukaan, poin pertama itu perilisan Full Album untuk Luna. Saya sudah berdiskusi juga dengan Produser untuk lagu-lagunya," jelas Chandra.

Sherro, selaku Produser Musik senior di EM memberikan beberapa not musik dan lagu-lagu yang sudah ia ciptakan namun masih berada dalam drafnya alias belum berencana untuk diriliskan.

"Selanjutnya, pemotretan sebagai brand ambassador dan konser di lima kota besar. Dan yang terakhir, pergantian Manajer." Lanjut Chandra.

Wajah Luna menunjukkan ekspresi setengah senang setengah datar. Ia senang akan mendapat Manajer baru, tapi ia masih tidak mengenali wajah Manajer barunya.

Kevin dengan cepat menyenggol kasar kaki Chandra. Lelaki itu lalu membisikkan sesuatu di telinga Chandra.

"Manajernya mana? Lo gimana sih, ah," bisiknya dengan kesal. Kevin rasanya ingin melayangkan satu toyoran di kepala Chandra tapi ia tahan karena masih dalam kondisi rapat.

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang