40. Akhir; Bintang Yang Pergi

23 10 11
                                    

Part ini mengandung Bawang🧄🧄!!
🥀Saia udah nangis gara" nulis part ini 🥀

°°°°

40. Akhir; Bintang Yang Pergi

Setelah ramai diperbincangkan di Internet, disiarkan melalui berbagai macam media, dan ribuan penggemar yang menanda tangani petisi untuk mengeksekusi Tristan setelah apa yang ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ramai diperbincangkan di Internet, disiarkan melalui berbagai macam media, dan ribuan penggemar yang menanda tangani petisi untuk mengeksekusi Tristan setelah apa yang ia lakukan. Dengan alasan yang tentunya tidak jelas juga. Hari ini adalah hari terakhir bagi Tristan untuk merasakan udara hidup di dunia.

Sudah 3 hari sejak dikonfirmasi tentang hari ekskusi, Tristan didampingi seorang pendeta yang membimbingnya untuk kembali ke jalan yang benar sebelum hari ia menjalani hukumannya. Setidaknya, Tristan sudah mengakui segala dosa dan berserah pada Tuhan. Polisi memberikan kesempatan bagi Tristan untuk menikmati hari terakhirnya.

Hari terakhir ini akan dinikmati Tristan bersama keluarganya. Tristan mengajukan permintaan terakhirnya untuk menghabiskan sisa waktunya bersama keluarganya. Iya, Kiana dan Stella. Stella sudah memesan 1 meja privat di sebuah restoran mewah langganannya. Ia memesan banyak makanan yang disukai oleh Tristan. Stella menjadikan malam terakhir ini sebagai malam yang sangat indah dan penuh kenangan.

Malam itu, tepat dipukul 19.00 WIB. Tristan sampai di restoran. Ia di kawal dan diantar ke meja yang sudah di booking oleh anaknya itu. Hati Tristan terasa seperti dikikis. Berat kakinya untuk melangkah bertemu dengan anak dan istrinya. Ia sudah terlalu malu untuk menghadap mereka.

Pintu ruangan VIP di buka, Tristan disambut dengan interior meja makan yang begitu indah. Ditambah, penampilan Stella yang begitu cantik dan Kiana yang sama anggunnya. Tristan tersenyum haru bisa kembali melihat mereka setelah lama berpisah.

"Welcome, Papa!" Sambut Stella sambil memeluk erat ayahnya itu.

Air mata deras menetes dari mata Tristan. Hatinya seakan retak ketika Stella memeluk dirinya sebegitu erat. Tristan membalas pelukan Stella dan mengelus rambutnya yang halus itu.

"I Miss you, Pa. Thank you." Bisik Stella pada ayahnya.

Stella mengendurkan pelukannya untuk melihat wajah ayahnya. Keduanya saling menatap mata yang sama-sama berkaca-kaca itu. Kiana juga menghampiri Tristan. Ia meraih tangan Tristan dan menyalimnya sesuai adat dalam keluarganya untuk menghormati suaminya.

Tristan menatap mata Kiana dengan tatapan sayu. Ia menyesal karena sudah sempat menyelingkuhi Kiana saat itu. Andai saja waktu bisa diulang, Tristan ingin membangun keluarga yang lebih utuh lagi. Tentunya, tanpa melibatkan Luna dalam keluarga itu.

"Pa, makan dulu, yok. Stella laper," ajak gadis itu.

Tristan yang matanya masih berair itu sontak mengusap wajahnya dan mengangguk. "Iya, ayo-ayo."

Ketiganya berjalan menuju meja makan. Tristan lagi-lagi disambut makanan-makanan favoritnya. Udang asam manis, sapi lada hitam, kepiting lemon, semuanya dihidangkan diatas meja bundar itu. Lagi-lagi ia terharu karena kejutan yang dibuat oleh anaknya.

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang