21. Junior Kelas

23 9 1
                                    

ABSEN PAKE EMOT FAVORIT YOK!!
ME : 🩰

KALIAN APA?? ABSEN DULUKK

°°°°°

21. Junior Kelas

Kericuhan muncul dari koridor kelas 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kericuhan muncul dari koridor kelas 11. Area koridor kini dipenuhi anak-anak yang kepo dengan kejadian disana. Luna dan yang lainnya tentu tak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka juga ikut memenuhi koridor.

Luna tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya ketika ia melihat penyebab kericuhan itu adalah adik tirinya sendiri. Stella tampak mengamuk pada seorang junior dari kelas 11. Gadis itu hanya diam saat dirinya tengah dimaki oleh Stella dan banyak kamera yang menyorotinya.

Kebiasaan para anak-anak I2HS, mereka sering mengambil video saat ada kericuhan. Entah apa tujuannya mereka menyimpan video itu, tapi itu bisa berguna untuk ditunjukkan pada guru BK nanti.

"LO TUH GIMANA SIH? LO NGAKU LO YANG TADI NGAMBIL HAPE GUE KAN! DRAMA LO UDAH BASI!" Stella mengamuk tak karuan. Ia marah seperti orang yang tak punya hati.

Anak kelas 11 itu hanya bisa diam. Tubuhnya gemetaran hebat saat dihadapkan dengan Stella. Ia menggeleng pelan dengan mata berkaca-kaca dan rambut berantakan karena bolak-balik dijambak oleh Stella.

"Enggak, kak, tadi saya gak tau itu punya kakak," jawab gadis itu dengan nada gemetar.

Stella tanpa rasa kasian kembali menarik kasar rambut gadis itu. "ALAH BACOT ANJING! KALO GUE GAK LIAT PASTI UDAH LO COLONG KAN HAPE GUE!"

Gadis itu meringis kesakitan karena jambakan Stella yang cukup kuat. Benar-benar gadis itu mengamuk bak gelap mata. Ia tak peduli anak-anak kelas 11 memvideokan aksi keterlaluannya itu.

Tak kuat melihat kelakuan Stella, Luna menerobos kerumunan dan menarik kasar tangan Stella hingga membuat gadis itu merintih karena cengkeraman Luna yang kuat. Hal ini ia lakukan demi keamanan keluarganya, apalagi sekarang media sudah mulai mengenali Stella.

Sorot kamera berpindah mengikuti arah Luna berjalan. Luna cepat-cepat pergi dari TKP ke tempat yang lebih aman agar ia bisa menegur Stella dengan tenang. Gadis itu tak peduli apakah Stella kesakitan atau tidak. Ia tak peduli juga kalau Stella baru saja selesai rehabilitasi. Intinya ia tak akan membiarkan Stella berulah lagi.

Bayangan Luna dan Stella sudah hilang dari area kejadian. Hanya menyisakan beberapa anak jurnalis yang tengah menyoroti kondisi gadis kelas 11 itu. Boy ada disana bersama Ivan dan Yudea. Lelaki itu membelah keramaian dan menghampiri gadis itu.

"Berdiri," ujar Boy dengan nada datar.

Gadis itu mendengar suara Boy dan langsung menurutinya. Ia mengusap kasar pipinya yang basah karena air mata. Rambutnya berantakan, seragamnya juga sudah tidak rapi lagi.

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang