31. Roda Hidup

9 5 0
                                    

31. Roda Hidup

I2HS kini ramai memperbincangkan tentang identitas asli Boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I2HS kini ramai memperbincangkan tentang identitas asli Boy. Pasalnya, semenjak Tristan ditahan untuk kesekian kalinya, nama Boy melejit karena menjadi korban teror yang dilakukan Tristan. Sebesar apapun dan sekuat apapun cara yang dilakukan pihak sekolah untuk menyembunyikan identitasnya, namun kabar sudah bergerak lebih cepat dari perkiraan.

Semua siswa-siswi kini berebut ingin menjadi teman dekat Boy. Tidak, mereka tidak menginginkan Boy menjadi sahabat mereka, tapi mereka menginginkan kemampuannya untuk dimanfaatkan. Sungguh dunia yang kejam. Namun, disini tidak hanya nama Boy yang terseret, namun juga Stella yang notabene adalah anak dari Tristan. Tak dipungkiri, gadis itu kini benar-benar kehilangan teman.

Gadis yang dulunya sangat populer di I2HS, kini menjadi gadis yang dijauhi teman-temannya, bahkan tak ada lagi yang ingin memuji-muji dia. Kehidupan kini berubah 180 derajat. Stella duduk di bangku sekolah sendirian. Andin hilang, dan jejaknya belum ditemukan hingga sekarang. Luna tidak lagi hadir semenjak Boy menjadi korban teror Tristan. Stella kehilangan semua orang-orang yang mencintai dirinya dan menggemarinya. Gadis itu seketika down karena keadaan yang harus ia hadapi sekarang. Antara dendam, benci, dan khawatir bercampur aduk dalam perasaannya.

Seorang gadis dengan highlight hijau dirambutnya yang merupakan anak kelas sebelah mampir ke 12 Bahasa. Gadis itu dengan ringannya melempar gelas plastik bekas minuman es ke kepala Stella. Kepala Stella langsung terangkat ketika gelas plastik itu mengenai rambutnya. Eriel tertawa puas melihat reaksi Stella yang begitu memprihatinkan.

"Oh, ini, anak kesayangan staf senior di perusahaan EM? Aduh, kasian ya, sekarang semuanya jadi berputar," cibir Eriel sambil menahan tawanya. Stella tak menjawab apa-apa. Bagaimanapun ia kini pasrah dengan keadaan. Wajah Eriel yang sebelumnya tertawa berubah menjadi sinis. Matanya menatap Stella tajam. Ia menggebrak meja milik Stella.

"Lo ngertikan sekarang? Dirundung itu gak seenak yang lo kira!" Bentak Eriel. Gadis itu kini benar-benar ingin membalaskan dendamnya pada Stella. "Lo inget yang lo lakuin ke gue waktu itu?"

Eriel mengeluarkan es krim sundae dari sebuah kantong yang ia beli di kantin barusan, lipstik, dan spidol permanen. "This is what you do to me,"

Ia menumpahkan es krim itu ke kepala Stella hingga membuat rambutnya dilumuri es krim. Tak lupa gadis itu membuka lipstik ditangannya. Eriel menarik dagu Stella yang tertunduk hingga menghadap kearahnya dan mencoret-coret wajah Stella dengan lipstik itu. Ia kemudian membalas dengan satu tamparan di wajah Stella dan tertawa puas.

"Hahaha, lo pikir balasan gue cuma itu doang?" Eriel kini melanjutkan aksinya dengan mencoret-coret meja Stella menggunakan spidol permanen itu. Persis seperti yang dilakukan Stella dulu pada Eriel.

Eriel menulis berbagai kata-kata umpatan diatas meja Stella. "Longor", "Pembully", "Pendusta handal", "Anak Haram", dan banyak hinaan lainnya yang ia tulis dihadapan Stella langsung. Gadis itu hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan perlawanan. Wajahnya tampak lelah untuk melawan tindakan Eriel sekarang.

Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang