50. Epilog

34 6 9
                                    

50. Epilog

"Pada akhirnya, kami dipertemukan dan disatukan juga."
- Lunaerris Kamelia Mahesa

Pernahkah seseorang membayangkan sebagaimana bahagianya ketika menyambut hari pernikahan? Hari dimana pengantin wanita akan menjadi ratu di hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernahkah seseorang membayangkan sebagaimana bahagianya ketika menyambut hari pernikahan? Hari dimana pengantin wanita akan menjadi ratu di hari itu. Hiasan serba megah, kue tinggi yang cantik, gaun yang begitu menawan, semuanya tertata dengan sangat indah khusus untuk hari ini.

Gadis dengan rambut yang sudah kembali di cat hitam itu tengah dirias oleh tim MUA terpilih. Luna tampak begitu cantik dengan balutan gaun putihnya dan mahkota yang menghiasi kepalanya. Tidak ada yang dapat menyaingi cantiknya Luna untuk hari ini.

Dari dalam kamar pengantin wanita, terdengar suara ribut-ribut dari pada Bridesmaids. Mereka tengah mempeributkan cara berjalan dengan anggun nantinya.

"Lo kagak bisa lebih anggun apa?! Liat tuh Lo jalan kayak preman jalanan." Sembur Gledis pada Yudea.

"Ya gue kalo jalan emang begini," jawab Yudea sambil menunjuk kakinya.

"Heh, kita tu Bridesmaids, yakali Lo jalan begitu." Tegur Gledis lagi.

"Yaudah ajarin gue cara jalan yang slay dan anggunly. Buru!" Pinta Yudea.

"Nih, gue ajarin. Lo juga perhatiin!" Tunjuk Gledis pada Yudea dan Detta.

Gledis menunjukkan cara jalan ala-ala model yang begitu anggun dan elegan. Tak segan-segan Yudea mengomentari cara jalan Gledis yang terlalu anggun dan tidak sesuai dengan karakteristiknya.

"Ah, ribet. Jalan aja kayak biasa!" Celetuk Yudea sambil menunjukkan cara jalannya.

"ENGGAK ANGGUN!" Komen Gledis lagi.

"Heh, kutu kudanil. Yang anggun itu harusnya si pengantin, bukan kita." Tegur Yudea lagi.

"Yah, masa pengantinnya anggun Bridesmaids-nya ngereog?" Banding Gledis.

Detta yang sudah muak dengan perdebatan sepele tentang cara jalan inipun ikut turun tangan dan buka suara.

"Kak Gledis, Kak Yudea. Udah, ye, urusan jalannya. Sesuai cara jalan masing-masing aja." Tutup Detta.

Gledis dan Yudea kini saling lempar tatapan. Mereka memperhatikan dari atas sampai bawah. Kemudian, Gledis mencoba bicara duluan.

"Oke, kita liat siapa yang bener nanti," tantang Gledis sambil mengulurkan tangannya.

Yudea menjabat tangan Gledis. "Deal." Jawabnya.

Detta sedikit stres melihat kedua rekan sesama Bridesmaids-nya itu. "Orang gede kalo ngeributin hal kayak gini, ya?" Gumamnya.

°°°°

°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arkanlea || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang