20. Kecoa

2.2K 139 2
                                    

HALOO HAY HAY BALIK LAGI SAMA DDIYAN

GIMANA HARI HARINYA? BAIK OR SEDIH?

KALAU SEDIHH KUY LAH BACA DULU BIAR HAPPY

[ BACA YANG TELITI OKEH SOALNYA BANYAK TYPO + JANGAN LUPA VOTE DAN FOLOW AKUN AKU ]

Semoga senang dan betah sama ceritanya

HAPPY READING!!

**
"Kadang semuanya butuh proses."

- Satria Putra Herdika

💐💐

"El." Dipta melingkarkan tangannya ke perut Mikael, Mikael terkejut karena ulah Dipta.

"Mas lepasin." ucap Mikael merasa geli karena ulah Dipta yang memeluk perutnya. "Gamau sayang." jawab Dipta yang tetap menempel pada Mikael.

Mikael menghelan nafas kasar. "Aku udah siapin sarapan sore kamu, cepat makan ntar keburu dingin." ucap Mikael seraya melepaskan tangan Dipta yang sejak tadi melingkar di perutnya.

"El."

Mikael hanya membalasnya dengan mengangkat alisnya yang menandakan 'apa'

"Kamu kenapa jadi cuekin aku gini?" tanya Dipta, tatapan Dipta bisa melihat bahwa Mikael cuek dan kesal kepadanya.

"Gapapa Mas."

"Jangan bilang gapapa, kalau aku ada salah sama kamu, kamu bilang ke aku, supaya kamunya jadi lebih baik." jelas Dipta, terlihat sangat tidak mengerti dengan sikap Mikael kepadanya, kadang-kadang terlihat bawel, namun semenjak sore tadi perubahannya menjadi lebih cuek.

Keluar helaan nafas gusar dari mulut laki-laki itu, langkahnya mendekati Mikael. "El, kalau aku ada salah sama kamu, aku minta maaf. Jangan cuekin aku, aku gamau kaya gini, aku gak nyaman." jelasnya seraya menggenggam tangan Mikael.

"Kalau kamu merasa gak nyaman sama sikap aku, yaudah keluar aja Mas," ucapnya dengan nada sangat ketus seraya melepaskan genggaman tangan Dipta. "Kamu lagi sakit, makan! Aku mau ke kamar." ucapnya dingin, Mikael pergi begitu saja meninggalkan Dipta seorang diri di dapur.

💥💥

Ceklek

Setelah membuka pintu kamar, tatapan Dipta tertuju ke arah Mikael yang sedang membereskan pakaian-pakaiannya dari lemari. Tak banyak diam, ia pun masuk ke dalam kamar yang tadinya di ambang pintu, menghampiri Mikael yang sibuk.

"El." panggil Dipta. Namun, Mikael menghiraukannya seakan-akan tidak ada yang memanggilnya.

"El jangan seperti ini, jangan cuek ke aku, kalau aku ada salah setidaknya kita bicarakan baik-baik, aku gamau kaya gini El." ocehan Dipta tak di dengar sedikit pun oleh Mikael, Mikael hanya terdiam seraya tangannya sibuk memasukkan bajunya ke koper.

"Aku bakal menginap di rumah Nanda, Mas gausah cari El." ujarnya seraya mengambil tasnya, menggendongkan di belakang punggungnya, menggenggam kopernya yang sudah siap untuk ia bawa. Dipta tidak mungkin diam saja melihat Mikael pergi, bawaannya saja sudah sebanyak ini.

PRADIPTA || RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang