44. Selamat tinggal

1.4K 107 2
                                    

Hayyy balik sama dd 😎😎

[ vote + spam sebanyak banyaknya, bacanya juga yang teliti banyak typo]

kalian baca jam berapa?

semoga senang dan betah sama ceritanya.

..

HAPPY READING!!


**

"Jika tuhan tidak mengizinkanku bahagia, berarti tuhan maunya aku membahagiakan orang orang."

- Mikael Xycellie Sri Ayu Wijaya

💐💐

Mikael berjalan tidak tenang, tiap lorong dia lewati bersama Dipta. Dipta khawatir kala Mikael yang terus-terusan terisak. "El pelan-pelan sayang!" kata Dipta mencekal lengan Mikael.

Mikael menurut, berjalan sedikit tenang, sampainya di ruang UGD dia melihat Bi Inah yang terduduk di kursi lantas menghampirinya.

"Bi? Gimana keadaan Mimih sama Pipih? Mereka baik-baik aja kan? Mereka nanyain El? Apa mereka pengen di jenguk El? Mereka gimana Bi?"

Inah diam.

"Bi? Jawab dong kenapa diam aja? Iya kan Bi mereka baik-baik aja?"

Inah tetap diam.

"El sabar sayang."

"Enggak Mas, El gabisa sabar El harus tau kondisi mereka," ucap Mikael kembali menatap Bi Inah yang terdiam. "Bi jawab dong kenapa diam aja?!"

"Maaf Non."

"Maksud Bibi apa?"

Terdengar suara pintu terbuka, menampakkan seseorang yang memakai jas putih keluar. "Apa di sini ada keluarga pasien?"

"Saya Dok." kata Mikael menghampiri Dokter. "Gimana kondisi kedua orang tua saya Dok?"

Dokter tersebut menghelan nafas. "Kenapa Dokter menghelan nafas? Apa yang terjadi Dok, tolong kasih tau saya."

"Sayang." Dipta berdiri di samping Mikael, mengelus punggungnya supaya tenang.

"Maaf, kami sudah berusaha untuk menyelamatkan mereka, tapi Tuhan berkehendak lain kalau mereka harus pergi."

Deg!

Mikael tertawa remeh. "Dokter bercandakan? Mereka baik-baik aja kan? Jawab Dok!"

"Maaf kedua orang tua Anda sudah tidak dapat tertolong." ucap sang Dokter. Pergi meninggalkan Mikael.

Tubuhnya lemas, seakan dirinya yang di bunuh. "Sayang?"

"Mas, Mimih, Pipih mereka udah pergi ninggalin El?"

"El."

Mikael masuk keruangan itu dimana kedua orang tuanya berada. Detik itu juga hatinya tergores, melihat mereka yang sudah tertutup kain. Mikael menghampirinya di ikuti Inah dan Dipta.

PRADIPTA || RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang