DH-20. Perempuan Shaliha

142 19 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sifatnya taat, pemalu, sederhana, lemah lembut dan penuh santun. Dialah perempuan shaliha yang  saat ini cukup langka keberadaannya.

-Muhammad Ahsan Al-Fatih-

"Assalamu'alaikum warahmatullah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum warahmatullah ..."

"Assalamu'alaikum warahmatullah ..."

Usai mengucap salam, seorang pemuda menengadahkan tangannya lanjut berdoa. Mengasingkan diri dari keramaian di sekitar sekolah yang tengah mengadakan MPLS. Ia memilih melaksanakan shalat sunat dhuha empat rakaat di mushola. Menemui Rabb-Nya di kala jam pelajaran tidak efektif. Serta kebanyakan orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan bersenang-senang.

Tangan yang semula menengadah, diusapkan ke wajah sebagai tanda penutup do'a. Kemudian beralih memegang butir-butir tasbih. Tasbih yang sudah lama Ia temukan saat hendak mengambil air wudhu waktu itu.

Entah milik siapa? Ia tak tahu.

Ditanyakan pada orang sekitarpun tidak ada yang mengakui sebagai hak milik. Daripada dibiarkan, Ia menggunakan tasbih itu untuk berdzikir dengan niat semoga pahalanya mengalir pada si pemilik.

Membaca serangkaian tasbih, tahmid, takbir, dengan mata tertutup. Ia mencoba menautkan hatinya melantunkan puji-pujian pada Sang Maha Esa. Sembari merasakan kedahsyatan dari makna  ala bidzikrillahi tat ma'inul qulub. Hatinya benar-benar merasa damai saat ini.

"Assalamu'alaikum, San. Sekarang bisa-- oh, lagi dzikir ternyata. Ya udah sok terusin."

Imran mengurungkan niat untuk berbicara pada Ahsan. Dirinya hendak undur diri tetapi Ahsan yang sadar akan kedatangan seseorang, langsung bangkit kemudian menghampiri Imran yang kini tengah berdiri di dekat jendela.

Usai keduanya berhadapan Ahsan bertanya, "Gue udah beres. Ada perlu apa, Ron?"

"Biasa Pak ustadz, ada undangan buat ngisi tilawah di depan dedek emesh. Barangkali mau sekalian promosi diri, astaghfirullah ni mulut suka gagabah. Mau promosi ekskul rohis maksudnya." Imran meralat. Cengiran Ia tunjukkan saat lawan bicaranya memberi respon berupa gelengan kepala.

Cowok berseragam hitam putih rapi itu melanjutkan, "Lumayanlah buat nambah-nambah pahala bacain ayat suci Al-Quran di depan orang-orang. Bisa kan, Bro?"

"In syaa Allah. Kapan acaranya? Sekarang atau lima puluh tahun lagi?"

"Allahu akbar. Sekarang atuh, nunggu lima puluh tahun lagi mah keburu kita udah punya gelar almarhum."

Ahsan tertawa. "Optimis pendek umur gitu, Ron?"

"Astaghfirullah, mau pendek atau panjang yang penting umurnya barokah ajalah, San."

Dia Humaira ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang