DH-21. Dipertemukan Kembali

154 19 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Terkadang sesuatu yang tidak direncanakan oleh kita lebih cepat datangnya dari apa yang sempat terencana. Maka dari itu, takdir apapun yang Allah beri. Berusaha yakin dan berdo'alah agar apa yang sudah ditetapkan oleh-Nya akan selalu membawa kebaikan.

"Ul, kamu ngelihat mukena yang sebelumnya udah aku simpen di pojok sana, nggak?" tanya Aira menunjuk pada pojok bagian dalam mushola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ul, kamu ngelihat mukena yang sebelumnya udah aku simpen di pojok sana, nggak?" tanya Aira menunjuk pada pojok bagian dalam mushola.

Gadis itu baru selesai mengambil air wudhu dan hendak melaksanakan shalat dzuhur. Namun saat masuk ke mushola untuk memakai mukena yang sudah Ia pisahkan tadi sebelum wudhu, mukena itu kini raib entah ke mana?

Dan jika harus mengambil lagi di lemari mushola, semua stok mukena sudah habis terpakai.

Aira takut dirinya akan ketinggalan berjamaah kali ini. Mengingat pahala shalat berjamaah memiliki ganjaran yang luar biasa. Yakni mendapatkan pahala 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendirian yang hanya mendapatkan satu pahala.

Sembari menggunakan mukenanya. Aulia menoleh pada Aira yang nampak kebingungan. "Nggak, Ra. Emang kenapa gitu?"

"Mukena yang sempet aku pisahin tadi ilang. Apa aku lupa naro, ya?"

Aulia menggedik. "Maybe. Yang kayak gimana sih rupanya?"

"Warna putih, ada corak hitam di bagian rendanya, Ul."

"Warna putih, ada corak hitam di bagian renda?"

Aulia mengulang clue yang sempat Aira beri. Matanya menjelajah ke depan mencoba membantu Aira mencari tahu barang kali ada siswi lain yang tak sengaja memakai mukena yang sudah Aira pisahkan sebelumnya.

Sedikit berjinjit, Ia mencoba mencari di barisan paling depan. Sedang dirinya dan Aira berada di shaf paling belakang dan terhalang oleh shaf kedua yang sudah Ia pastikan di barisan itu tidak ada mukena yang sempat temannya itu pisahkan.

Hingga akhirnya mata gadis itu membola.

Dia menemukan apa yang Ia cari sekarang.

"Yang itu bukan, Ra?" Ia menunjuk seorang siswi kelas X yang tengah menggunakan bawahan mukena bookingan Aira di shaf paling depan.

Mata Aira mengikuti arah telunjuk Aulia. "Bener, Ul. Yang itu."

"Oke kalo gitu. Dari bajunya sih, udah ketebak kalo dia siswi yang lagi ngikut MPLS, ya, Ra? Sini biar gue aja yang teriakin buat balikin mukenanya."

Dia Humaira ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang