" Mark... oi Mark... bangun"
Taeyong menepuk pelan pipi adiknya itu pasalnya, subuh ini ia harus berangkat ke bandara, karena itu setidaknya ia harus pamit pada adiknya.
" Dek... kakak mau berangkat nih, bangun bentar aja...." Ucap Taeyong lagi
Mark mengerjapkan matanya, nafasnya memburu saat kesadarannya kembali. Ia pun menatap terkejut ketika melihat kakaknya itu yang tengah membangunkannya. Taeyong menatap heran adiknya itu pasalnya Mark langsung mendudukkan diri dan mengambil ponselnya.
" Dek lo kena-"
Taeyong tidak melanjutkan kalimatnya pasalnya Mark langsung melompat dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamar.
DUK DUK DUK
" Chan.... Haechan!"
Mark mengetuk pintu rumah Haechan berkali kali. Menggigit bibirnya kaku, lagi Mark kembali ke masa lalu untuk kedua kalinya. Mark kembali dengan gusar mengutuk pintu rumah Haechan, kemudian setelah beberapa saat, Mark bisa mendengar suara langkah kaki dari dalam.
" Astaga apaan sih Mark! masih subuh juga lo gedor gedor pintu gue ngapain!" Kesal Haechan sambil membuka pintu, mengomeli Mark dengan mata yang masih tertutup.
Mark menghela nafasnya panjang, menelan air ludahnya kasar ketika melihat Haechan yang tengah berdiri di depannya. Mark terduduk, menundukkan kepalanya dan menangis terisak.
" Mark....?"
Ucap Haechan bingung mendekati Mark yang menangis tersedu-sedu.
" Lo kenapa woi... Mark..."
Niat Haechan ingin menghibur tapi tangisan Mark menjadi jadi. Mark langsung memeluk Haechan dengan kuat, menenggelamkan wajahnya pada bahu Haechan.
" Terimakasih.... Tuhan... terimakasih..." Tangis Mark menjadi-jadi sedangkan Haechan hanya bisa bingung pasalnya Mark yang tiba-tiba menangis seperti itu.
" Mark....?" Panggil Haechan lagi pasalnya Mark memeluknya, tangisannya semakin pecah, tangannya pun setia mengelus pelan kepala Haechan seolah ia benar benar bersyukur bisa melihat dirinya saat ini.
Haechan mengalah, memilih diam membiarkan Mark yang menangis seperti itu. Haechan membalas pelukan Mark, menepuk-nepuk pelan pundaknya guna menangkan pria itu, walaupun Haechan tidak mengerti kenapa Mark selalu mengulang kata terimakasih dalam tangisannya.
Kali ini... gue ngga akan ngulangin kesalahan yang sama
Ucap Mark dalam hati, sambil mengeratkan pelukannya pada Haechan
~~~~~~~~~~
Mark menggigit bibirnya gugup, berjalan mondar mandir di depan pintu kamar mandi. Hari ini, adalah hari kematian Haechan saat itu. Mark sudah menjalani hari hari sebelumnya dengan mulus, ia tidak melakukan kesalahan apapun, mengingat setiap detail dan hari penting bagi Haechan.
Mark tidak tau berapa banyak kesempatan yang diberikan untuknya, karena itu Mark harus mencoba apapun yang bisa ia coba, dan Mark menduga, satu satunya cara membuat Haechan selamat hari ini adalah dengan menjauhkannya dengan sekolah, hanya saja ia bingung bagaimana caranya meminta Haechan untuk tidak masuk sekolah, meningat mereka sekarang adalah murid SMA di tahun terakhir dan Haechan adalan anak yang sangat patuh dengan pendidikan.
" Ngedate sama siapa lo? rapi bener...." Tanya Haechan heran pasalnya Mark pagi-pagi bukannya mengenakan seragamnya malah berpakaian seperti ia ingin pergi kencan.
" Bolos yok" Senyum Mark
Plak
Haechan menggeplak kepala Mark dengan kuat sedangkan Mark mengelus pelan kepalanya dan menatap Haechan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] What If....|| MarkHyuck
Fanfiction[Direvisi : Penambahan chapter dan plot ending] Apa yang akan terjadi... Ketika seseorang sudah ditakdirkan untuk bersama, ketika dua manusia sudah ditakdirkan untuk saling mencintai, tetapi dunia menolak. Mark & Haechan Tidak ada yang pernah meny...