16

910 95 9
                                    

Haechan tersenyum tipis menatap Mark yang menatap dirinya tidak senang. Minggu depan akan diadakan ujian kenaikan kelas dan tentu saja, mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh mengingat tahun depan mereka akan berada di tahun terakhir mereka di SMA.

Sudah dua minggu ini, setiap malam Haechan sengaja belajar di ruang tengah agar ia bisa belajar dengan fokus. Jika Haechan tetap belajar di kamar, Mark akan memeluknya dan terkadang tertidur karena menemani Haechan belajar dan jujur, itu membuat fokus Haechan buyar. Bagaimana tidak, ia seperti menggendong bayi beruang besar saat menulis di meja belajarnya. Karena itu Haechan memilih belajar di luar, karena Mark tidak akan berani menyentuhnya.

Karena hal itu pula, Baekhyun memaksa Mark juga ikut belajar di ruang tengah, memaksanya belajar dengan sungguh-sungguh dan jujur itu membuat Mark tidak senang, jika belajar adalah hal yang paling menyenangkan untuk Haechan lakukan, maka bagi Mark belajar adalah hal yang paling benci untuk ia lakukan. Mark merebahkan kepalanya malas pada buku belajarnya, Haechan melirik jam dinding, saat ini pukul 10 malam, wajar saja Mark sudah lelah karena biasanya di jam-jam segini Mark sudah tertidur di pundaknya.

" Lo ngantuk?" Tanyanya dan Mark mengangguk lemah

" Yaudah sana tidur.... Gue masih mau belajar"

Mark menggelengkan kepalanya, Haechan tentu tau kenapa pria itu tidak mau ke kamarnya. Jika sebagian orang tidak bisa tidur tanpa memeluk guling, maka Mark juga tidak bisa tidur tanpa memeluk Haechan.

" Gue masih lama Mark.... Ini soal soalnya masih banyak.. Sana lo tidur! Gue ngga mau ya.. Gotong lo nanti kalau lo ketiduran... bodo gue tinggalin disini..." Ucap Haechan santai masih terfokus dengan buku soalnya.

Mark mendecak kesal, menatap Haechan yang benar benar kalut dengan buku pelajarannya. Semenjak Haechan yang belajar diluar, semenjak itu pula Mark sering tidur lebih awal dan tentu saja, tanpa memeluk pria itu. Jujur saja Mark sudah sangat rindu, moment dimana ia yang perlahan terlelap di pundak Haechan, dengan Haechan yang mengusap pelan rambutnya dan terkadang menyanyikannya lagu pengantar tidur. Tapi apa yang bisa Mark perbuat, jika Haechan menempati posisi paling atas di hatinya, maka di hati Haechan pendidikan dan pelajar lebih tinggi derajatnya di hatinya dari pada dirinya.

" Yaudah!"

Kesal Mark dan langsung meninggalkan ruang tengah. Haechan sedikit terlonjak kaget ketika mendengar suara pintu yang tertutup sedikit dibanting.

" Ck... bucin banget sih!"

Kesal Haechan menghela nafas panjang dan menutup bukunya. Jika Mark sangat bucin pada Haechan, maka Haechan sama bucinnya dengan Mark, mana bisa Haechan membiarkan pacarnya itu yang merajuk karena tidak bisa memeluknya. Haechan menahan senyumannya kala membuka pintu kamar mereka dan mendapati Mark yang belum tidur. Melihat Haechan yang masuk kamar, buru-buru Mark membalikkan badannya dan berpura-pura tidur.

" Yah... udah tidur... gue tidur di atas aja deh.." Ucap Haechan pelan kala mendekati tempat tidur mereka.

Tapi sedetik kemudian Mark langsung menarik tubuh Haechan dan membawanya dalam pelukannya.

" Ngapain peluk peluk.. Kan tadi marah sama gue..." Senyum Haechan masih memunggungi Mark sedangkan Mark menenggelamkan wajahnya pada pundak Haechan.

" Kebanting tadi..."

" Yaudah... kan lo marah sama gue.. Gue mau tidur di atas Mark.. disini sempit"

Tempat tidur Mark ini adalah model Bunk Bed karena sedari dulu ia sekamar dengan kakaknya. Tapi karena mereka yang berpacaran dan Mark yang tidak bisa tidur tanpa guling berjalannya itu, tentu saja mereka berdua tidur di kasur yang sama.

[Complete] What If....|| MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang