Mark termenung duduk di taman rumah sakit, sudah tiga hari ia dirawat, tubuhnya sudah baik baik saja, tapi ibunya itu meminta agar Mark masih dirawat, karena ibunya takut ia masih sakit. Secara fisik, Mark bisa mengatakan dia baik baik saja, tapi mentalnya? Mark tidak yakin dia masih waras saat ini.
Haechan setiap hari menunggunya di rumah sakit, masih menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya, Mark pun hanya bisa menjelaskan ia mendapat mimpi yang sangat aneh, menjelaskan bahwa Haechan akan mati karena bersamanya, Mark belum sanggup, untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Haechan.
" Hallo, anak muda, nenek boleh duduk di sini?" Seorang nenek nenek menginterupsi lamunannya, Mark tersenyum tipis, menyilahkan nenek itu untuk duduk. Dari pakaian yang dipakai oleh nenek itu, sepertinya ia juga seorang pasien.
" Ini, aku tadi membawanya lebih, makanlah..." Ucap nenek itu sambil memberikan Mark sebuah jeruk.
" Terimakasih nek..." Ucapnya lagi tersenyum tipis
Mark menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menatap langit sendu. Ia tidak tau, kenapa ia masih terjebak di dunia ini, apakah hidupnya akan berakhir seperti ini? Membusuk di dalam lingkaran setan ini?
" Bagaimana permainannya? Apa menyenangkan?"
Tanya nenek itu tiba-tiba, Mark menelan air ludahnya kasar, tiba tiba saja dia merinding, seolah ada yang suatu energi besar yang menekan dan mengintimidasinya. Nafasnya memburu, menatap nenek itu takut, sedangkan nenek itu masih tersenyum ramah.
" Tidak mengingat ku?" Tanyanya.
Mark mengerutkan keningnya, memang tidak begitu banyak orang yang hadir dalam kehidupannya, tapi ia benar benar tidak mengingat siapa nenek itu.
CLICK
Mark tersentak, ketika nenek itu menjentikkan tangannya ke depan wajahnya, tubuhnya seolah ditarik mundur menuju dasar bumi. Mark pun membuka matanya perlahan, ketika mendengar suara tawa anak anak.
" Itu....."
Cicitnya pelan ketika melihat seorang anak kecil yang tengah berlari menuju taman, Mark mengenal tubuh anak itu, rambut halus coklat itu, Mark mengenalnya.
"Hey awas!" Ucap Mark karena anak itu yang berlari cepat dan hampir tersandung, tapi sayangnya anak itu sudah terjatuh.
BRUK
" Dia tidak bisa melihat dan mendengarmu...." Ucap nenek itu menahan Mark kala ingin membantu anak itu yang sudah menangis tersungkur di tanah .
" Huaaaa huhuhu...hiks....hiks.... Mama....." Tangisnya, Mark hanya bisa menggigit bibirnya gugup, tidak tega melihat pria kecil itu menangis.
" Kau itu bodoh atau bagaimana sih!" Teriak anak kecil lainnya.
Mark mengalihkan pandangannya, menatap ke sumber suara, itu dirinya.
" Sudah ku bilang jangan berlari!" Ucap Mark kecil sambil membantu Haechan bangun, menepuk-nepuk pelan tubuh pria kecil itu, membersihkan debu yang menempel di bajunya.
Haechan meredakan isak tangisnya, mengusap air matanya, menatap temannya itu kesal.
" Lihat! Lututmu luka lagi! Kau bisa berjalan?" Tanya Mark kecil sedikit khawatir dan Haechan kecil hanya menggelengkan kepalanya
" Naiklah! Sebagai gantinya, pinjamkan aku konsol game mu" Ucap *Mark* sambil berjongkok, menyilahkan *Haechan* untuk naik ke punggungnya.
" Ayo kita main mobil mobilan" Ucap *Haechan* semangat setelah naik ke punggung *Mark.*
" Huh? Hey! Sakit ! Rambutku!" Kesal *Mark* karena *Haechan* yang menarik rambutnya, kemudian menggerakkannya layaknya stir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] What If....|| MarkHyuck
Fanfiction[Direvisi : Penambahan chapter dan plot ending] Apa yang akan terjadi... Ketika seseorang sudah ditakdirkan untuk bersama, ketika dua manusia sudah ditakdirkan untuk saling mencintai, tetapi dunia menolak. Mark & Haechan Tidak ada yang pernah meny...