25

911 94 12
                                    

Bruk

Mark menghela nafasnya kesal ketika seseorang menabraknya, membuat minuman yang sedari tadi ia pedang tumpah dan mengenai seragam sekolahnya.

" Kalau jalan tu lia-"

Mark menghentikan ucapannya dan menghela nafas kasar ketika berbalik dan melihat siapa orang yang menabraknya.

" Sorry, abisnya lo jalannya pelan banget" Senyum Donghyuck miring sambil menepuk pelan pundak Mark hendak membersihkan noda di seragam pria itu.

Mark hanya bisa menatap pria itu kesal, menepis tangan Donghyuck dan meninggalkannya sendiri. Donghyuck tersenyum menang, tentu saja ia sengaja menabrakkan dirinya pada Mark, tujuan hidupnya satu tahun ini adalah untuk menjahili dan membawa mimpi buruk pada Mark.



" Akh!"

Mark tersungkur pasalnya seseorang menungkai kakinya kala ia masuk ke dalam kelas. Dengan cepat ia bangun dan menatap Donghyuck dengan kesal.

" Kaki gue dari tadi disini kok... makanya kalau jalan mata dipake" Senyum Donghyuck cerah,

Mark tau senyuman itu paslu dan malah mengejeknya. Mark ingin sekali setidaknya melayangkan satu pukulannya pada Donghyuck, tapi ia tidak bisa. Donghyuck itu pangeran sekolah, jangankan murid murid, semua guru tunduk padanya, sehingga jika Mark cari gara gara pada pria itu, tentu saja Donghyuck tetap dibela. Sambil menghela nafas panjang, Mark berjalan ke mejanya dengan kesal, mengabaikan Donghyuck yang meneriaki namanya.



" Arrgh! Sialan!"

Maki Mark kesal pasalnya saat ia menghidupkan motornya di parkiran, ia menyadari ban depan motornya itu kempes, sehingga ia tidak bisa menaiki motornya itu.

TIN

Mark menolehkan kepalanya ketika mendengar bunyi klakson, rahangnya pun menegang dan kepalan tangannya menguat, melihat siapa pria yang menghampirinya itu.

" Semangat jalan kaki....." Senyumnya cerah menampakkan gigi putihnya, tersenyum lebar sambil terkekeh, mengedipkan matanya pada Mark dan setelah itu melajukan motornya dengan cepat.

" LEE DONGHYUCK!!!" Teriak Mark kesal dan Mark masih bisa mendengar suara tawa Donghyuck yang begitu keras padahal jarak motornya dengan parkiran sudah cukup jauh.

Mark merebahkan kepalanya pada meja, padahal baru 3 bulan berjalan semenjak tahun ajaran baru, tapi rasanya seperti 3 abad. Padahal saat ia pindah ke sekolah ini, kehidupan SMA sangat tenang dan menyenangkan, tapi semenjak manusia bernama Donghyuck itu muncul dalam hidupnya, semuanya berubah. Mark tidak mengerti, setiap kali dia bertemu dengan Donghyuck, pria itu selalu mengusilinya, mencari masalah dengannya, disetiap kesempatan, pria itu selalu mengusilinya. Mark bisa saja melaporkan Donghyuck dengan kasus pembullyan, tapi pasti laporannya diabaikan, karena mana mungkin seorang teladan seperti Donghyuck melakukan hal tercela seperti itu.

Mark memang menjauhi Donghyuck, karena sejak pertama kali mereka bertemu itu, setiap malam Mark memimpikan Donghyuck yang jatuh dari atap sekolah, Mark tidak tau apa arti mimpi itu, apakah Donghyuck dalam bahaya, atau hadirnya dirinya dalam hidup Donghyuck membahayakan Donghyuck. Karena itu Mark menjaga jarak dengan Donghyuck, tapi sepertinya mimpi itu membawa arti bahwa Donghyuck adalah ancaman dan bahaya baginya, karena semenjak mereka yang satu kelas, hidupnya selalu diusik dan diganggu oleh Donghyuck.

" Hai...." Senyum Donghyuck duduk di samping meja Mark

Hari ini, kelasnya mengadakan pergantian tempat duduk, para siswa duduk sesuai dengan nomor yang diambil secara acak dari dalam kotak, dan Mark mendapat nomor terakhir, yang artinya ia duduk di bangku paling belakang di paling ujung dekat jendela, tempat pertama kali ia duduki saat masuk ke dalam kelas ini, dan sebenarnya ini tempat yang paling ia senangi. Tapi sayangnya saat itu Mark terpaksa mengganti tempat duduknya, karena ia tidak ingin duduk bersebelahan dengan Donghyuck.Tapi siapa sangka, kini Donghyuck kembali duduk bersebelahan dengannya.

" Jeno, gue boleh nukar-"

" Ngga ada tukar tukar tempat ya gais! Kalau minta nukar satu, malah nukar semua, tujuan gue nge roling tempat duduk biar kalian ngga milih milih dan semua bisa ngerasain duduk di depan ato belakang biar adil" Potong Jeno, ketua kelas.

" Pffft...." Donghyuck menutup mulutnya dan menahan tawanya melihat ekspresi kecewa dari Mark.

" Arrghh..." Kesalnya merebahkan kepalanya pada meja, menutup kepalanya dengan jaketnya sedangkan Donghyuck tertawa puas.

Ide untuk melakukan pergantian tempat duduk adalah ide Donghyuck, karena ia ingin duduk dengan Mark, tapi meminta pindah tiba tiba tentu saja itu terlalu jelas. Beruntung Jeno menyetujui dan meminta Donghyuck untuk membantunya menyiapkan nomor-nomor itu. Donghyuck sudah mempersiapkan dua nomor yang ia tempel di bagian atas box itu, kemudian saat Mark mengambil nomornya, Donghyuck berpura-pura kesal karena Mark yang terlalu lama memilih, dan mengambilkan nomor untuk Mark, yang mana kertas yang sudah ia persiapkan itu.

~~~~~~~~~

Mark melirik Donghyuck yang duduk disampingnya, sedari tadi pria itu sibuk mengerjakan soal soal yang ada di bukunya.

" Kalian denger ngga sih, Orang tua Donghyuck cerai...kasian yaa..."
" Gue denger ngga ada yang mau ngambil hak asuh dia... bokap gue kan kerja di pengadilan "
" Padahal Donghyuck baik gitu, tapi kok orang tuanya ngga ada yang mau bawa dia ya "
" Yah, baik di depan kita, di belakang? Ngga ada yang tau kan, orang tuanya aja ngga mau nerima dia, siapa tau ada yang dia tutupi dari kita "
" Apa Donghyuck anak haram? Atau anak pungut? Karena dia udah remaja, udah lepas tanggung jawab kan, makanya mereka buang dia? "

Mark menghela nafasnya panjang, beberapa hari yang lalu, ini sudah menjadi omongan satu sekolah. Orang tua Donghyuck yang bercerai. Sebenarnya tidak ada yang salah dari itu, hanya saja, tersebar berita bahwa baik ayah ataupun ibu Donghyuck tidak ingin mengambil hak asuhnya.

Mark kembali melirik Donghyuck, sedari tadi pria itu hanya menunduk, telinganya pun ia sumbat dengan earphonenya, tapi Mark sadar sedari tadi, tangannya tidak menggerakkan pulpennya sedikit pun. Mark dengan cepat memalingkan pandangannya, dengan gugup kembali mengalihkan pandangannya ke buku komiknya kala Donghyuck berdiri dan keluar dari kelas.

Dia... mendengarnya.

Ucap Mark sendu dalam hati, melihat punggung Donghyuck yang entah kenapa tidak terlihat tegap seperti biasa.

Mark akui Donghyuck memang terlihat jahat dan sering mengusilinya, tapi sebenarnya, Donghyuck tidaklah sejahat itu. Seperti hari itu, saat Mark lupa membawa buku tugasnya, dan sedikit panik saat pak guru menanyakan apakah ada tugas yang harus dikumpul hari itu, Donghyuck langsung berdiri dan mengatakan tidak ada tugas yang harus dikumpul. Lalu saat Donghyuck dengan sengaja mengempeskan ban motornya, dan Mark yang terpaksa mendorong motornya sampai ke bengkel, Donghyuck tiba tiba menghampirinya, menelpon bengkel langganannya untuk membawa motornya, kemudian mengantarkannya pulang. Lalu pernah juga saat itu, Mark sengaja melewatkan makan siangnya karena ia sedang menabung ingin membeli komik favoritnya yang mengeluarkan edisi terbatas dan harganya sangat mahal, tiba tiba saja Donghyuck selalu memberikan makan siangnya padanya, alasannya Donghyuck yang tidak menyukai makanan itu dan sayang jika dibuang.

Donghyuck memang sering mengusilinya, tapi Mark sadar, Donghyuck hanya ingin berteman dengannya. Mark sedikit tidak enak karena selalu menghindari Donghyuck karena mimpi itu.

Yaah... lagi pula itu cuma mimpi.

[Complete] What If....|| MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang