17

886 89 42
                                    

Waktu terus berlalu dan Mark benar benar bahagia dengan kehidupannya, hingga ia lupa hari ini adalah hari dimana Haechan saat itu meregang nyawanya.

" Chan nanti lo ada rapat osis ya... itu lama ngga?" Tanya Mark setelah mereka sampai di parkiran sekolah

" Lumayan sih... duluan aja....kan lo mau latihan basket sama anak SMA sebelah.Nanti gue langsung balik rumah aja"

" Ngga mau nyusulin gue kesana?" Ucap Mark sambil memanyunkan bibirnya

" Ngga ...blee" Ucap Haechan sambil mencibirkan lidahnya dan sukses membuat Mark kecewa.

Haechan terkekeh, menatap sekitar, beruntung saat ini parkiran sedang kosong, dan segera Haechan mencuri kecupan singkat di bibir Mark.

" Iya nanti gue susul kesana" Senyum Haechan.

" Haechan lagi di sekolah!" Bisik Mark kesal

" Ngga ada orang"

Senyum Haechan kembali mengecup singkat bibir Mark dan berlari secepat kilat meninggalkan Mark.

Mark tersenyum tipis sambil berjalan menuju kelas, semakin hari Haechan semakin menggemaskan dimatanya.Walaupun Haechan sering kali menggodanya dan menjahilinya seperti itu, tapi jujur Mark masih suka salah tingkah saat Haechan menggodanya Entah kenapa, seolah dunia bersamanya, hari harinya bersama Haechan semakin hari semakin menyenangkan, seolah tidak ada badai yang mengganggu.

" Tu anak ngapain dah..." Ucap Mark yang melihat Haechan hanya terdiam berdiri di depan kelasnya.

" Kenapa lo ber-"

Mark tidak melanjutkan kalimatnya kala sampai di depan pintu kelasnya, pasalnya teman-teman kelasnya langsung bersorak mengejek dan melempari mereka. Mark pun baru menyadari di papan tulis, tertulis tulisan Mark & Haechan Pasangan Gay lengkap dengan tulisan tulisan yang menghina dan melecehkan mereka berdua. Mark dengan cepat berdiri di depan Haechan, menyembunyikan Haechan di balik tubuhnya, membiarkan punggungnya menjadi tameng kala mereka berdua yang di lempari. Mark bisa merasakan tubuh Haechan yang bergetar ketakutan.

Mark kemudian terdiam, ia baru sadar, ini bukanlah dunianya, ini bukanlah dunia aslinya, ia masih bermain di lingkaran setan itu, dan Mark baru sadar, hari ini adalah hari dimana Haechan saat itu mengakhiri hidupnya.

" Hey... its oke.... We'll be fine"

Ucap Mark, menggenggam tangan Haechan dan menarik Haechan pergi dari sana.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Mark membuka matanya, dan tersenyum tipis ketika masih menemukan Haechan tertidur dalam dekapannya. Mark mengecek ponselnya, waktu terus berputar dan ini sudah satu minggu lamanya semenjak hari terkutuk itu.

Gue berhasil? Udah satu minggu sejak kematian Haechan.

Semuanya udah selesai kan?

Gue bisa ngejalanin hidup sama Haechan kan?

Gue ngga bakal balik lagi ke 6 bulan yang lalu kan?

Ini bener bener berakhir kan?

Ucap Mark dalam hati masih sedikit takut, dengan apa yang akan terjadi kedepannya.

" Morning..." Ucap Mark kala Haechan membuka matanya perlahan, Haechan hanya mengangguk dan kembali melesakkan kepalanya pada tubuh Mark, mencari posisi nyaman hendak menyambung tidurnya. Mark terkekeh, kembali mengecup pelan pucuk kepala Haechan dan ikut kembali menutup mata.

" Mark..."

" Hmm?"

" Kita bakal baik baik aja?"

Mark membuka matanya, menelan air ludahnya kasar, menatap Haechan penuh arti. Mark tidak bisa menjamin apakah mereka akan baik baik saja, karena faktanya mereka tidak akan diterima. Tapi Mark bisa menjamin, ia akan melindungi dan menjaga Haechan. Mark pun tersenyum sendu, ketika menatap Haechan yang sudah menitikkan air matanya.

[Complete] What If....|| MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang