19

957 103 23
                                    

Mark membuka matanya perlahan, ia bisa merasakan bau obat-obatan, dan ia sadar ia sedang di rumah sakit.

Apa sudah berakhir.....?

Cicit Mark dalam hati berusaha mengumpulkan kesadarannya. Setelah beberapa kali helaan nafas, Mark mendudukkan dirinya, walaupun sedikit bingung tidak ada gips ataupun perban di tubuh maupun kepalanya.

Apa gue koma bertahun tahun ya?

Cicit Mark lagi dalam hatinya, ia pun hendak mencari ponselnya, tapi ia terkejut melihat Haechan yang tengah tertidur di samping ranjangnya.

" Hae-Haechan!?"

Tanya Mark panik... karena pergerakan dan suara Mark, Haechan tersentak.

" Lo udah sadar Mark?"

" Lo...Lo kok ada di sini?" Tanya Mark panik dan takut bahkan ia sedikit menggeser tubuhnya.

" Iya soalnya bunda lo kan mesti buka toko, sedangkan ayah lo ngantor.... Makanya gue yang jaga"

Mark menelan air ludahnya kasar, ia pikir ia sudah kembali ke waktu yang sebenarnya, tapi ternyata Mark masih terjebak di pengulangan waktu ini.

" Se... Sekarang tanggal berapa?" Tanya Mark takut takut

" 4 Juli... lo pingsan 2 hari Mark....."

Mark meronggoh bajunya, berusaha mencari ponselnya, Haechan yang mengerti memberikan ponselnya pada Mark.

" Gue kemarin mau bawain hp lo, tapi kayaknya itu hp lo lempar terus pecah...lo mau liat apa?"

Mark dengan cepat merebut ponsel Haechan, melihat tanggal hari ini dan Haechan benar, kemudian tentang ponselnya, yang artinya Mark masih terjebak. Air mata Mark kembali mengalir. Ia pun menangis sejadi jadinya, memukul-mukul kuat dadanya karena jujur Mark ingin mati saat ini, ia tidak akan sanggup lagi jika harus menemukan mayat Haechan.

" Mark! lo kenapa? Mark!" Haechan menahan tangan Mark dan Mark semakin memberontak menggelengkan kepalanya ribut.

Haechan yang kehilangan akal membawa pria itu ke dekapannya. Haechan hanya diam tidak mengatakan apa apa, saat Mark memberontak mencoba melepaskan diri dari Haechan, tapi Haechan semakin menguatkan pelukannya.

Perlahan Mark bisa mendengarkan deru nafas Haechan, bisa merasakan debaran jantung Haechan. Mark terdiam, ia pun berhenti memberontak, tangisannya tadi yang berteriak dan penuh emosi kini lebih tenang. Mark menangis terisak, memeluk Haechan lebih kuat. Sungguh Mark saat ini tidak sanggup lagi, Mark tidak bisa lagi menunggu kematian Haechan.Setelah Mark mulai tenang, Haechan menghela nafas lega, mengelus pelan punggung Mark dan membiarkan pria itu menangis sejadi jadinya.

~~~~~~~~

Mark tersenyum tipis, menerima satu gelas air yang Haechan berikan dan menenggaknya. Sedangkan Haechan masih menatap temannya itu khawatir, pasalnya Mark menangis hampir satu jam lamanya

" Mark..."

" Hhmm?"

" Jujur sama gue.. Lo kenapa? Lo lagi ada masalah kan?"

Mark terdiam, menundukkan kepalanya memainkan jari jarinya kaku.

" Dokter bilang, lo kaya gitu karna panik dan trauma... lo kenapa ? Kemarin-kemarin lo baik baik aja.... "

Mark tersenyum tipis dan menggeleng pelan

" Gue baik baik aja kok...."

" Mark gue ngga bodoh... lo mau bunuh diri... lo teriak kepanikan kaya gitu... lo sampe demam tinggi ... jujur sama gue... kenapa?"

[Complete] What If....|| MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang