25

115 10 1
                                    

Argi menatap Krystal yang sedang menyesap matcha latte favoritenya. Mereka sedang berada di ruang pribadi cafe Argi. Tadinya Argi ingin mengajak Krystal jalan-jalan, tapi alih-alih ingin kesana kesini, Krystal lebih memilih duduk bersantai di ruang pribadi cafe Argi. Bahkan kekasih Argi tersebut menyuruh dirinya untuk mengecek semua berkas yang akan dibawanya nanti ke luar negeri.

"Klee.." ujar Argi menatap Krystal yang juga sibuk dengan laptopnya.

Krystal mengangkat alisnya "kenapa?" tanyanya kembali fokus pada laptopnya.

Argi beranjak dari meja kerjanya, menuju sofa tempat dimana Krystal duduk.

"Harusnya kita kan jalan-jalan, kenapa kita jadi pada sibuk kerja gini" ujar Argi menyenderkan kepalanya dibahu Krystal.

Krystal melepas kaca mata bacanya, lalu mengusap surai lebat Argi dan ikut bersandar pada sandaran sofa "kamu harus berangkat subuh buta, kalau kita jalan-jalan yang ada kamu kecapean. Untung kita ga jadi jalan, mendadak ada proposal yang harus kamu revisi kan ternyata" balas Krystal.

"Kamu gapapa aku tinggal beberapa hari?" tanya Argi.

Krystal memutar bola matanya malas, rasanya kekasihnya ini sudah menanyakan hal yang sama sebanyak delapan kali. "Ar, aku gapapa. Lagian kan besok aku juga mulai kerja" balas Krystal.

"Kamu udah mulai kerja? Kok cepet banget? Emangnya udah kuat?" tanya Argi beruntun.

"Udah.." balas Krystal singkat, ia kembali memasang kaca mata bacanya saat menerima email masuk. Dan ia kembali sibuk dengan laptopnya.

Sementara Argi mendengus sebal, saat Krystal tiba-tiba duduk tegap. Membuat dirinya hampir terjerembab.

Krystal menoleh kesilas, menatap wajah sang kekasih yang sedang merengut "maaf ya" ujar Krystal dengan senyum manisnya.

Argi pun berdiri dari duduknya, berjalan menuji meja kerjanya dan ikut sibuk dengan pekerjaannya. Hingga tanpa sadar, Argi hampir menghabiskan setengah hari untuk bekerja. Krystal bahkan sampai tertidur. Padahal Argi mengira kekasihnya itu masih sibuk dengan laptopnya.

Argi berjalan menuju sofa, ia pun mengusap rambut Krystal sehingga membuat sang empunya terbangun.

"Aku bangunin kamu ya?" ujar Argi tersenyum manis.

Krystal membalas senyum Argi dengan senyum mempesonanya "kamu udah kelar?" ujar Krystal bertanya balik.

Argi hanya mengangguk, seraya mengelus wajah Krystal. Ditatapnya wajah cantik kekasihnya itu puas-puas sebelum nanti tidak bisa bertemu dengan Krystal.

Merasa dirinya diperhatikan, Krystal merasa kikuk "kenapa? Aku ada belek?" tanya Krystal membersihkan sudut dalam matanya.

Argi terkekeh pelan, diciumnya pelipis Krystal gemas "aku lagi puas-puasin ngeliat kamu. Nanti selama di Sydney ga ketemu. Takut kangen berat" ujar Argi menarik kepala Krystal untuk bersandar dibahunya.

Krystal memutar bola mata malas "zaman udah canggih Ar. Kita bisa video call. Kamu jangan lebay deh" ujar Krystal.

"Emang kamu ga bakalan kangen sama aku nanti?" tanya Argi.

"Ya kangen" jawab Krystal.

"Seandainya kalau aku ga ada kabar gimana?" ujar Argi kembali bertanya.

Krystal duduk dengan tegap, mencoba menerawang "ya paling aku kira kamu sibuk, atau kecopetan, kecelaakan, ya paling naas meninggal dunia" jawab Krystal enteng.

Argi terbelalak mendengar ucapan kekasihnya itu, ia kembali menarik kepala Krystal untuk bersandar di bahunya "kok kamu mikirnya gitu" ujar Argi mencubit gemas hidung mancung Krystal.

My Cold BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang