18

452 32 1
                                    

Setelah pertemuan dirumah keluarga Krystal, Argi dan Krystal belum ada bertemu lagi. Ini hari keseminggu mereka tidak bertemu, entah sama sama sibuk atau salah satu dari mereka tengah menghindar.

Saat Argi dan Farhan pulang dari rumahnya, Krystal melihat perubahan muka Argi menjadi lebih datar. Bahkan saat berpamitan ia hanya melempar senyum tipis, malamnya Krystal mencoba menghubunginya namun tak ada jawaban, esoknya Argi hanya memberi tau lewat pesan kalau ia sibuk dan tak sempat mengangkat telpon dari Krystal. Ia bingung dengan perubahan sikap Argi secara mendadak seperti ini.

"Plis Klee, gue gaa suka lo uring uringan gini" ujar Rasty yang tengah membaca majalah. Meski tak memperhatikan, namun ia merasa Krystal tengah gusar karna posisi tidurnya selalu ia ubah ubah.

Krystal pun terduduk dan menatap Rasty sebal, ia belum bercertia tentang Argi yang datang kerumah bersama ayahnya dan Argi yang tengah mendiaminya.

"Ras.." ujar Krystal.

Rasty hanya melirik Krystal dan kembali membaca majalahnya tanpa menyaut.

"Ras.." ulang Krystal sebal.

Rasty menutup majalahnya sebal dan menatap Krystal tajam "apa" cetusnya.

"Argi kayanya lagi menghidar dari gue deh" ujar Krystal.

Rasty mengerutkan keningnya, yang ia tau hubungan Krystal dan Argi baik baik saja setelah insiden diam diaman waktu itu.

"Maksud lo?" tanya Rasty.

Krystal pun menghela napasnya dan menceritakan tentang kedatangan Argi bersama ayahnya sampai perubahan sikap Argi setelah pulang dari rumahnya.

"Jadi dia sama sekali gaa ngabarin lo dan gaa ngerespon pesan dan telpon dari lo" tanya Rasty setelah mendengarkan cerita Krystal.

Krystal mengangguk seraya merengut.

"Possitif thingking ajaa, kali aja dia emang beneran sibuk.. Lo tau kan, cafe yang dia punya gaa satu aja" jelas Rasty mencoba menghibur.

"Gue kangen tau Ras.." ujar Krystal dengan helaan napas panjang.

"Yaa kabarin, ato lo temuin lah" balas Rasty.

Krystal semakin merengut, ia sudah coba mengabari kekasihnya tersebut namun pesan yang ia kirim hanya dibalas singkat itu pun lama atau kadang hanya dibaca tanpa dibalas. Krystal pun sebenarnya sudah pernah mencari Argi ke cafenya namun ia tak menemukannya, kata para team disana sudah beberapa hari Argi tidak ke cafe, kalau pun ada itu juga hanya mampir sebentar.

-

Argi berdiri tegap dengan tangan yang dimasukkan delam saku celana menatap pusat kota dari ketinggian gedung, tatapannya tajam seperti ada sesuatu yang menantang tatapannya. Ia tak berhenti menghela napasnya, memikirkan kekasih yang sudah dua minggu ini tidak ia temui, ia kabari bahkan rasanya ia tengah menghidar.

Kata kata ayah Krystal dua minggu yang lalu selalu terngiang  ngiang dipikirannya.

"Saya tidak masalah kalau kamu mendekati anak saya.. Tapi kamu tau kan anak saya berasal dari keluarga yang seperti apa?? Dia pun berkarier seperti apaa?? Dan maaf, profesimu seperti apaa??"  Ujar Thomas.

Argi terdiam, dan menjawab namun ia tetap mendengarkan.

"Mungkin terkesannya saya egois, dan mungkin juga kamu menilai saya matre?? Itu hak mu, saya tidak masalah. Satu hal Argi, yang harus kamu ketahui. Krystal anak saya dari dia lahir sampai dewasa ia sama sekali tidak pernah merasakan kekurangan sekecil apa pun. Jadi Ar, pesan saya jika kamu masih ingin melanjutkan hubungan dengan anak saya apalagi untuk kejenjang yang lebih serius pastikan anak saya tidak pernah merasa kekurangan dari segi mana pun apalagi segi ekonomi"

My Cold BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang